Jenis-jenis Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan

material dan kreditor atas pinjaman jangka pendek lainnya serta kreditor jangka panjang akan berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan memperhatikan likuiditas perusahaan. Bagi kreditor jangka panjang disamping likuiditas juga memperhatikan struktur modal perusahaan dan kemampuan perusahaan operasional untuk memenuhi pelunasan pokok pinjaman dan beban bunga. Tentu sangat berbeda juga dengan pemegang saham yang sangat berkepentingan pada tingkat pengembalian saham biasa sebagai bagian laba untuk pemilik modal dan rasio- rasio penilaian pasar yang menunjukkan sejauh mana para investor di pasar menilai kinerja perusahaan. Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Masing-masing jenis rasio yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang diinginkan.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas Likuidity Ratio Menurut Sjahrial dan Purba 2013:37, “Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek utang lancar pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar”. Semakin tinggi rasio ini adalah semakin baik artinya aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang disebut likuid. Akan tetapi terlalu tinggi rasio ini juga tidak baik, karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancar dengan efektif. Rasio likuiditas antara lain: 1 Rasio Lancar Current Ratio Menurut Kasmir 2010:111, “Rasio lancar current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Current Ratio = ������� ����� ������� ����������� Adapun cara perhitungan current ratio dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini: Tabel 3.4 PT. Gudang Garam Tbk Current Ratio Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Aktiva Lancar Rp. Juta Hutang Lancar Rp. Juta Rasio 2010 22.908.293 8.481.933 270,08 2011 30.381.754 13.534.319 224,48 2012 29.954.021 13.802.317 217,02 2013 34.604.461 20.094.580 172,21 2014 38.532.600 23.783.134 162,02 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan aktiva lancar. Namun mengalami penurunan pada tahun 2010 karena jumlah aktiva lancarnya meningkat, dan pada tahun 2012 sampai 2014 jumlah hutang lancar pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan. 2 Rasio Cepat Quick Ratio Menurut Kasmir 2010:111, “Rasio cepat quick ratio atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar utang jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan inventory”. Quick Ratio = ������� ����� − �������� � ������� ����������� Adapun cara perhitungan quick ratio dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini: Tabel 3.5 PT. Gudang Garam Tbk Quick Ratio Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Aktiva Lancar Rp. Juta Persediaan Rp. Juta Hutang Lancar Rp. Juta Rasio 2010 22.908.293 20.174.168 8.481.933 32,23 2011 30.381.754 28.020.017 13.534.319 17,45 2012 29.954.021 26.649.777 13.802.317 23,94 2013 34.604.461 30.241.368 20.094.580 21,71 2014 38.532.600 34.739.327 23.783.134 15,95 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk sanggup untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Namun sempat menurun pada tahun 2011, 2013, dan 2014. Hal ini disebabkan karena jumlah hutang lancar pada tahun-tahun tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. 3 Rasio Kas Cash Ratio Menurut Kasmir 2010:111, “Rasio kas cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Cash Ratio = ���ℎ+���������� ���������� ������� ����������� Adapun cara perhitungan cash ratio dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini: Tabel 3.6 PT. Gudang Garam Tbk Cash Ratio Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Kas Rp. Juta Surat Berharga Hutang Lancar Rp. Juta Rasio 2010 1.249.249 8.481.933 14,73 2011 1.094.895 13.534.319 8,09 2012 1.285.799 13.802.317 9,32 2013 1.404.108 20.094.580 6,99 2014 1.588.110 23.783.134 6,68 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan kas. Sama seperti quick ratio, pada cash ratio juga mengalami penurunan di tahun 2011, 2013, dan 2014 disebabkan karena jumlah hutang lancar pada tahun-tahun tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. b. Rasio Solvabilitas Leverage Menurut Sjahrial dan Purba 2013:37, “Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi”. Semakin kecil rasio ini adalah semakin baik terkecuali rasio kelipatan bunga yang dihasilkan karena kewajiban jangka panjang lebih sedikit dari modal dan atau aktiva. Dan juga kewajiban jangka panjang yang