seseorang dengan pendidikan tinggi akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi
juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal, seperti penyuluhan. Dalam penelitian ini berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa umumnya pedagang
bakso belum pernah mendapatkan penyuluhan secara khusus mengenai formalin dan boraks oleh dinas kesehatan ataupun instansi lain yang terkait, sehingga kebanyakan
pedagang tidak mengetahui bahaya dari bahan berbahaya tersebut jika digunakan dalam makanan, bahkan tidak jarang dari mereka yang sama sekali tidak tahu bahwa
formalin dan bleng sebenarnya tidak diperbolehkan ditambahkan dalam makanan. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa pedagang yang memiliki
pengetahuan yang tinggi masih saja menggunakan formalin dan boraks dalam bakso. Pada saat wawancara, pedagang mengakui tidak pernah menambahkan formalin dan
boraks. Setelah wawancara yang mendalam, peneliti menemukan bahwa pedagang menggunakan bahan tambahan pangan yang dijual bebas di pasaran dan memiliki ijin
edar. Setelah peneliti menguji di laboratorium, ternyata ditemukan bahwa bahan tambahan pangan yang biasa mereka gunakan dalam bakso ternyata mengandung
formalin dan boraks gambar terlampir.
5.2. Pengaruh Motif Ekonomi terhadap Penggunaan Formalin dan Boraks
dalam Bakso
Universitas Sumatera Utara
Motif ekonomi dalam penelitian ini adalah penggunaan formalin dan boraks dalam bakso oleh pedagang dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang besar.
Hasil statistik dengan uji chi square ada hubungan antara motif ekonomi dengan penggunaan formalin dengan nilai p=0,0170,05. Hasil analisis multivariat
menunjukkan bahwa responden yang memiliki motif ekonomi tidak baik berpeluang 3,51 kali terhadap penggunaan formalin dibandingkan dengan responden yang
memiliki motif ekonomi baik. Hasil uji Chi-Square juga menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan
dengan penggunaan boraks dengan nilai p=0,0330,05. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang memiliki motif ekonomi tidak baik berpeluang
3,1 kali terhadap penggunaan boraks dibandingkan dengan responden yang memiliki motif ekonomi baik.
Menurut Davis 1985 motif dimengerti sebagai ungkapan kebutuhan seseorang, karenanya motif bersifat pribadi dan internal. Menurut Davis kebutuhan
individu memyebabkan keinginan dan keinginan ini menimbulkan motivasi yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan. Hampir semua perilaku sadar
mempunyai motivasi atau sebab. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang memberikan hasil bahwa ada pengaruh motivasi yaitu motif ekonomi terhadap
penggunaan formalin dan boraks oleh pedagang bakso. Dari hasil wawancara dengan responden, diketahui bahwa umumnya pedagang bakso menggunakan formalin dan
boraks dalam bakso adalah untuk mendapatkan keuntungan besar.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dikarenakan dengan penggunaan formalin pedagang tidak perlu membuat bakso setiap hari, dan jikalau ada bakso yang tidak habis terjual pedagang
masih dapat menjualnya kembali untuk 3 hari berikutnya. Hal ini sangat menguntungkan pedagang, karena dengan demikian tidak ada bakso yang terbuang
walaupun sudah berhari-hari karena bakso tersebut tidak basi ataupun berbau. Selain itu, pedagang juga merasa diuntungkan dengan adanya boraks, karena mereka dapat
menghemat biaya untuk membeli bahan-bahan untuk membuat bakso seperti daging sapi.
Berdasarkan hasil wawancara, untuk mendapatkan bakso yang kempal diperlukan daging sapi dan tepung dengan perbandingan 1 : 1, dengan kata lain untuk
1 kg tepung diperlukan 1 kg daging, tetapi dengan adanya boraks yang membantu mengenyalkan maka pedagang dapat menghemat daging sapi yang ditambahkan,
dengan demikian mereka lebih mendapatkan untung yang lebih banyak. Hal ini terlihat dari hasil penelitian bahwa dari 26 responden yang memiliki motivasi
yang tidak baik, 19 responden menggunakan formalin, dan 18 responden menggunakan boraks.
Menurut Apridar 2004 tindakan ekonomi adalah usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan.
Menurut Case 2008, semua kegiatan ekonomi manusia harus berdasar pada prinsip ekonomi. Berikut ini ada beberapa pengertian prinsip ekonomi pada umumnya
:
Universitas Sumatera Utara
1. Prinsip ekonomi adalah dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk
mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. 2.
Prinsip ekonomi adalah dengan pengorbanan yang kita keluarkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan diharapkan.
3. Prinsip ekonomi adalah berusaha dengan alat yang tersedia untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Pada hasil penelitian terlihat bahwa 14 responden yang memiliki motif
ekonomi yang baik, ternyata ada 4 responden yang masih menggunakan formalin dan boraks pada bakso. Ini membuktikan bahwa setiap pedagang memiliki motif
ekonomi, yang membedakannya adalah ada motif ekonomi yang baik, dan ada motif ekonomi yang tidak baik, dimana pedagang hanya mementingkan keuntungan besar
dibandingkan bahaya dari penggunaan formalin dan boraks pada bakso. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dilapangan dimana pedagang menyatakan bahwa dengan
penggunaan formalin dan boraks mereka mendapatkan keuntungan, dalam hal ini efisiensi bahan baku dan dapat memperpanjang daya tahan bakso. Pedagang memiliki
motivasi yang tinggi untuk menambah bahan pengawet pada barang dagangannya agar dapat tahan dalam beberapa hari, dengan begitu si pedagang menghemat modal
dan tidak mengolah bakso setiap hari. Dari uraian tersebut dapat peneliti analisis bahwa sesuai dengan teori yang telah dikemukakan diatas menurut Apridar 2004
dan Case 2008 tentang prinsip ekonomi.
5.3. Kebijakan Pencegahan Peredaran Formalin dan Boraks