dan nilai bias untuk tabel volume lokalnya adalah sebesar 6,28. Sementara itu nilai bias pada kelompok jenis Rimba Campuran, dapat dilihat memiliki nilai bias
sebesar 1,22. Dapat disimpulkan bahwa nilai bias ketiga persamaan ini termasuk nilai bias yang kecil sehingga memiliki tingkat ketepatan yang baik.
Tahap terakhir dari proses validasi adalah pengujian validasi model persamaan penduga volume pohon. Pengujian ini dapat dilakukan dengan
menggunakan uji χ² Khi-kuadrat yaitu alat untuk menguji apakah volume yang diduga dengan tabel volume pohon Vt berbeda nyata ataukah tidak berbeda
nyata dengan volume pohon aktualnya Va. Dari hasil uji χ² Khi-kuadrat berdasarkan Tabel 30 untuk tabel volume
standar dan tabel volume lokal kelompok jenis Dipterocarpaceae, dapat dilihat memiliki nilai
χ
2 hitung
sebesar 1,78 dan 3,96. Nilai χ
2 hitung
kedua persamaan ini jauh lebih kecil dari nilai
χ
2 tabel
taraf α = 0,01 sebesar 84,82 dan taraf α = 0,05 sebesar 94,42. Sementara itu untuk kelompok jenis Rimba Campuran berdasarkan Tabel
30, memiliki nilai χ² hitung sebesar 4,12 yang jauh lebih kecil dari χ² tabel pada
taraf α = 0,01 sebesar 90,8 dan taraf α = 0,05 sebesar 81,38. Dapat disimpulkan bahwa untuk uji χ² Khi-kuadrat bagi ketiga persamaan model tabel volume
terpilih merupakan persamaan yang baik artinya persamaan tersebut memberikan nilai dugaan volume pohon yang tidak berbeda nyata.
5.8 Penyusunan Tabel Volume Pohon
Dari hasil penelitian maka model yang akan digunakan dalam penyusunan tabel volume standar dan tabel volume lokal untuk kelompok jenis
Dipterocarpaceae di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur ini setelah melalui tahap pemodelan dan validasi model, dapat diperoleh model
penduga volume pohon yang terbaik adalah : 1. V = 0,0000372 D²Tbc
1,03
model Spurr untuk tabel volume standar. 2. V = 0,000199 D
2,43
model Berkhout untuk tabel volume lokal. Sementara itu untuk penyusunan tabel volume lokal untuk kelompok jenis
Rimba Campuran di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur ini setelah melalui tahap pemodelan dan validasi model, dapat diperoleh model
penduga volume pohon yang terbaik adalah :
V = 0,000199 D
2,41
model Berkhout Keterangan :
V = Volume kayu bebas cabang dengan kulit m³.
D = Diameter setinggi dada cm.
Tbc = Tinggi bebas cabang m.
Tabel volume kelompok jenis Dipterocarpaceae dan kelompok jenis Rimba Campuran yang disusun berdasarkan model penduga volume yang terpilih di atas
yang digunakan sebagai alat bantu IHMB untuk menduga potensi hutan, yang nantinya berguna dalam kegiatan perencanaan hutan di PT. Ratah Timber
Kalimantan Timur. Tabel volume yang dihasilkan dalam penelitian ini di PT. Ratah Timber
Kalimantan Timur dapat dilihat pada Lampiran 5 untuk tabel volume standar dan Lampiran 6 untuk tabel volume lokal kelompok jenis Dipterocarpaceae, serta pada
Lampiran 7 untuk tabel volume lokal kelompok jenis Rimba Campuran.