besar memiliki konsekuensi beban bunga yang besar pula. Rasio solvabilitas antara lain: 1 Debt to Assets Ratio Debt Ratio Menurut Kasmir 2010:112, “Debt to assets ratio atau debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva”. Debt Ratio = Total ����������� Total ����� Adapun cara perhitungan debt ratio dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini: Tabel 3.7 PT. Gudang Garam Tbk Debt Ratio Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Kewajiban Rp. Juta Aktiva Rp. Juta Rasio 2010 9.421.403 30.741.679 30,65 2011 14.537.777 39.088.705 37,19 2012 14.903.612 41.509.325 35,90 2013 21.353.980 50.770.251 42,06 2014 24.991.880 58.220.600 42,93 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa tidak sampai 50 jumlah aktiva pada PT. Gudang Garam Tbk yang dibiayai dengan hutang ataupun modal yang berasal dari kreditur. Hal ini berarti PT. Gudang Garam Tbk tidak sepenuhnya bergantung pada hutang ataupun kreditur dalam menjalankan usahanya. 2 Debt to Equity Ratio Menurut Kasmir 2010:112, “Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas”. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Debt to Equity Ratio = Total �������� ��� Total ������ Adapun cara perhitungan debt to equity ratio dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini: Tabel 3.8 PT. Gudang Garam Tbk Debt to Equity Ratio Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Kewajiban Rp. Juta Ekuitas Rp. Juta Rasio 2010 9.421.403 21.197.162 44,45 2011 14.537.777 24.550.928 59,21 2012 14.903.612 26.605.713 56,02 2013 21.353.980 29.416.271 72,59 2014 24.991.880 33.228.720 75,21 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk memenuhi seluruh kewajiban dengan modal sendiri. 3 Long Term Debt to Equity Ratio Menurut Kasmir 2010:112, “Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Long Term Debt to Equity Ratio = ���� ���� ���� ������ Adapun cara perhitungan long term debt to equity ratio dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini: Tabel 3.9 PT. Gudang Garam Tbk Long Term Debt to Equity Ratio Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Kewajiban Jangka Panjang Rp. Juta Ekuitas Rp. Juta Rasio 2010 939.470 21.197.162 4,43 2011 1.003.458 24.550.928 4,09 2012 1.101.295 26.605.713 4,14 2013 1.259.400 29.416.271 4,28 2014 1.208.746 33.228.720 3,64 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa setiap tahunnya PT. Gudang Garam Tbk mampu menjamin hutang jangka panjangnya dengan menggunakan modal sendiri. 4 Time Interest Earned Menurut Weston dalam Kasmir 2010:112, “Time interest earned merupakan rasio untuk mencari perolehan bunga”. Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio. Time Interest Earned = E.B.I.T Biaya Bunga �������� Adapun cara perhitungan time interest earned dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini: Tabel 3.10 PT. Gudang Garam Tbk Time Interest Earned Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Laba Usaha Rp. Juta Beban Bunga Rp. Juta Rasio 2010 5.857.861 238.285 24,58 kali 2011 6.867.973 253.002 27,15 kali 2012 6.025.681 495.035 12,17 kali 2013 6.691.722 755.518 8,86 kali 2014 8.577.656 1.371.811 6,25 kali Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.10 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk memenuhi beban bunga setiap tahunnya. Namun pada tahun 2012, 2013, dan 2014 mengalami penurunan karena beban bunga pada tahun-tahun tersebut mengalami kenaikan. c. Rasio Aktivitas Activity Ratio Menurut Sjahrial dan Purba 2013:37, “Rasio aktivitas activity ratio menggambarkan kemampuan perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam memperoleh penghasilan melalui penjualan”. Mengenai rasio aktivitas tidak semata-mata mengukur tinggi rendahnya rasio yang dihitung untuk mengetahui baik atau tidaknya keuangan perusahaan. Hal ini dipahami karena rasio aktivitas untuk mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditentukan. Rasio aktivitas antara lain: 1 Perputaran Piutang Receivable Turnover Menurut Kasmir 2010:113, “Perputaran piutang receivable turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode”. Makin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan makin baik. Receivable Turnover = ����� ������� ���������� Adapun cara perhitungan receivable turnover dapat dilihat pada Tabel 3.11 di bawah ini: Tabel 3.11 PT. Gudang Garam Tbk Receivable Turnover Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Penjualan Rp. Juta Piutang Usaha Rp. Juta Rasio 2010 37.691.997 915.004 41,19 kali 2011 41.884.352 923.522 45,35 kali 2012 49.028.696 1.382.539 35,46 kali 2013 55.436.954 2.196.086 25,24 kali 2014 65.185.850 1.532.275 42,54 kali Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.11 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu menagih piutang setiap tahunnya. Namun mengalami penurunan pada tahun 2012 dan 2013 karena jumlah piutang usaha mengalami kenaikan. 2 Perputaran Persediaan Inventory Turnover Menurut Kasmir 2010:114, “Perputaran persediaan inventory turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan inventory ini berputar dalam suatu periode”. Inventory Turnover = ���� �� ���� ���� ��������� Adapun cara perhitungan inventory turnover dapat dilihat pada Tabel 3.12 d di bawah ini: Tabel 3.12 PT. Gudang Garam Tbk Inventory Turnover Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Beban Pokok Penjualan Rp. Juta Persediaan Rp. Juta Rasio 2010 28.826.410 20.174.168 1,43 kali 2011 31.754.984 28.020.017 1,13 kali 2012 39.843.974 26.649.777 1,50 kali 2013 44.563.096 30.241.368 1,47 kali 2014 51.806.284 34.739.327 1,49 kali Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.12 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk cukup efisien dalam mengelola persediaan barang dagangan setiap tahunnya. 3 Perputaran Modal Kerja Working Capital Tunrover Menurut Kasmir 2010:114, “Perputaran modal kerja working capital turnover merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu”. Working Capital Turnover = ����� Total ������ Adapun cara perhitungan working capital turnover dapat dilihat pada Tabel 3.13 di bawah ini: Tabel 3.13 PT. Gudang Garam Tbk Working Capital Turnover Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Penjualan Rp. Juta Modal Kerja Rp. Juta Rasio 2010 37.691.997 21.197.162 1,78 kali 2011 41.884.352 24.550.928 1,71 kali 2012 49.028.696 26.605.713 1,84 kali 2013 55.436.954 29.416.271 1,88 kali 2014 65.185.850 33.228.720 1,96 kali Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.13 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam cukup efektif dalam mengelola modal kerja setiap tahunnya. 4 Perputaran Aktiva Tetap Fixed Assets Turnover Menurut Kasmir 2010:114, “Perputaran aktiva tetap fixed assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode”. Fixed Assets Turnover = ����� ��� ����� ������ Adapun cara perhitungan fixed assets turnover dapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini: Tabel 3.14 PT. Gudang Garam Tbk Fixed Assets Turnover Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Penjualan Rp. Juta Aktiva Tetap Rp. Juta Rasio 2010 37.691.997 7.833.386 4,81 kali 2011 41.884.352 8.706.951 4,81 kali 2012 49.028.696 11.555.304 4,24 kali 2013 55.436.954 16.165.790 3,43 kali 2014 65.185.850 19.688.000 3,31 kali Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.14 dapat dilihat dana yang tertanam pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami tiga sampai empat kali setiap tahunnya. 5 Perputaran Aktiva Assets Turnover Menurut Kasmir 2010:114, “Perputaran aktiva assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan”. Assets Turnover = ����� Total ����� Adapun cara perhitungan assets turnover dapat dilihat pada Tabel 3.15 di bawah ini: Tabel 3.15 PT. Gudang Garam Tbk Assets Turnover Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Penjualan Rp. Juta Aktiva Rp. Juta Rasio 2010 37.691.997 30.741.679 1,23 kali 2011 41.884.352 39.088.705 1,07 kali 2012 49.028.696 41.509.325 1,18 kali 2013 55.436.954 50.770.251 1,09 kali 2014 65.185.850 58.220.600 1,12 kali Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.15 dapat dilihat bahwa perputaran aktiva pada PT. Gudang Garam Tbk adalah sebanyak lebih dari satu setiap tahunnya. d. Rasio Profitabilitas Menurut Kasmir 2010:115, “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Rasio profitabilitas antara lain: 1 Rasio Profit Profit Margin on Sales Menurut Kasmir 2010:115, “Rasio profit profit margin on sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan”. Profit Margin on Sales = ����� −���� �� ���� ���� ����� Adapun cara perhitungan profit margin on sales dapat dilihat pada Tabel 3.16 di bawah ini: Tabel 3.16 PT. Gudang Garam Tbk Profit Margin on Sales Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Penjualan-Beban Pokok Penjualan Rp. Juta Penjualan Rp. Juta Rasio 2010 8.865.587 37.691.997 23,52 2011 10.129.368 41.884.352 24,18 2012 9.184.722 49.028.696 18,73 2013 10.873.858 55.436.954 19,61 2014 13.379.566 65.185.850 20,53 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.16 dapat dilihat bahwa margin laba pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan di tahun 2012 dan 2014 karena penjualan dan beban pokok penjualan pada tahun tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. 