material dan kreditor atas pinjaman jangka pendek lainnya serta kreditor jangka panjang akan berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan memperhatikan likuiditas perusahaan. Bagi kreditor jangka panjang disamping likuiditas juga memperhatikan
struktur modal perusahaan dan kemampuan perusahaan operasional untuk memenuhi pelunasan pokok pinjaman dan beban bunga. Tentu sangat berbeda
juga dengan pemegang saham yang sangat berkepentingan pada tingkat pengembalian saham biasa sebagai bagian laba untuk pemilik modal dan rasio-
rasio penilaian pasar yang menunjukkan sejauh mana para investor di pasar menilai kinerja perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Masing-masing jenis rasio
yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang diinginkan.
2. Jenis-jenis Rasio Keuangan
a. Rasio Likuiditas Likuidity Ratio
Menurut Sjahrial dan Purba 2013:37, “Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek utang lancar pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar”. Semakin tinggi rasio ini adalah semakin baik artinya aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang
disebut likuid. Akan tetapi terlalu tinggi rasio ini juga tidak baik, karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancar dengan efektif.
Rasio likuiditas antara lain:
1 Rasio Lancar Current Ratio
Menurut Kasmir 2010:111, “Rasio lancar current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan”. Current Ratio
=
������� ����� ������� �����������
Adapun cara perhitungan current ratio dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4 PT. Gudang Garam Tbk
Current Ratio Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Aktiva Lancar Rp. Juta
Hutang Lancar Rp. Juta
Rasio
2010 22.908.293
8.481.933 270,08
2011 30.381.754
13.534.319 224,48
2012 29.954.021
13.802.317 217,02
2013 34.604.461
20.094.580 172,21
2014 38.532.600
23.783.134 162,02
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan
aktiva lancar. Namun mengalami penurunan pada tahun 2010 karena jumlah aktiva lancarnya meningkat, dan pada tahun 2012 sampai 2014 jumlah hutang
lancar pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan.
2 Rasio Cepat Quick Ratio
Menurut Kasmir 2010:111, “Rasio cepat quick ratio atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar utang jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
inventory”. Quick Ratio
=
������� ����� − �������� � ������� �����������
Adapun cara perhitungan quick ratio dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.5 PT. Gudang Garam Tbk
Quick Ratio Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Aktiva Lancar Rp. Juta
Persediaan Rp. Juta
Hutang Lancar
Rp. Juta Rasio
2010 22.908.293
20.174.168 8.481.933
32,23 2011
30.381.754 28.020.017
13.534.319 17,45
2012 29.954.021
26.649.777 13.802.317
23,94 2013
34.604.461 30.241.368
20.094.580 21,71
2014 38.532.600
34.739.327 23.783.134
15,95
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk sanggup untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan
aktiva yang lebih likuid. Namun sempat menurun pada tahun 2011, 2013, dan 2014. Hal ini disebabkan karena jumlah hutang lancar pada tahun-tahun tersebut
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. 3
Rasio Kas Cash Ratio Menurut Kasmir 2010:111, “Rasio kas cash ratio merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Cash Ratio =
���ℎ+���������� ���������� ������� �����������
Adapun cara perhitungan cash ratio dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini:
Tabel 3.6 PT. Gudang Garam Tbk
Cash Ratio Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Kas Rp. Juta
Surat Berharga
Hutang Lancar Rp. Juta
Rasio
2010 1.249.249
8.481.933 14,73
2011 1.094.895
13.534.319 8,09
2012 1.285.799
13.802.317 9,32
2013 1.404.108
20.094.580 6,99
2014 1.588.110
23.783.134 6,68
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan
kas. Sama seperti quick ratio, pada cash ratio juga mengalami penurunan di tahun 2011, 2013, dan 2014 disebabkan karena jumlah hutang lancar pada tahun-tahun
tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
b. Rasio Solvabilitas Leverage
Menurut Sjahrial dan Purba 2013:37, “Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjang apabila perusahaan
dilikuidasi”. Semakin kecil rasio ini adalah semakin baik terkecuali rasio kelipatan bunga yang dihasilkan karena kewajiban jangka panjang lebih sedikit
dari modal dan atau aktiva. Dan juga kewajiban jangka panjang yang besar memiliki konsekuensi beban bunga yang besar pula.