5.9 Penggabungan Persamaan Regresi
Menurut Haeruman 1977, suatu persamaan regresi dapat disederhanakan menjadi satu bentuk regresi jika dua persamaan regresi memiliki adanya
keseragaman hubungan. Untuk melihat kemungkinan penggabungan kedua persamaan regresi tersebut, dilakukan test signifikasi keseragaman slope dan test
keseragaman elevasi regresi. Dalam pemilihan model terbaik penduga volume pohon diperoleh persamaan regresi penduga volume pohon yang memiliki
keseragaman hubungan pada kedua kelompok jenis yang diteliti kelompok jenis Dipterocarpaceae dan kayu rimba campuran. Persamaan tersebut adalah V =
0,000199 D
2,43
pada kelompok jenis Dipterocarpaceae dan V = 0,000199 D
2,41
pada kelompok jenis kayu rimba campuran. Dengan adanya keseragaman hubungan pada kedua kelompok jenis tersebut, maka bentuk persamaan regresi
dari kedua kelompok jenis dapat disederhanakan menjadi satu bentuk regresi. Test signifikasi keseragaman slope dilakukan dengan analisa varian deviasi
regresi, dimana sumber variasinya adalah sum of square deviasi regresi common, within dan sisa. Jika nilai F
hitung
F
tabel
dalam analisa varian deviasi regresi pada taraf 1 maka slope kedua regresi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Dengan kata lain koefisien regresi dari masing-masing persamaan regresi tersebut
dapat disamakan. Berikut disajikan hasil perhitungan analisa test signifikasi keseragaman slope.
Tabel 31 Analisa varian deviasi regresi, test signifikasi keseragaman slope regresi Sumber variasi
df JKS
KTS F hit
F tabel 0.01
Regresi Common 259
1,14 Regresi Within
258 1,14
0,006 Sisa
1 0,001
0,001 0,22
6,73 Berdasarkan Tabel 31, ternyata nilai F
hitung
jauh lebih kecil dari nilai F
tabel
pada tingkat signifikansi 0,01. Hal ini menunjukkan, bahwa slope kedua regresi hubungan logaritma volume pohon dengan diameter pohon pada kedua kelompok
jenis kelompok jenis Dipterocarpaceae dan kayu rimba campuran tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Dengan kata lain koefisien regresi dari
masing-masing persamaan regresi tersebut dapat disamakan.. Test signifikasi keseragaman elevasi regresi dilakukan dengan analisa varian
deviasi regresi, dimana sumber keragamannya adalah regresi total, regresi common dan sisa. Jika nilai F
hitung
F
tabel
dalam analisa varian deviasi regresi test keseragaman elevasi regresi pada taraf 1 maka kedua regresi tersebut
menunjukkan elevasi yang tidak nyata, sehingga elevasi kedua regresi tersebut dapat disamakan. Hasil perhitungan analisa varian test keseragaman elevasi
regresi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 32 Analisa varian deviasi regresi, test signifikasi keseragaman elevasi regresi
Sumber variasi df
JKS KTS
F hit F tabel
0.01 Regresi total
260 1,5
Regresi Common 259
1,46 0,006
Sisa 1
0,03 0,031154 5,51
6,73 Dari Tabel 32 di atas, ternyata nilai F
hitung
lebih kecil dari nilai F
tabel
pada tingkat signifikansi 0,01. Berdasarkan hasil test tersebut, ternyata kedua regresi
dari masing-masing kelompok jenis kelompok jenis Dipterocarpaceae dan kayu
rimba campuran menunjukkan elevasi yang tidak nyata, sehingga elevasi kedua regresi tersebut dapat disamakan.
Dengan hasil test signifikasi keseragaman slope dan elevasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara volume pohon dengan diameter pohon
dari kedua kelompok jenis kelompok jenis Dipterocarpaceae dan kayu rimba campuran adalah seragam, sehingga kedua regresi tersebut dapat digabungkan
menjadi satu bentuk persamaan regresi gabungan. Bentuk persamaan regresi gabungan hubungan antara volume pohon dengan diameter pohon merupakan
regresi common dari kedua regresi tersebut, yaitu: V = 0,000199 D
2,42
Hubungan regresi tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 5 Scatter diagram diagram tebar hasil penggabungan regresi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN