58 Informan mengatakan,“ saya berharap Pemerintah carilah sendiri solusinya
dalam mengatasi keberadaan keyboard bongkar yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai, karena Pemerintah sendiri yang buat Kabupaten ini dengan konsep
religiusnya.
4.2.6 Informan Keenam
NAMA : DEDE
AGAMA : ISLAM
UMUR : 26 TAHUN
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
PENDIDIKAN TERAKHIR : SMA
PEKERJAAN : MENGAWASI PEKERJA
PENDAPATAN : RP 1.500.000
Informan tinggal di Meteran, Firdaus.Sebelumnya informan tinggal di Kampung, Desa Simpang Empat bersama orang tua istrinya.Informan usianya
lebih muda dari istrinya yang terpaut 5 tahun.Informan masih mempunyai anak satu.Anaknya perempuan.
Informan bekerja sebagai pengawas pekerja ongok atau ampas.Pendapatannnya tidak menentu, tergantung dari berapa banyak ampas yang
terjual.Namun bila di rata-rata dalam sebulannya, informan mendapat kurang lebih Rp1.500.000. Pendapatannya bukan dari itu saja.Informan juga mengurusi
ladang mertuanya untuk menambah penghasilannya. Informan ini istrinya saudara jauh si peneliti sendiri.Peneliti
mewawancarainya pada saat istri, anak dan juga informan bersilaturrahmi di rumah orang tua si peneliti di Pasar Baru, Firdaus.
59 Peneliti pun mewawancarainya, namun informan tidak mau wawancara ini
direkam dengan rekaman suara. Informan mengatakan, “keyboard bongkar itu ada sejak tahun 1990-an.
Pertama kali saya tahu di Kecamatan Sei Rampah, sebelum pada akhirnya pindah ke Kecamatan Perbaungan yang lebih banyak pertunjukkannya yang disana.”
Menurut informan,“wajar saja masyarakat menyukai keyboard bongkar, karena sudah ada sejak dulu.Karena setahu saya, cuma keyboard bongkar yang
hiburan yang paling asyik di Kabupaten Serdang Bedagai. Kalau ada yang lain, seperti jarkep atau jarang kepang saja.”
Lanjut informan, “Masyarakat sudah terbiasa sejak dulu dengan keberadaan keyboard bongkar, apalagi dengan akitivitas yang terjadi didalam
pertunjukkan keyboard bongkar, seperti perjudian, porstitusi, meminum minuman keras dan tidak jarang para penonton yang biasanya anak muda tawuran hingga
terjatuh korban luka.” Selanjutnya Informan mengatakan,“biduan-biduan yang tampil di
pertunjukkan keyboard bongkar masih sangat muda sekitar usia 20-an, bahkan ada yang masih sekolah. Mungkin faktor ekonomi mereka seperti itu.”
Informan mengatakan.“Tak jarang saya melihat anak dibawah umur atau masih sekolah dasar udah menonton keyboard bongkar dan saya juga pernah
melihat anak-anak itu memegang bagian intim biduan seperti dibagian payudara.” Informan mengatakan,“ sayamengetahui slogan religius yang ada di
Kabupaten Serdang Bedagai. tapi bagi saya itu kan baru pas Serdang Bedagai
60 berdiri menjadi kabupaten tahun 2004 yang silam. Sedangkan keyboard bongkar
sudah ada sejak dulu.” Lanjut informan, “Bagi saya keyboard bongkar yang ada di Kabupaten
Serdang Bedagai sama saja yang ada di kota-kota. Namun yang di kota lebih keren dan bangunannya seperti diskotik.”
Selanjutnya informan mengatakan, “keyboard bongkar ini pernah juga di grebek sama polisi, namun itu hanya sementara saja, selang beberapa lama,
keyboard bongkar jalan lagi.” Informan mengatakan, “keyboard bongkar hanya terselenggara di pelosok
desa dan jauh dari jalan besar. Walaupun di pelosok keyboard bongkar di selenggarakan, namun masih banyak yang menontonnya, apalagi pemuda dan
pemudinya.”