Rasio solvabilitas antara lain: 1
Debt to Assets Ratio Debt Ratio Menurut Kasmir 2010:112, “Debt to assets ratio atau debt ratio
merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva”. Debt Ratio
=
Total �����������
Total �����
Adapun cara perhitungan debt ratio dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.7 PT. Gudang Garam Tbk
Debt Ratio Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Kewajiban Rp. Juta
Aktiva Rp. Juta
Rasio
2010 9.421.403
30.741.679 30,65
2011 14.537.777
39.088.705 37,19
2012 14.903.612
41.509.325 35,90
2013 21.353.980
50.770.251 42,06
2014 24.991.880
58.220.600 42,93
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa tidak sampai 50 jumlah aktiva pada PT. Gudang Garam Tbk yang dibiayai dengan hutang ataupun modal yang
berasal dari kreditur. Hal ini berarti PT. Gudang Garam Tbk tidak sepenuhnya bergantung pada hutang ataupun kreditur dalam menjalankan usahanya.
2 Debt to Equity Ratio
Menurut Kasmir 2010:112, “Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas”. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan.
Debt to Equity Ratio =
Total �������� ���
Total ������
Adapun cara perhitungan debt to equity ratio dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini:
Tabel 3.8 PT. Gudang Garam Tbk
Debt to Equity Ratio Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Kewajiban Rp. Juta
Ekuitas Rp. Juta
Rasio
2010 9.421.403
21.197.162 44,45
2011 14.537.777
24.550.928 59,21
2012 14.903.612
26.605.713 56,02
2013 21.353.980
29.416.271 72,59
2014 24.991.880
33.228.720 75,21
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk memenuhi seluruh kewajiban dengan modal sendiri.
3 Long Term Debt to Equity Ratio
Menurut Kasmir 2010:112, “Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Tujuannya adalah untuk
mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
Long Term Debt to Equity Ratio =
���� ���� ���� ������
Adapun cara perhitungan long term debt to equity ratio dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini:
Tabel 3.9 PT. Gudang Garam Tbk
Long Term Debt to Equity Ratio Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Kewajiban Jangka Panjang
Rp. Juta Ekuitas
Rp. Juta Rasio
2010 939.470
21.197.162 4,43
2011 1.003.458
24.550.928 4,09
2012 1.101.295
26.605.713 4,14
2013 1.259.400
29.416.271 4,28
2014 1.208.746
33.228.720 3,64
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa setiap tahunnya PT. Gudang Garam Tbk mampu menjamin hutang jangka panjangnya dengan menggunakan
modal sendiri.
4 Time Interest Earned
Menurut Weston dalam Kasmir 2010:112, “Time interest earned merupakan rasio untuk mencari perolehan bunga”. Rasio ini diartikan juga
kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio.
Time Interest Earned =
E.B.I.T Biaya Bunga
��������
Adapun cara perhitungan time interest earned dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini:
Tabel 3.10 PT. Gudang Garam Tbk
Time Interest Earned Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Laba Usaha Rp. Juta
Beban Bunga Rp. Juta
Rasio
2010 5.857.861
238.285 24,58 kali
2011 6.867.973
253.002 27,15 kali
2012 6.025.681
495.035 12,17 kali
2013 6.691.722
755.518 8,86 kali
2014 8.577.656
1.371.811 6,25 kali
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.10 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk memenuhi beban bunga setiap tahunnya. Namun pada tahun 2012,
2013, dan 2014 mengalami penurunan karena beban bunga pada tahun-tahun tersebut mengalami kenaikan.
c. Rasio Aktivitas Activity Ratio
Menurut Sjahrial dan Purba 2013:37, “Rasio aktivitas activity ratio menggambarkan kemampuan perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimiliki
dalam memperoleh penghasilan melalui penjualan”. Mengenai rasio aktivitas tidak semata-mata mengukur tinggi rendahnya rasio yang dihitung untuk
mengetahui baik atau tidaknya keuangan perusahaan. Hal ini dipahami karena rasio aktivitas untuk mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan
perusahaan untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditentukan. Rasio aktivitas antara lain:
1 Perputaran Piutang Receivable Turnover
Menurut Kasmir 2010:113, “Perputaran piutang receivable turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang
selama satu periode”. Makin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah bandingkan dengan rasio tahun
sebelumnya dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan makin baik. Receivable Turnover
=
����� ������� ����������
Adapun cara perhitungan receivable turnover dapat dilihat pada Tabel 3.11 di bawah ini:
Tabel 3.11 PT. Gudang Garam Tbk
Receivable Turnover Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Penjualan Rp. Juta
Piutang Usaha Rp. Juta
Rasio
2010 37.691.997
915.004 41,19 kali
2011 41.884.352
923.522 45,35 kali
2012 49.028.696
1.382.539 35,46 kali
2013 55.436.954
2.196.086 25,24 kali
2014 65.185.850
1.532.275 42,54 kali
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.11 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu menagih piutang setiap tahunnya. Namun mengalami penurunan pada
tahun 2012 dan 2013 karena jumlah piutang usaha mengalami kenaikan.
2 Perputaran Persediaan Inventory Turnover
Menurut Kasmir 2010:114, “Perputaran persediaan inventory turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam
dalam persediaan inventory ini berputar dalam suatu periode”. Inventory Turnover
=
���� �� ���� ���� ���������
Adapun cara perhitungan inventory turnover dapat dilihat pada Tabel 3.12 d
di bawah ini:
Tabel 3.12 PT. Gudang Garam Tbk
Inventory Turnover Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Beban Pokok Penjualan
Rp. Juta
Persediaan Rp. Juta
Rasio
2010 28.826.410
20.174.168 1,43 kali
2011 31.754.984
28.020.017 1,13 kali
2012 39.843.974
26.649.777 1,50 kali
2013 44.563.096
30.241.368 1,47 kali
2014 51.806.284
34.739.327 1,49 kali
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.12 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk cukup efisien dalam mengelola persediaan barang dagangan setiap tahunnya.
3 Perputaran Modal Kerja Working Capital Tunrover
Menurut Kasmir 2010:114, “Perputaran modal kerja working capital turnover merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan
modal kerja perusahaan selama periode tertentu”. Working Capital Turnover
=
����� Total
������
Adapun cara perhitungan working capital turnover dapat dilihat pada Tabel 3.13 di bawah ini:
Tabel 3.13 PT. Gudang Garam Tbk
Working Capital Turnover Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Penjualan Rp. Juta
Modal Kerja Rp. Juta
Rasio
2010 37.691.997
21.197.162 1,78 kali
2011 41.884.352
24.550.928 1,71 kali
2012 49.028.696
26.605.713 1,84 kali
2013 55.436.954
29.416.271 1,88 kali
2014 65.185.850
33.228.720 1,96 kali
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.13 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam cukup efektif dalam mengelola modal kerja setiap tahunnya.
4 Perputaran Aktiva Tetap Fixed Assets Turnover
Menurut Kasmir 2010:114, “Perputaran aktiva tetap fixed assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode”. Fixed Assets Turnover
=
����� ��� ����� ������
Adapun cara perhitungan fixed assets turnover dapat dilihat pada Tabel 3.14
di bawah ini:
Tabel 3.14 PT. Gudang Garam Tbk
Fixed Assets Turnover Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Penjualan Rp. Juta
Aktiva Tetap Rp. Juta
Rasio
2010 37.691.997
7.833.386 4,81 kali
2011 41.884.352
8.706.951 4,81 kali
2012 49.028.696
11.555.304 4,24 kali
2013 55.436.954
16.165.790 3,43 kali
2014 65.185.850
19.688.000 3,31 kali
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.14 dapat dilihat dana yang tertanam pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami tiga sampai empat kali setiap tahunnya.
5 Perputaran Aktiva Assets Turnover
Menurut Kasmir 2010:114, “Perputaran aktiva assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan”. Assets Turnover
=
����� Total
�����
Adapun cara perhitungan assets turnover dapat dilihat pada Tabel 3.15 di
bawah ini:
Tabel 3.15 PT. Gudang Garam Tbk
Assets Turnover Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Penjualan Rp. Juta
Aktiva Rp. Juta
Rasio
2010 37.691.997
30.741.679 1,23 kali
2011 41.884.352
39.088.705 1,07 kali
2012 49.028.696
41.509.325 1,18 kali
2013 55.436.954
50.770.251 1,09 kali
2014 65.185.850
58.220.600 1,12 kali
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.15 dapat dilihat bahwa perputaran aktiva pada PT. Gudang Garam Tbk adalah sebanyak lebih dari satu setiap tahunnya.
d. Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir 2010:115, “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Rasio profitabilitas antara lain:
1 Rasio Profit Profit Margin on Sales
Menurut Kasmir 2010:115, “Rasio profit profit margin on sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas
penjualan”. Profit Margin on Sales
=
����� −���� �� ���� ���� �����
Adapun cara perhitungan profit margin on sales dapat dilihat pada Tabel
3.16 di bawah ini:
Tabel 3.16 PT. Gudang Garam Tbk
Profit Margin on Sales Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Penjualan-Beban Pokok Penjualan
Rp. Juta Penjualan
Rp. Juta
Rasio
2010 8.865.587
37.691.997 23,52
2011 10.129.368
41.884.352 24,18
2012 9.184.722
49.028.696 18,73
2013 10.873.858
55.436.954 19,61
2014 13.379.566
65.185.850 20,53
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.16 dapat dilihat bahwa margin laba pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan di tahun 2012 dan 2014 karena penjualan dan
beban pokok penjualan pada tahun tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
2 Hasil Pengembalian Investasi Return on Investment ROI
Menurut Kasmir 2010:115, “Hasil pengembalian investasi return on investment ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan”. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Return on Investment =
��� ������ Total
�����
Adapun cara perhitungan return on investment dapat dilihat pada Tabel 3.17 di bawah ini:
Tabel 3.17 PT. Gudang Garam Tbk
Return on Investment Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Laba Bersih Rp. Juta
Total Aktiva Rp. Juta
Rasio
2010 4.146.282
30.741.679 13,49
2011 4.958.102
39.088.705 12,68
2012 4.068.711
41.509.325 9,80
2013 4.383.932
50.770.251 8,63
2014 5.395.293
58.220.600 9,27
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.17 dapat dilihat bahwa hasil jumlah aktiva yang digunakan PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya.
3 Hasil Pengembalian Ekuitas Return on Equity
Menurut Kasmir 2010:115, “Hasil pengembalian ekuitas return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri”. Makin tinggi rasio ini, makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya.
Return on Equity =
��� ������ Total
������
Adapun cara perhitungan return on equity dapat dilihat pada Tabel 3.18 di bawah ini:
Tabel 3.18 PT. Gudang Garam Tbk
Return on Equity Periode 2010-2014
dalam jutaan rupiah Tahun
Laba Bersih Rp. Juta
Total Ekuitas Rp. Juta
Rasio
2010 4.146.282
21.197.162 19,56
2011 4.958.102
24.550.928 20,20
2012 4.068.711
26.605.713 15,29
2013 4.383.932
29.416.271 14,90
2014 5.395.293
33.228.720 16,24
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.18 dapat dilihat bahwa laba bersih pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya karena ekuitas perusahaan
mengalami kenaikan setiap tahunnya.
49
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan yang sesuai dengan penelitian
pada PT. Gudang Garam Tbk, yaitu sebagai berikut: 1.
Dari ketiga komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi PT. Gudang Garam Tbk dalam keadaan likuid,
artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
2. Dilihat dari persentase rasio Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio bahwa
komposisi hutang cukup baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri ekuitas relatif aman meskipun mengalami sedikit penurunan ditahun 2012,
namun mengalami kenaikan lagi di tahun-tahun berikutnya. Dan apabila dilihat dari rasio berikutnya yaitu, Long Term Debt to Equity Ratio dan Time
Interest Earned yang menunjukkan kemampuan untuk menanggulangi beban perusahaan, terlihat angka-angka yang mengalami penurunan pada tahun-tahun
tertentu. Dengan demikian PT. Gudang Garam Tbk cukup mampu dalam menanggulangi beban-bebannya seperti bunga, sewa, serta angsuran pokok
pinjaman. 3.
Dilihat dari rasio-rasio aktivitas, maka terlihat PT. Gudang Garam Tbk memiliki nilai rasio yang cukup bagus. Karena rasio-rasio tersebut mengalami.
penurunan di tahun-tahun tertentu. Hal ini menandakan bahwa PT. Gudang Garam Tbk belum cukup efektif dalam dalam menggunakan sumberdaya yang
dimilikinya. 4.
Rasio-rasio profitabilitas pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan dan penurunan di tahun-tahun tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa PT.
Gudang Garam Tbk belum cukup mampu dalam mencari keuntungan ataupun perusahaan belum mampu menghasilkan laba dengan baik.
B. Saran
Dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada PT. Gudang Garam Tbk yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebagai
berikut: 1.
Untuk tahun yang akan datang hendaknya PT. Gudang Garam Tbk mengurangi hutang lancar dan memperbesar kas, sehingga PT. Gudang
Garam Tbk tidak terlalu bergantung pada hutang ataupun modal yang berasal dari kreditur karena dapat memperbesar jumlah kewajiban setiap tahunnya.
2. PT. Gudang Garam Tbk agar lebih efektif dalam menggunakan aktiva
perusahaan. 3.
PT. Gudang Garam Tbk agar lebih produktif dalam mengelola perusahaan untuk meningkatkan laba setiap tahunnya.
4. Untuk meningkatkan efektifitas dalam mengelola sumber dana yang dimiliki,
perusahaan dapat menempatkan dana yang dimiliki ke dalam aktiva yang mempunyai produktifitas tinggi, agar dapat meningkatkan penjualan bersih.