Aktifitas Fisik Aktifitas fisik adalah kerja fisik yang menyangkut sistem lokomotor tubuh yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aktifitas Fisik Aktifitas fisik adalah kerja fisik yang menyangkut sistem lokomotor tubuh yang

ditujukan dalam menjalankan aktifitas hidup sehari-harinya, jika suatu aktifitas fisik memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan-aturan tertentu secara sistimatis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain-lain disebut latihan. Sedangkan yang dimaksud dengan olahraga adalah latihan yang dilakukan dengan mengandung unsur rekreasi. Doyle, 1997, Lesmana, 2002 Menurut Fox 1993 aktifitas fisik berdasarkan sumber tenaganya atau pembentukan ATP melalui tiga sistem,yaitu 1 Sistem aerobik, 2 Sistem glikolisis anaerobik Lactic acid system dan 3 Sistem ATP- Creatin Phospat phosphagen system. Aktifitas aerobik merupakan aktifitas yang bergantung terhadap ketersediaan oksigen untuk membantu proses pembakaran sumber energi sehingga juga akan bergantung pada kerja optimal organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut oksigen agar proses pembakaran sumber energi dapat berjalan sempurna. Aktifitas ini biasanya merupakan aktifitas olahraga dengan intensitas rendah-sedang yang dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang cukup lama, seperti jalan kaki, bersepeda atau jogging. Aktifitas anaerobik merupakan aktifitas dengan intensitas tinggi yang membutuhkan energi yang cepat dalam waktu yang singkat namun tidak dapat dilakukan secara kontinu untuk durasi Novita Sari Harahap: Pengaruh Aktivitas Fisik Maksimal Terhadap Jumlah Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Mencit Mus musculus L Jantan, 2008. USU e-Repository © 2008 waktu yang lama. Aktifitas ini juga biasanya memerlukan interval istirahat agar ATP Adenosin Tri Phospat dapat diregenerasi sehingga kegiatannya dapat dilanjutkan kembali. Jenis olahraga yang memiliki aktifitas anaerobik dominan adalah lari cepat sprint, push-up, body building, gimnastik atau loncat jauh. Dalam beberapa jenis olahraga beregu atau juga individual akan terdapat gerakan-gerakanaktifitas seperti meloncat, mengoper, melempar, menendang bola, memukul bola, atau juga mengejar bola dengan cepat yang bersifat anaerobik. Oleh sebab itu, maka beberapa cabang olahraga seperti sepakbola, bola basket atau tenis lapangan merupakan kegiatan olahraga dengan kombinasi antara aktifitas aerobik dan anaerobik. Pada ATP- Creatin phospat, aktifitas dengan beban maksimal dan waktu yang sangat pendek. Ina, 2001 Olah raga menurut jenisnya ada 3 macam, yaitu latihan kondisi orhiba, aerobik dan yang belum dikenal banyak total fitnes, latihan rekreasi berburu, tenis serta latihan prestasi untuk memecahkan rekor yang ada atletik, bulu tangkis, renang. Latihan rekreasi dan prestasi memerlukan latihan kondisi, dengan maksud agar kemampuan kerja atau kesegaran jasmani dapat melayani keinginin pemiliknya. Soempeno, 1981, Brooks, 1995 Aktifitas fisik akan menyebabkan perubahan-perubahan pada faal tubuh manusia, baik bersifat sementarasewaktu-sewaktu respons maupun yang bersifat menetap adaption. Aktifitas fisik dengan intensitas tinggi antara sub maksimal hingga maksimal akan menyebabkan otot berkontraksi secara anaerobik. Kontraksi otot secara anaerobik membutuhkan penyediaan energi ATP melalui proses glikolisis anaerobik atau sistem asam laktat lactid acid system. Glikolisis anaerobik akan Novita Sari Harahap: Pengaruh Aktivitas Fisik Maksimal Terhadap Jumlah Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Mencit Mus musculus L Jantan, 2008. USU e-Repository © 2008 menghasilkan poduk akhir berupa asam laktat. Jadi, aktifitas dengan intensitas sub maksimal hingga intensitas maksimal akan menyebabkan akumulasi asam laktat dalam otot dan darah. Bompa, 1990, Fox, 1993 Pada aktifitas fisik terjadi peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan ini akan mencapai maksimal saat penambahan beban kerja tidak mampu meningkatkan konsumsi oksigen. Hal ini dikenal dengan konsumsi oksigen maksimum VO2 max. Sesudah VO2 max tercapai, kerja akan ditingkatkan dan dipertahankan hanya dalam waktu singkat dengan metabolisme anaerob pada otot yang melakukan aktifitas. Secara teoritis, VO2 max dibatasi oleh cardiac output, kemampuan sistem respirasi untuk membawa oksigen darah, dan kemampuan otot yang bekerja untuk menggunakan oksigen. Faktanya, pada orang normal kecuali atlet pada yang sangat terlatih, cardiac output adalah faktor yang menentukan VO2 max. Bompa, 1990 Pengaruh aktifitas fisik dapat seketika yang disebut respon akut dan pengaruh jangka panjang akibat latihan yang teratur dan terprogram yang disebut adaptasi. Termasuk respon akut adalah bertambahnya frekwensi denyut jantung, peningkatan frekwensi pernafasan, peningkatan tekanan darah dan peningkatan suhu badan. Termasuk adaptasi antara lain peningkatan massa otot, bertambahnya massa tulang, bertambahnya sistem pertahanan antioksidan serta penurunan frekwensi denyut jantung istirahat. Sutarina dan Tambunan, 2004 Aktifitas fisik yang dapat meningkatkan sistem pertahanan antioksidan adalah aktifitas fisik dengan intensitas rendah dan intensitas sedang, karena aktifitas fisik pada tingkat ini mengacu pada program aktifitas fisik yang dirancang untuk Novita Sari Harahap: Pengaruh Aktivitas Fisik Maksimal Terhadap Jumlah Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Mencit Mus musculus L Jantan, 2008. USU e-Repository © 2008 meminimalkan pengeluaran radikal bebas. Sedangkan aktifitas fisik yang maksimal dan melelahkan dapat meningkatkan jumlah leukosit dan neutrofil baik dalam sirkulasi maupun di jaringan. Cooper, 2000

2.2. Radikal Bebas dan Stres Oksidatif