Tabel 21 Sebaran pohon contoh pada setiap kelas diameter dan setiap kelas tinggi bebas cabang untuk kelompok jenis Rimba Campuran
No Kelas
Diameter cm
Kelas tinggi bebas cabang m Jumlah
pohon contoh
Jumlah pohon contoh untuk
5-9,9 10-
14,9 15-
19,9 20-
24,9 25-
29,9 30-
34,5 Proses
pemodelan Proses
validasi 1
10-14,9 2
14 2
- -
- 18
12 6
2 15-19,9
2 11
11 -
- -
24 16
8 3
20-24,9 -
7 15
- -
- 22
15 7
4 25-29,9
- 4
14 5
- -
23 15
8 5
30-34,9 -
4 11
5 -
- 20
13 7
6 35-39,9
- 1
9 4
1 -
15 10
5 7
40-44,9 -
1 7
5 -
- 13
9 4
8 45-49,9
- -
6 8
- -
14 9
5 9
50-59,9 -
1 6
4 2
- 13
9 4
10 60-69,9
- 1
2 4
3 -
10 7
3 11
70-79,9 -
- -
10 -
- 10
7 3
12 ≥ 80,0
- -
- 5
4 1
10 7
3 Jumlah
4 44
83 50
10 1
192 129
63 192
192
Dari data pohon contoh sebanyak 201 untuk kelompok jenis Dipterocarpaceae dan 192 untuk kelompok jenis Rimba Campuran tersebut
kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 23 pohon untuk proses penyusunan pemodelan dan 13 pohon untuk proses validasi model. Pembagian
data tersebut dilakukan secara acak dengan tetap memperhatikan keterwakilan dari tiap kelas diameter. Sehingga secara keseluruhan data pohon contoh untuk
kelompok jenis Dipterocarpaceae terdiri dari 135 pohon untuk pemodelan dan 66 pohon untuk validasi, sementara itu untuk kelompok jenis Rimba Campuran
terdiri dari 129 pohon untuk pemodelan dan 63 pohon untuk validasi.
5.2 Analisa Hubungan Antara Diameter Pohon Dengan Tinggi Bebas Cabang Tbc
Salah satu hipotesa atau asumsi yang digunakan dalam penyusunan tabel volume lokal adalah terdapatnya hubungan yang erat antara diameter pohon
dengan tinggi pohon. Hubungan ini dapat dilihat dari korelasi antara kedua peubah tersebut, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien korelasi r dan
koefisien determinasinya R². Apabila antara tinggi pohon dengan diameter pohon terdapat korelasi yang erat, maka untuk menduga volume pohon dapat
hanya menggunakan peubah diameter atau tinggi pohon saja. Mengingat pengukuran tinggi pohon lebih sulit dibandingkan mengukur diameter pohon,
maka dalam kaitan korelasi antara tinggi pohon dengan diameter pohon cukup erat, maka tabel volume dapat disusun atas dasar peubah diameter pohon.
Menurut Walpole 1993 besarnya nilai koefisien korelasi adalah antara - 1 ≤ r +
1 dimana jika nilai r mendekati – 1 atau + 1, maka hubungan antara kedua peubah
itu kuat, artinya terdapat korelasi yang tinggi antara keduanya. Dari hasil analisa hubungan diameter pohon dengan tinggi pohon, diperoleh data seperti disajikan
pada Tabel 22.
Tabel 22 Analisa hubungan diameter pohon dengan tinggi bebas cabang No
Kelompok jenis Persamaan
Analisa hubungan Dbh dengan Tbc
r R²
1 Dipterocarpaceae
Log Tbc = 0,731 + 0,354 Log D 0,77
59,3 2
Rimba Campuran Log Tbc = 0,760 + 0,322 Log D
0,79 62,4
Pada tabel diatas terlihat bahwa secara umum nilai koefisien korelasi r kelompok jenis Dipterocarpaceae dan Rimba Campuran mendekati +1 maka
berdasarkan data pohon contoh hubungan antara kedua peubah diameter dengan tinggi pohon tersebut kuat artinya terdapat korelasi yang tinggi antara keduanya.
Analisa hubungan diameter pohon dengan tinggi bebas cabang kelompok jenis Dipterocarpaceae menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,77 menunjukan
adanya hubungan linear yang sangat baik antara diameter dan tinggi bebas cabang pohon. Karena R² = 59,3 maka dapat dikatakan bahwa 59,3 keragaman tinggi
bebas cabang pohon dapat dijelaskan oleh keragaman diameter pohon. Sementara itu analisa hubungan diameter pohon dengan tinggi bebas cabang pohon-pohon
contoh kelompok jenis Rimba Campuran menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,79 menunjukan adanya hubungan linear yang sangat baik antara
diameter dengan tinggi bebas cabang pohon. Karena R² = 62,4 maka dapat
dikatakan bahwa 62,4 keragaman tinggi bebas cabang pohon dapat dijelaskan oleh keragaman diameter pohon.
5.3 Pengujian Koefisien Korelasi Antara Diameter Dengan Tinggi Bebas Cabang Tbc