4.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat di lakukan untuk melihat hubungan antara kedua variabel independen dan dependen. Uji yang di lakukan dengan menggunakan uji Chi-Square
di mana hasil uji dikatakan bermakna apabila nilai p0,05. Hasil uji dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.6. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Formalin pada Bakso di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Denai
No Pengetahuan
Penggunaan Formalin Total
P OR
CI 95 Positif
Negatif n
n n
1 Rendah
18 75
6 25
24 100 0,016
6,600 1,62-26,8
2 Tinggi
5 31,3
11 68,8 16 100
Jumlah 23
57,5 17 42,5 40 100
Berdasarkan tabel 4.6 diatas ternyata ada 6 dari 24 responden atau 25 yang memiliki pengetahuan rendah yang tidak menggunakan formalin. Sedangkan diantara
pengetahuan baik ada 11 dari 16 responden yang tidak menggunakan formalin. Hasil uji Chi Square memberikan nilai p = 0,016 p=0,0160,05 ini berarti ada hubungan
antara pengetahuan dengan penggunaan formalin. Dari hasil uji statistik terlihat bahwa nilai OR 6,6 95 CI 1,62-26,8 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tidak baik mempunyai peluang 6,6 kali untuk menggunakan formalin dengan rentang antara 1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Boraks pada Bakso di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Denai
No Pengetahuan
Penggunaan Boraks Total
P OR
CI 95 Positif
Negatif n
n n
1 Rendah
17 70,8
7 29,2 24 100
0,032 5,343
1,35- 21,14
2 Tinggi
5 31,3
11 68,8 16 100
Jumlah 22
55,0 18 45,0 40 100
Berdasarkan tabel 4.7 diatas ternyata ada 7 dari 24 responden atau 29,2 yang memiliki pengetahuan rendah yang tidak menggunakan boraks. Sedangkan
diantara pengetahuan tinggi ada 11 dari 16 responden yang tidak menggunakan boraks. Hasil uji Chi Square memberikan nilai p = 0,032 p=0,0320,05 ini berarti
ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan boraks. Dari hasil uji statistik terlihat bahwa nilai OR 5,34 95 CI 1,35-21,14 artinya responden yang memiliki
pengetahuan rendah mempunyai peluang 5,3 kali untuk menggunakan boraks dengan rentang antara 1,35 sampai 21,14.
Tabel 4.8. Hubungan Motif Ekonomi dengan Penggunaan Formalin pada Bakso di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Denai
Universitas Sumatera Utara
No Motif
Ekonomi
Penggunaan Formalin P
OR CI 95
Positif Negatif
Total n
n n
1 Tidak baik
19 73,1
7 26,9 26 100
0,017 6,78
1,59- 28,86
2 Baik
4 28,6
10 71,4 14 100
Jumlah 23
57,5 17 42,5 40 100
Berdasarkan tabel 4.8 diatas ternyata ada 7 dari 26 responden atau 26,9 yang mempunyai motif ekonomi tidak baik yang tidak menggunakan formalin.
Sedangkan diantara motif ekonomi baik ada 10 dari 14 responden yang tidak menggunakan formalin. Hasil uji Chi Square memberikan nilai p =0,017
p=0,0170,05, ini berarti ada hubungan antara motif ekonomi dengan penggunaan formalin. Dari hasil uji statistik terlihat bahwa nilai OR 6,8 95 CI 1,59-28,6
artinya responden yang memiliki motif ekonomi tidak baik mempunyai 6,8 kali untuk menggunakan formalin dengan rentang antara 1,59 sampai 28,6.
Tabel 4.9. Hubungan Motif Ekonomi dengan Penggunaan Boraks pada Bakso di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Denai
No Motif
Ekonomi Penggunaan Boraks
P OR
CI 95 Positif
Negatif Total
n n
n
1 Tidak baik
18 69,2
8 30,8 26 100
0,033 5,62
1,35- 2
Baik 4
28,6 10 71,4 14 100
Universitas Sumatera Utara
23,45
Jumlah 22
55,0 18 45,0 40 100
Berdasarkan tabel 4.9 diatas ternyata ada 8 dari 26 responden atau 30,8 yang mempunyai motif ekonomi tidak baik yang tidak menggunakan boraks.
Sedangkan diantara motif ekonomi baik ada 10 dari 14 responden yang tidak menggunakan boraks. Hasil uji Chi Square memberikan nilai p =0,033
p=0,0330,05, ini berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan boraks. Dari hasil uji statistik terlihat bahwa nilai OR 5,62 95 CI 1,35-23,45
artinya responden yang memiliki motif ekonomi tidak baik mempunyai 5,62 kali
untuk menggunakan boraks dengan rentang antara 1,35 sampai 23,45.
4.5. Analisis Multivariat 4.5.1. Uji Regresi Logistik