Dampak Perubahan Teknologi Terhadap Fungsi Produksi Efisiensi Penggunaan Input

30 Dengan memperhatikan Gambar 5 dapat dilihat bahwa pada region I dan region III dikatakan region yang irrasional . Pada region 1 dikatakan irrational karena penggunaan input masih rendah dan juga outputnya masih rendah . Sebagai akibatnya kegiatan usaha tersebut tidak ekonomis. Pada kondisi ini sebetulnya penggunaan input masih bisa ditingkatkan sampai dengan average product mencapai titik maksimum yaitu pada perbatasan antara region I dan region II. Pada region III juga dikatakan irrasional karena dengan penggunaan ataupun penambahan input, total output TP yang diperoleh justru semakin menurun bahkan marginal product MP negatif atau lebih kecil dari null. Dengan kondisi ini maka perlu adanya pengaturan kembali, pada penggunaan input berapa bisa dicapai penambahan output MP yang tetap positip atau Total product yang terus meningkat. Kondisi bisa dicapai pada region II dimana region lebih dikenal dengan region rasional. Artinya pada region ini dapat dikatakan region yang ekonomis, karena dengan pengaturan tertentu bisa dicapai product ataupun profit maximum.

7. Dampak Perubahan Teknologi Terhadap Fungsi Produksi

Perubahan teknologi mempunyai peranan penting dalam proses produksi pertanian. Diantaranya : a. Teknologi baru yang dapat mengurangi biaya produksi. b. Teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 31 c. Teknologi baru yang punya peran ganda disamping mengurangi biaya juga sekaligus meningkatkan produktivitas. Sebagai contoh dapat dibuat ilustrasi sebagai berikut: lihat Gambar 5. Varietas B baru dianggap lebih baik lebih efisien daripada varietas A lama Pada varietas A penggunaan ouput optimum dicapai pada saat input mencapai 70 Kg sedangkan pada pada varietas B output optimum dicapai pada saat input mencapai 90 Kg. Jika pengusaha disuruh memilih diantara 2 varietas tersebut maka keputusannya akan memilih varietas B. Alasannya varietas B lebih produknya lebih tinggi disamping itu juga secara teknis lebih efisien dan profitable.

8. Efisiensi Penggunaan Input

Pengertian efisensi bersifat relatif. Pada dasarnya menyangkut rasio antara penggunaan input dengan output yang dihasilkan. Dalam pengertian SL-PTT SEBELUM SL-PTT Gambar 5. Dampak Perubahan Teknologi SL-PTT Terhadap Perubahan Fungsi Produksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 32 ini usaha dikatakan efisien apabila output input. Untuk mengetahui dimana posisi input yang ideal untuk memperoleh tingkat efisiensi tertingi pada dapat dilakukan dengan dua pendekatan yakni: a. Hubungan input-out fisik melalui fungsi produksi – Efisiensi teknis b. Rasio harga input-output Efisiensi hargaekonomis Dengan efisensi ekonomis ini maka usaha dikatakan efisien atau input mencapai optimum apabila tambahan biaya sama dengan tambahan penerimaan. Jadi prinsip maksimasi profit adalah jika : ∆ Y. Py = ∆ X. Px atau ∆ Y = Px Py ∆ X Dimana Px dan Py = harga input dan output sedangkan ∆ Y = marginal product ∆ X Dengan mengetahui Px Py yang biasanya dinyatakan sebagai garis harga maka suatu usaha dikatakan menguntungkan jika tambahan nilai output selalu lebih besar dari setiap tambahan nilai input atau dengan rumus jika : ∆ Y. Py ∆ X. Px , Keuntungan ini akan berhenti pada posisi ∆ Y. Py = ∆ X. Px Pada posisi ini garis harga akan menyinggung total poduct. Secara lebih jelas contoh aplikasinya dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 33 Jika harga pupuk nitrogen Rp 5.000 Kg dan harga jagung Rp 100.000,-Kw dan garis harga Price ratio = 0.05 maka profit maksimum dicapai pada saat penggunaan input optimum 150 Kg hektar atau antara 140 -160 Kg. Kondisi ini terjadi pada region II dimana marginal product dan average product positif namun decreasing. Juga marginal product sama dengan PyPx. Namun demikian dalam realitanya banyak diantara petani yang tetap menggunakan penggunaan input yang minimum daripada penggunaan input yang optimum. Ada beberapa alasan diantaranya: a. Kekurang tahuan mengenai prinsip hubungan input-output. Bahkan kadang kala input yang digunakan berlebihan sehingga keuntungan yang dicapai justru menurun b. Adanya ketidakpastian seperti resiko karena perubahan harga saat panen harga rendah maupun produk yang diperoleh menurun karena serangan hamapenyakit curah hujan yang berakibat keuntungan maksimum tidak tercapai. GAMBAR 6 Profit Maximum dari Penggunaan Input Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 34 c. Keterbatasan kemampuan dalam penyediaan input maupun ketrampilan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas yang akhirnya keuntungan yang diperoleh juga berkurang.

2.5. Konsep Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPTT

Dokumen yang terkait

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

1 80 95

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA KEDALEMAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

0 4 198

KAJIAN PENDAPATAN DAN MOTIVASI PETANI PESERTA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADA USAHATANI SEMANGKA DI KABUPATEN BANYUWANGI

2 12 19

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (SL-PTT) PADI SAWAH DI PEKON SIDOREJO KECAMATAN SUMBER REJO KABUPATEN TANGGAMUS

2 15 227

PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI PADI ORGANIK PESERTA SL-PTT (SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU) DAN NON PESERTA SL-PTT DI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU

0 30 125

Adopsi Inovasi PTT pada Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

0 1 19

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

0 0 20

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

0 0 11

EVALUASI PETANI PESERTA PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI DI KABUPATEN NGAWI

0 0 20