98
Kesalahan – kesalahan tersebut dapat terjadi karena peserta didik belum sepenuhnya menguasai penulisan kata dalam bahasa Jerman.Faktor
kompetensi yang rendah merupakan salah satu penyebab terjadinya kesalahan penambahan.
g. Kesalahan Penulisan Huruf
Dalam penelitian ini masih ditemukan kesalahan bahasa Jerman dalam tataran ortografi yaitu kesalahan penulisan huruf. Berbagai kesalahan
penulisan huruf dalam karangan peserta didik adalah sebagai berikut: 27.a R.07. Die heir studiert viele Studenten und Studentinnen aus
Kalimantan, Sulawesi, usw. ‘Di sini kuliah banyak mahasiswa dan mahasiswi dari Kalimantan,
Sulawesi, dan lain- lain’. 27.b R.07. Hier studieren viele Studenten und Studentinnen aus
Kalimantan, Sulawesi, usw.
Kata yang digarisbawahi pada kalimat 27.a di atas merupakan bentuk kesalahan penulisan huruf. Kata heir seharusnya ditulis hier yang berarti di
sini. Kesalahan pada kalimat- kalimat tersebut seharusnya diperbaiki seperti pada kalimat 27.b di atas. Contoh lain kesalahan penulisan huruf dapat
dilihat pada contoh di bawah ini: 28.a R.10. Ich Finde Yogyakarta sin sauber, interessant, angenehn,
usw. ‘Pendapat saya Yogyakarta bersih, menarik, menyenangkan, dan lain-
lain’. 28.b. R.10. Ich finde Yogyakarta ist sauber, interessant, angenehm,
usw.
99
Kata yang digarisbawahi pada kalimat 28.a di atas merupakan kesalahan penulisan huruf. Kata yang digarisbawahi tersebut seharusnya
ditulis angenehm yang berarti menyenangkan. Kesalahan lain yang ditemukan pada kalimat 28.a adalah menulis kata kerja finde dengan
menggunakan huruf kapital. Kata kerja tersebut seharusnya ditulis dengan huruf kecil karena berada ditengah kalimat. Kesalahan- kesalahan seperti ini
harus diperbaiki seperti pada kalimat 28.b di atas. Kesalahan penulisan huruf dapat terjadi karena faktor performansi. Hal
ini terjadi karena ketidaktelitian peserta didik dalam penulisan kata bahasa Jerman. Ketidaktelitian dapat terjadi karna berbagai faktor diantaranya
kelelahan, stress, lingkungan, gangguan dari teman, dan sebagainya.Faktor – faktor inilah yang menjadi pemicu munculnya kesalahan – kesalahan
penulisan huruf.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Adapun keterbatasannya, yaitu terletak pada penggunaan satu metode saja, yaitu analisis kualitatif
tanpa menggantungkan dengan metode lain, dalam hal ini wawancara. Dengan metode wawancara tentunya akan diperoleh data atau informasi
tentang sumber dari penyebab kesalahan kebahasaan yang lebih akurat. Apabila peneliti memperoleh data pendukung tersebut tentunya hasil
penelitian ini akan lebih baik. Selain itu, keterbatasan peneliti sebagai peneliti