Bila ditinjau dari segi yuridis, putusan bebas adalah putusan yang dinilai oleh hakim yang bersangkutan:
34
1. tidak memenuhi asas pembuktian menurut undang-undang secara negatif
Maksudnya adalah, bahwa pembuktian yang diperoleh dipersidangan tidak cukup membuktikan kesalahan terdakwa dan sekaligus kesalahan terdakwa
yang tidak cukup itu tidak diyakini oleh hakim. 2.
Tidak memenuhi asas batas minimum pembuktian Bahwa kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa hanya didukung oleh
satu alat bukti saja, sedang menurut ketentuan Pasal 138 KUHAP, agar cukup membuktikan kesalahan seorang terdakwa harus dibuktikan dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah.
2. Putusan Lepas dari Segala Tuntutan Hukum
Dasar hukum dari putusan ini adalah Pasal 191 ayat 2 KUHAP yang berbunyi: “Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan
kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum.”
Dari bunyi pasal tersebut dapat diartikan bahwa putusan hakim berupa putusan lepas dari segala tuntutan hukum adalah putusan yang dijatuhkan kepada
terdakwa yang setelah melalui pemeriksaan di sidang pengadilan terdakwa terbukti, tetapi itu tidak merupakan suatutindak pidana.
Pada masa yang lalu putusan pelepasan dari segala tuntutan hukum disebut onslag van recht vervolging, yang sama maksudnya dengan Pasal 191 ayat
34
Ibid, hlm. 327
Universitas Sumatera Utara
2 KUHAP, yakni putusan pelepasan dari segala tuntutan hukum, berdasar kriteria:
35
1. apa yang didakwakan kepada terdakwa memang terbukti secara sah dan
meyakinkan; 2.
tetapi sekalipun terbukti, hakim berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan tidak merupakan tindak pidana.
Jadi hal yang menjadi landasan putusan pelepasan adalah berdasarkan fakta dan kenyataan yang ada, bahwa apa yang didakwakan dan yang terbukti
tersebut “tidak merupakan tindak pidana”, tetapi termasuk ruang lingkup hukum perdata atau hukum adat.
36
Namun menurut Agustina Wati Nainggolan dalam tesisnya berdasarkan hasil wawancara dengan Bripka Pol. Muhammad Faris Abadi, penyidik Sat
Narkoba Poltabes MS, pada 28 Januari 2009 menuliskan bahwa pelepasa dari segala tuntutan hukum dijatuhkan apabila terdapat hal-hal yang menghapuskan
pidana baik yang menyangkut perbuatannya sendir maupun yang menyangkut diri pelaku perbuatan itu, misalnya terdapat pada:
37
1. Pasal 44 KUHP, yaitu orang yang sakit jiwa, atau cacat jiwanya,
2. Pasal 48 KUHP tentang keadaan memaksa overmacht,
3. Pasal 49 KUHP tentang membela diri noodweer,
35
Ibid
36
Ibid
37
Agustina Wati Nainggolan, Op. Cit. hlm. 66-67
Universitas Sumatera Utara
4. Pasal 50 KUHP, yakni melakukan perbuatan untuk menjalankan peraturan
undang-undang, 5.
Pasal 51 KUHP melakukan perintah yang diberikan oleh atasan yang sah. Hal-hal yang menghapuskan pidana yang terdapat pada pasal-pasal
tersebut dikatakan sebagai hal yang bersifat umum.Disamping itu terdapat pula hal-hal yang menghapus pidana secara khusus seperti yang diatur dalam Pasal 166
dan 310 ayat 3 KUHP.
38
3. Putusan Pemidanaan