Bahan Pengawet yang Tidak Aman dan Dampak terhadap kesehatan

makanan berturut-turut adalah sari buah 400; sari buah pekat 2100; squash 800; sirup 800; minuman bersoda 400.

2.6. Bahan Pengawet yang Tidak Aman dan Dampak terhadap kesehatan

a. Natamysin Bahan yang kerap digunakan pada produk daging dan keju ini, bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit. b. Kalium Asetat Makanan yang asam umumnya ditambahi bahan pengawet ini. Padahal bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal. c. Butil Hidroksi Anisol BHA Biasanya terdapat pada daging babi dan sosisnya, minyak sayur, shortening, keripik kentang, pizza, dan teh instan. Bahan pengawet jenis ini diduga bisa menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker Praputranto, 2009 d. Asam borat boric acid Asam Borat H3BO3 adalah senyawa berwarna putih, tidak berbau dan terdapat dalam berbagai bentuk baik berbentuk kristal, granular, dan bubuk. Asam Borat banyak digunakan untuk industri gelas, keramik, elektronik, farmasi dan fotografi. Efek negatif Boraks pada kesehatan manusia adalah terjadinya akumulasi penumpukan pada otak, hati dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, Universitas Sumatera Utara kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian. e. Asam Salisilat dan garamnya salicylic acid dan its salt Asam salisilat memiliki rumus kimia C 7 H 6 O 3 .Penggunaan asam salisialt dalam pangan ditambahkan sebagi aroma penguat rasa.Komposisi asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5 C 7 H 6 O 3 f. Dulsin dulcin ,berbentuk hablur ringan tak berwarna, atau serbuk berwarna putih dengan rasa agak manis dan tajam, biasanya tak berawarna tetapi serbuknya mengiritasi hidung. Dulsin atau dulcin juga dikenal dengan nama perdagangan sucrol, valsin merupakan senyawa p-etoxiphenil-urea,p-phenetilurea atau p- phenetolkarbamida dengan rumus C 9 H 12 N 2 O 2 g. Kalium klorat potassium chlorate . Dulsin dalam bahan pangan digunakan sebagi pengganti sukrosa bagi orang yang perlu diet karena dulsin tidak memiliki nilai gizi. Potasium klorat atau kalium klorat yang memiliki rumus kimia KCL seperti bahan klorat lain adalah bahan oksidator umum yang ditemui di laboratorium kimia. Bahan ini merupakan oksidator yang relatif kuat. Kalium klorat diproduksi dalam skala besar untuk industri kembang api korek api, peledak, dan antiseptik. h. Kloramfenikol chloramphenicol Universitas Sumatera Utara Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman. Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, dan sakit kepala. i. Nitrofurazon nitrofurazone Nitrofurazon memiliki sifat, berwarna kuning muda, berasa pahit, terukur pada panjang gelombang maksimum 375 nm. Larut sangat baik dalm air dengan perbandingan 1:4200 dan larutan dalam alkohol dengan perbandingan 1: 590, dalam propylene glycol dengan perbandingan 1:350.Dapat larut dalam larutan alkalin dengan menunjukkan warna jingga terang.Tidak larut dalam eter. Memiliki pH larutan jenuh 6 – 6,5. pemberian secara oral dapat menyebabkan skin lessison pada kulit serta infeksi pada kandung kemih. j. Formalin formaldehyde Formalin merupakan gas formaldehid yang tersedia dalam bentuk larutan 40 40 gas formaldehid dalam air . Bahan ini dengan mudah dapat diperolah di toko kimia dengan nama dagang formol, formalin, atau mikrobisida dengan rumus molekul CH 2 O. Formalin bisa berbentuk cairan jernih, tidak berwarna, dan berbau menusuk, uapnya merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan, dan rasa membakar, atau berbentuk tablet dengan berat masing masing 5 gram. Kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga meneyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat Universitas Sumatera Utara karsinogenik dan bersifat mutagenic, serta orang yang mengonsumsi akan muntah, diare bercampur darah, dan kematian yang disebabkan kegagalan dalam peredaran darah.

2.7. Sumber bahan pengawet