2 Hasil Pengembalian Investasi Return on Investment ROI Menurut Kasmir 2010:115, “Hasil pengembalian investasi return on investment ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan”. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Return on Investment = ��� ������ Total ����� Adapun cara perhitungan return on investment dapat dilihat pada Tabel 3.17 di bawah ini: Tabel 3.17 PT. Gudang Garam Tbk Return on Investment Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Laba Bersih Rp. Juta Total Aktiva Rp. Juta Rasio 2010 4.146.282 30.741.679 13,49 2011 4.958.102 39.088.705 12,68 2012 4.068.711 41.509.325 9,80 2013 4.383.932 50.770.251 8,63 2014 5.395.293 58.220.600 9,27 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.17 dapat dilihat bahwa hasil jumlah aktiva yang digunakan PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya. 3 Hasil Pengembalian Ekuitas Return on Equity Menurut Kasmir 2010:115, “Hasil pengembalian ekuitas return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”. Makin tinggi rasio ini, makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya. Return on Equity = ��� ������ Total ������ Adapun cara perhitungan return on equity dapat dilihat pada Tabel 3.18 di bawah ini: Tabel 3.18 PT. Gudang Garam Tbk Return on Equity Periode 2010-2014 dalam jutaan rupiah Tahun Laba Bersih Rp. Juta Total Ekuitas Rp. Juta Rasio 2010 4.146.282 21.197.162 19,56 2011 4.958.102 24.550.928 20,20 2012 4.068.711 26.605.713 15,29 2013 4.383.932 29.416.271 14,90 2014 5.395.293 33.228.720 16,24 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 3.18 dapat dilihat bahwa laba bersih pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya karena ekuitas perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya. 49 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan yang sesuai dengan penelitian pada PT. Gudang Garam Tbk, yaitu sebagai berikut: 1. Dari ketiga komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi PT. Gudang Garam Tbk dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2. Dilihat dari persentase rasio Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio bahwa komposisi hutang cukup baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri ekuitas relatif aman meskipun mengalami sedikit penurunan ditahun 2012, namun mengalami kenaikan lagi di tahun-tahun berikutnya. Dan apabila dilihat dari rasio berikutnya yaitu, Long Term Debt to Equity Ratio dan Time Interest Earned yang menunjukkan kemampuan untuk menanggulangi beban perusahaan, terlihat angka-angka yang mengalami penurunan pada tahun-tahun tertentu. Dengan demikian PT. Gudang Garam Tbk cukup mampu dalam menanggulangi beban-bebannya seperti bunga, sewa, serta angsuran pokok pinjaman. 3. Dilihat dari rasio-rasio aktivitas, maka terlihat PT. Gudang Garam Tbk memiliki nilai rasio yang cukup bagus. Karena rasio-rasio tersebut mengalami. penurunan di tahun-tahun tertentu. Hal ini menandakan bahwa PT. Gudang Garam Tbk belum cukup efektif dalam dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya. 4. Rasio-rasio profitabilitas pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan dan penurunan di tahun-tahun tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam Tbk belum cukup mampu dalam mencari keuntungan ataupun perusahaan belum mampu menghasilkan laba dengan baik.

B. Saran

Dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada PT. Gudang Garam Tbk yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut: 1. Untuk tahun yang akan datang hendaknya PT. Gudang Garam Tbk mengurangi hutang lancar dan memperbesar kas, sehingga PT. Gudang Garam Tbk tidak terlalu bergantung pada hutang ataupun modal yang berasal dari kreditur karena dapat memperbesar jumlah kewajiban setiap tahunnya. 2. PT. Gudang Garam Tbk agar lebih efektif dalam menggunakan aktiva perusahaan. 3. PT. Gudang Garam Tbk agar lebih produktif dalam mengelola perusahaan untuk meningkatkan laba setiap tahunnya. 4. Untuk meningkatkan efektifitas dalam mengelola sumber dana yang dimiliki, perusahaan dapat menempatkan dana yang dimiliki ke dalam aktiva yang mempunyai produktifitas tinggi, agar dapat meningkatkan penjualan bersih.