Kondisi Hutan 1. Kondisi penutupan lahan

Luas areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber mengalami beberapa perubahan dimulai sejak diterbitkan SK IUPHHK tahun 1970, dengan dasar sebagai berikut : a. SK HPH tahun 1970 : 125.000 Ha b. Hutan lindung dikeluarkan : 10.000 Ha c. Persetujuan penggabungan areal eks IUPHHK PT. BDBD : 12.000 Ha d. Ijin perpanjangan IUPHHK sementara tahun 1993 : 127.000 Ha e. SK Tata Batas Temu Gelang tahun 1998 : 126.753 Ha f. SK IUPHHK pembaharuan tahun 2000 : 97.690 Ha Berdasarkan Peta Paduserasi antara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RTRWP dan TGHK Kalimantan Timur yaitu Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Timur skala 1 : 125.000, areal IUPHHK tersebut terdiri dari Hutan Produksi tetap HP dan Hutan Produksi Terbatas HPT. Rincian luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan fungsi hutan disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan peta kawasan hutan dan perairan Provinsi Kalimantan Timur No Fungsi hutan Unit I Unit II Jumlah Ha Ha Ha 1 Hutan produksi terbatas 29.620 29.620 30,32 2 Hutan produksi tetap 59.990 8.080 68.070 69,68 Jumlah 89.610 8.080 97.690 100 Sumber : Peta Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Timur Skala 1 : 250.000, yang dikutip dari RKUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur, 2005

4.3 Kondisi Hutan 1. Kondisi penutupan lahan

Hasil analisa dan pengukuran planimetris terhadap peta penutupan lahan yang diperoleh dari hasil analisis antara peta interpretasi foto udara yang dikoreksi dengan data hasil penafsiran Citra Landsat skala 1 : 100.000 mosaik dari liputan Mei 2006, April 2005, Juni 2005 yang dikoreksi Baplanhut sesuai surat No. S.564VIIPusin-12006 dan realisasi tebangan sampai dengan 2005 menunjukkan bahwa areal IUPHHK-HA PT. Ratah Timber seluas 97.690 Ha terdiri dari areal hutan primer seluas 10.007 Ha 10,24 , bekas tebangan 78.072 Ha 79,92 dan non hutan seluas 9.611 Ha 9,84 . Dari hutan primer yang tersisa tersebut seluruhnya adalah hutan prengeskerangas yang tidak produktif yang mana sampai saat ini tidak dapat dieksploitasi, sehingga dalam penataan dialokasikan untuk areal lindung, yang secara fisik memiliki topografi yang bervariasi dari agak curam sampai dengan curam. Jika dilihat dari penutupan lahannya, kondisi umum di areal kerja PT. Ratah Timber masih tergolong potensial untuk mendukung tercapainya kelestarian pada periode rotasi berikutnya sebab hasil analisis menunjukkan bahwa dari areal berhutan seluas 88.079 Ha, diperoleh areal berhutan efektif sebesar 64.457 Ha yang dapat diproyeksikan untuk mendukung kelestarian hutan. Tabel 9 Luasan menurut penutupan lahan areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber pada setiap fungsi hutan Penutupan lahan Kawasan budidaya kehutanan Total HP HPT Ha Hutan primer 5.657 4.350 10.007 10,24 Hutan bekas tebangan 53.066 25.006 78.072 79,92 Non hutan 9.347 264 9.611 9,84 Total 68.070 29.620 97.690 100,00 Sumber : Hasil analisa terhadap Peta Penafsiran Citra Landsat liputan Tahun 2006 Skala 1 : 100.000, yang telah diperiksa BAPLANHUT No. 564VIIPusin-12006, 10 Agustus 2006 dan Interpretasi Foto Udara Skala 1 : 50.000 1995 serta realisasi tebangan RKT, yang dikutip dari RKUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur, 2005 2 Kondisi potensi tegakan Informasi mengenai potensi tegakan baik pohon inti maupun masak tebang, diperoleh berdasarkan beberapa sumber sebagai berikut : a. Interpretasi foto udara Berdasarkan laporan interpretasi foto udara 1995 diperoleh bahwa potensi tegakan tingkat pohon masak tebang di areal hutan primer rata-rata sebesar 102,41 m³Ha untuk kelas diameter 50 cm dan 77,71 m³Ha, sedangkan untuk kelas diameter 60 cm. Sedangkan di areal hutan sekunder bekas tebangan potensi rata-rata untuk kelas diameter 50 cm sebesar 91,65 m³Ha dan untuk kelas diameter 60 cm sebesar 60,82 m³Ha. Tabel 10 Potensi tegakan jenis komersial di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan laporan interpretasi foto udara No Kelompok jenis 50 - 59 cm 50 cm up 60 cm up N V N V N V HUTAN PRIMER 1 Kel. Jenis Meranti 5,97 15,53 16,32 69,19 10,35 53,66 2 Kel. Kayu Indah 0,59 1,58 1,06 3,70 0,47 2,12 3 Kel. Rimba Campuran 3,05 7,59 7,35 29,52 4,30 21,93 Jumlah 9,61 24,70 24,73 102,41 15,12 77,71 HUTAN SEKUNDER 1 Kel. Meranti 5,82 25,59 15,77 74,49 9,95 48,90 2 Kel. Kayu Indah 0,24 0,57 0,43 1,41 0,19 0,84 3 Kel. Rimba Campuran 2,10 4,67 4,49 15,75 2,39 11,08 Jumlah 8,16 30,83 20,69 91,65 12,53 60,82 Sumber : Laporan survey potret udara IUPHHK PT. Ratah Timber, 1995 yang dikutip dari RKUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur, 2005 b. Survei potensi dengan intensitas 1 Berdasarkan laporan hasil survei potensi dengan intensitas sampling 1 dilakukan dalam rangka penyusunan RKPHS diperoleh data potensi tegakan tingkat pohon di areal hutan primer rata-rata sebesar 107,22 m³Ha untuk kelas diameter 50 cm dan 83,09 m³Ha, sedangkan untuk kelas diameter 60 cm. Sementara itu di areal hutan bekas tebangan potensi rata-rata untuk kelas diameter 50 cm sebesar 62,59 m³Ha dan untuk kelas diameter 60 cm sebesar 48,66 m³Ha. Data selengkapnya tercantum pada Tabel 11 dan Tabel 12. Tabel 11 Potensi tegakan di areal hutan primer berdasarkan survei potensi dengan intensitas sampling 1 No Kelompok jenis 50-59 cm 50 cm up 60 cm up Nama perdagangan N V N V N V 1 Dipterocarpaceae 7,69 19,41 21,21 86,01 13,52 66,60 2 Non Dipterocarpaceae 2,01 4,63 4,97 20,69 2,96 16,06 3 Niagawi lain 0,06 0,09 0,13 0,52 0,07 0,43 Jumlah jenis niagawi 9,76 24,13 26,31 107,22 16,55 83,09 Non niagawi 1,33 3,16 2,18 9,43 0,85 6,27 Total 11,09 27,29 28,49 116,65 17,40 89,36 Sumber : RKPHS IUPHHK PT. Ratah Timber, 1995 yang dikutip dari RKUPHHK-HA PT. Ratah Timber, 2005 Tabel 12 Potensi tegakan di areal hutan bekas tebangan berdasarkan survei potensi dengan intensitas sampling 1 No Kelompok jenis 50-59 cm 50 cm up 60 cm up Nama perdagangan N V N V N V 1 Dipterocarpaceae 4,96 11,93 13,15 54,84 8,19 42,91 2 Non Dipterocarpaceae 0,77 2,00 1,82 7,22 1,05 5,22 3 Niagawi lain - - 0,06 0,53 0,06 0,53 Jumlah jenis niagawi 5,73 13,93 15,03 62,59 9,30 48,66 Non niagawi 0,27 0,63 0,58 2,30 0,31 1,67 Total 6,00 14,56 15,61 64,89 9,61 50,33 Sumber : RKPHS PT. Ratah Timber, 1995 yang dikutip dari RKUPHHK-HA PT. Ratah Timber, 2005 1. Berdasarkan realisasi hasil tebangan