Laporan Kinerja Perpustakaan 2010
56 Ada beberapa jenis instrumen yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data dalam melakukan suatu penelitian, sebagaimana yang dikemukanan oleh Sugiyono 1998 : 84 yaitu:
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena
ini disebut variabel penelitian. Bentuk instrumen mana yang akan dipilih tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah teknik pengumpulan data
yang digunakan: 1.
Angket, digunakan bila responden jumlahnya besar, dapat membaca dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia.
2. Observasi, digunakan bila objek penelitian bersifat prilaku, proses kerja,
gejala alam, responden kecil. 3.
Wawancara, digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah respondennya kecil.
4. Gabungan ketiganya digunakan bila ingin mendapatkan data yang lebih
lengkap, akurat, dan konsisten. Pada penelitian ini penulis menggunakan wawancara berstruktur sebagai
instrumen penelitian.
3.5. Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari data dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain. Menurut Patton yang dikutip Moleong 2002 : 103 analisis data adalah “proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”. Untuk meningkatkan pemahaman tersebut ada beberapa tahapan-
tahapan yang diperlukan, sebagaimana dijelaskan oleh Marshall dan Rosman yang dikutip Pratiwi 2010 : 32 diantaranya adalah:
1. Pengelompokkan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,
perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar dengan apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan
pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman
tersebut, peneliti kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok
pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka
analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini analisis dilakukan terhadap
Laporan Kinerja Perpustakaan 2010
57 sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara
berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh informan. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk
dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan
dan dinamika yang terjadi pada subjek.
2. Menguji asumsi atau permasalan yang ada terhadap data. Setelah kategori dan pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji
data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali
berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan
hasil yang dicapai.
3. Mencari alternatif penjelasan bagi data Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu
alternatif atau penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kulitatif memang selalu ada alternatif penjelasan
yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini
akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan
dan saran.
3.6. Keabsahan Data