4.2.7
Informan Ketujuh NAMA
: RIZA AGAMA
: ISLAM UMUR
: 27 Tahun JENIS KELAMIN
: LAKI-LAKI PENDIDIKAN TERAKHIR
: S1 UNIMED PEKERJAAN
: Guru Honor PENDAPATAN
: Rp 1.700.000
Informan adalah guru honor di salah satu sekolah Islam SMA Swasta di kota Medan. Informan sudah 4 tahun kerja disana.Sebelumnya informan kuliah di
UNIMED tahun 2007 dengan jurusan Bahasa Indonesia dan wisuda tahun 2011.Rumah asli informan di Serdang Bedagai. Informan belum menikah dan
61 rencananya tahun depan informan menikah tahun depan setelah lebaran dengan
orang dari Serdang Bedagai juga. Informan saat peneliti mewawancarainya cukup enak dan terbuka.Tapi
sayangnya informan tidak mau direkam dan di foto karena informan merasa tidak enak saja.Informan dulu semasa masih sekolah SMP dan SMA pernah menonton
keyboard bongkar bersama dengan teman-temannya juga.“ sering juga dulu nonton keyboard bongkar, tapi hanya malam minggu saja sama teman-teman.
Tapi sekrang sudah enggak lagi karena saya sudah jarang di kampung karena kerja di Medan”, kata informan.
Informan mengatakan,“Keyboard berawal dari Kabupaten Asahan sekitar tahun 1990-an atau masa orde baru dan menjalar hingga ke Sei Rampah ini. Dan
sekarang keyboard bongkar sudah beralih ke kecamatan Perbaungan, mungkin karena Sei Rampah sudah menjadi Ibukota Serdang Bedagai makanya keyboard
bongkar jarang terjadi di Rampah lagi.” Selanjutnya informan mengatakan,“masyarakat tidak menggemari
keyboard bongkar, tetapi karena hiburan malam atau hiburan rakyat yang menyenangkan yang ada di kabupaten Serdang Bedagai cuma keyboard
bongkar.Apalagi pemudanya pasti akan datang ke keyboard bongkar walaupun jauh pelosok kedalam acara keyboard bongkarnya dimainkan.”
Kemudian informan mengatakan,“terjadinya sifat permisif dengan adanya keyboard bongkar di Serdang Bedagai, sepertinya sudah membiasa di kalangan
masyarkat. Walupun ada penyimpangan, seperti perjudian, meminum minuman keras, anak-anak dibawah umur yang menonton dan penyimpangan lainnya
62 namun terkesan masyarakat membiarkan dan tidak tejadi apa-apa hingga acara
selesai.”Lanjut informan, “sudah menjadi rahasia umum atau tahu sama tahu aja. Yang sangat disayangkan oleh bang Riza adalah anak-anak dibawah umur yang
menonton keyboard bongkar itu. Orang tuanya mungkin dulunya seperti itu, semasa mereka kecil sudah menonton yang kek gituan, sehingga ketika mereka
sudah besar dan mempunyai anak, mereka menganggap biasa ketika anak mereka menonton keyboard bongkar.”
Informan mengatakan, “Padahal setahu saya Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai sudah melarang kegiatan keyboard bongkar itu dengan
memperketat izinnya melalui pihak kepolisian, tapi tetap saja terjadi.” Informan mengatakan, “masyarakat pasti tahu lah konsep visi-misi religius
yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai, yaa… tapi gitulah, seperti orang yang pura-pura tidak tahu saja dan tidak terjadi apa-apa.”
Informan mengatakan, “keyboard bongkar sudah berbeda dari yang dulu.Dahulu lebih parah hingga telanjang biduannya, sekarang biduannya
memakai pakaian minim dan terkadang biduannya masih mau menunjukkan payudaranya untuk di sawer di sela-sela payudaranya.Aliran musiknya juga
berbeda, dulu dangdut abis, sekarang pop-dangdut untuk mengikuti perkembangan zaman.”