Kegiatan penebangan sejak tahun 1971 sampai dengan tahun 2005 telah terealisasi seluas 76.123 Ha dengan produksi kayu bulat sebesar 2.271.549,89 m³ sehingga jika dihitung volume produksi rata-rata per hektarnya adalah sebesar 30,16 m³Ha atau jika digunakan faktor eksploitasi sebesar 0,56 maka ekstraksi potensi volume kayu per hektarnya adalah 53,86 m³Ha. Pada awal-awal beroperasi sampai dengan periode II pengelolaan hutan PT. Ratah Timber hanya menebang jenis-jenis tertentu saja terutama jenis floater. Dengan demikian sebenarnya potensi volume kayu berdiri sebesar 53,86 m³Ha tersebut belum menunjukkan potensi seluruh jenis komersial di areal tersebut. Vegetasi hutan di areal IUPHHK PT. Ratah Timber termasuk dalam tipe hutan Hujan Bawah yang didominasi oleh jenis Dipterocarpaceae. Jenis-jenis vegetasi komersial yang dominan di areal kerja antara lain Keruing Dipterocarpus spp, Meranti Shorea spp, Kapur Drybalanops spp, dan Kayu Batu Irvingia malayana. Kelompok jenis Meranti baik di hutan primer maupun bekas tebangan pada umumnya lebih dominan dibandingkan dengan kelompok jenis lainnya yang secara garis besar komposisinya tertuang pada Tabel 13. Tabel 13 Komposisi kelompok jenis kayu di areal IUPHHK PT. Ratah Timber No Kelompok jenis Hutan primer Hutan sekunder Pohon inti 50 cm up Pohon inti 50 cm up I Kelompok Meranti 62,15 58,94 52,97 66,15 II Kelompok Kayu Indah 4,58 3,83 2,93 1,80 Lanjutan tabel 13 Komposisi kelompok jenis kayu di areal IUPHHK PT. Ratah Timber No Kelompok jenis Hutan primer Hutan sekunder Pohon inti 50 cm up Pohon inti 50 cm up III Kelompok Rimba Campuran 23,80 26,54 31,55 18,83 IV Kelompok kayu dilindungi 4,03 5,60 4,82 6,04 V Kelompok kayu lainnya 5,44 5,09 7,73 7,17 Semua Jenis 100 100 100 100 Sumber : Laporan penafsiran foto udara areal IUPHHK PT. Ratah Timber, 1995 yang dikutip dari RKUPHHK PT. Ratah Timber, 2005 Dengan memperhatikan potensi, komposisi dan struktur tegakan jenis komersil yang ada, maka areal konsesi IUPHHK-HA PT. Ratah Timber mempunyai prospek yang baik untuk diusahakan secara optimal dan lestari. Beberapa jenis vegetasi yang terdapat di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timer yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar adalah rotan Calamus spp, durian Durio spp, dan nangka Arthocarpus integra. Di areal IUPHHK PT. Ratah Timber terdapat beberapa jenis pohon yang dilindungi sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 261Kpts-IV1990 antara lain Ulin, Tengkawang, Durian, Menggeris Kempas dan Jelutung. Volume tebangan pada rotasi II sangat ditentukan oleh potensi tegakan di areal bekas tebangan yang ada saat ini serta riap tegakan tersebut. Dengan menggunakan data potensi areal bekas tebangan tersebut di atas serta mempergunakan asumsi bahwa riap rata-rata tegakan sebesar 1 m³Hatahun maka diprediksikan potensi rata-rata tegakan pada saat memasuki siklusrotasi kelestarian hutan ke II tahun 2006 adalah cukup besar. Namun demikian, dalam rangka kehati-hatian dalam menetapkan proyeksi JPT volume untuk rotasi II, akan digunakan angka potensi yang lebih konservatif dengan mengabaikan asumsi riap tegakan tinggal tersebut.

4.4 Jenis Tanah dan Topografi