63
4.2.8
Informan Kedelapan NAMA
: ARIF AGAMA
: ISLAM UMUR
: 22 TAHUN JENIS KELAMIN
: LAKI-LAKI PENDIDIKAN TERAKHIR
: MASIH KULIAH S1 PEKERJAAN
:MAHASISWA PENDAPATAN
: -
Selain masih kuliah, informan juga meneruskan usaha batako orang tuanya yang tidak jauh dari rumahnya. Ayahnya sorang wirausaha dan ibunya Pegawai
Negri Sipil PNS di sekolah SMPN 1 Sei Rampah. Informan dulu sekolah di SMA N 1 Sei Rampah, saat diwawancara
informan cukup grogi dan bicaranya terbata-bata. Karena informan sepertinya malu saat diwawancarai tentang keyboard bongkar tersebut.peneliti
mewawancarainyamalam hari dirumahnya. Informan mengatakan, “ saya pertama kali menonton keyboard bongkar
saat saya masih SMP, sekitar tahun 2007-an. Karena masih pertama saya menonton, saya sedikit bingung, karena saya tidak pernah menyangka keyboard
bongkar yang selama ini hanya dia dengar dari teman-teman saya ternyata benar. Sangat erotis dan bahkan mau membuka bagian itim dari penyayi atau biduan
tersebut. Ditambah lagi saya melihat masyarakat seperti membiarkan apa yang terjadi di di keyboard bongkar, seperti penyimpngan Judi, munuman keras,
bahakan ada penyalahgunaan obat terlarang atau narkoba. Apalagi saya sangat kecewa, karena anak-anak disana dibiarkan menonton keyboard yang erotis
tersebut karena belum pantas untuk anak tersebut.
64 Lanjut informan, “saya tidak tahu sama sekali sejarah awal
berkembangnya keyboard bongkar tersebut.Tapi yang pasti, keyboard tersebut sudah ada sejak lama sebelum Serdang Bedagai mekar menjadi Kabupaten hingga
sebelum reformasi.” Informan mengatakan, “masyarakat mendatangi keyboard bongkar, bukan
karena menggemari tetapi karena kurangnya hiburan rakyat yang enak di masyarakat. Jadi yang tersedia keyboard tersebut, ya..itulah ditonton.”
Lanjut informan.“Keyboard bongkar ditonton banyak oleh anak remaja khususnya pria.Perempuan juga ada, mungkin itu cowoknya yang bawak
ceweknya.Orang tua pun juga ada, tapi orang tua tersebut lebih tertarik dengan perjudian dadu dadakan yang ada di setiap keyboard bermain.”
Informan mengatakan “sifat permisif yang terjadi dimasyarakat saat ada penyimpangan, seperti sudah kebiasaan, selama tidak menganggu orang lain dan
tidak membuat onar.” Informan mengatakan, “ sayamengetahui konsep religius yang ada di visi-
misi Kabupaten Serdang Bedagai. biasanya pihak pemerintah membuat pengajian rutin dirumah warga 2 minggu sekali. Namun saya heran saja melihat masyarakat
Serdang Bedagai, mengaji, iya.., ceramah religius jug ada, berpuasa juga iya, tapi nonton keyboard bongkar juga ikut dan mungkin tidak ketinggalan.”
Lanjut informan, “saya tidak menampik, faktor media dan teknologi mempengaruhi hiburan keyboard bongkar tersebut.Sekarang keyboardnya bisa
dibilang mengikuti zaman. Dari musiknya, cara berpakain buduannya hingga pentas atau panggung pertunjukkan keyboard bongkar tersebut. Karena menurut
65 sayawajar saja, mungkin penyelenggara keyboard bongkar tidak mau ketinggalan
zaman juga.Apalagi penonton atau peminat keyboard bongkarnya adalah kalangaan anak muda yang tentunya akan selalu mengikuti tren.”
4.2.9 Informan Kesembilan NAMA