73
2.2. Transparancy Transparansi
Berkaitan dengan prinsip good governance, yaitu prinsip transparansi atau keterbukaan, maka proses penyusunan dan pembahasan Ranperda hingga menjadi
Perda Kabupaten Karo, diharapakan terbuka untuk umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan tersebut juga tertuang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Karo No. 11 tahun 2011, pasal 89 huruf g, yaitu menjaga rahasia termasuk hasil rapat yang telah disepakati untuk dirahasiakan sampai dengan
dinyatakan terbuka umum.
28
“Dalam pembahasan Ranperda Kabupaten Karo, DPRD melakukan publikasi kepada masyarakat khususnya stakeholder dari Ranperda
tersebut, dengan mengundang mereka melalui rapat dengar pendapat yang diperluas dengan mengundang instansi terkait sehingga ke depan tidak
menjadi permasalahan. Namun publikasi tersebut tidak melalui media massa.”
Dalam menjalankan prinsip transparansi tersebut, Kepala daerah berserta DPRD Kabupaten Karo menyatakan telah menjalankan prinsip tersebut, seperti
yang dijelaskan salah seorang anggota dewan Kabupaten Karo yang menyatakan:
29
28
Lihat Peraturan Daerah Kabupaten Karo No.11 tahun 2011, hal. 38.
29
Wawancara dengan salah seorang anggota DPRD Kabupaten Karo tanggal 25 Agustus 2014.
Transparancy yang merupakan salah satu prinsip good governance menjadi pedoman anggota dewan dalam menjalankan setiap program kerjanya.
Prinsip ini dibangun atas dasar kebebasan arus informasi dan secara langsung dapat diterima oleh pihak yang membutuhkan dan informasi tersebut tentunya
harus dapat dipahami.
74
DPRD Karo sendiri berpendapat bahwa transparansi atau keterbukaan informasi terkait pembahasan Ranperda telah dijalankan. Wakil Ketua DPRD
Kabupaten Karo, Onasis Sitepu. ST menyatakan: “Setiap keterbukaan yang ditunjukkan anggota DPRD tercermin ketika
masyarakat menyampaikan aspirasi berkaitan tentang Ranperda, DPRD kabupaten senantiasa bersedia untuk menyampaikan informasi dan juga
memberikan statement di media massa berkaitan dengan Ranperda.”
30
Semangat pelaksanaan good governance seyogiyanya menjadi tugas tanggung jawab besar bagi anggota dewan dengan melibatkan lebih banyak lagi
stakeholder sehingga peraturan daerah yang dihasilkan lebih aspiratif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Produk kebijakan yang dihasilkan nantinya pun
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam menjawab setiap kebutuhan dan permasalahan mereka. Setiap formulasi kebijakan daerah haruslah bersifat terbuka
atau transparan dan mendengarkan suara publik. Dengan kata lain, penerapan prinsip good governance dalam proses penyusunan ranperda sejatinya melibatkan
partisipasi masyarakat, terbuka untuk umum. Sikap keterbukaan transparancy terhadap masyarakat dapat diimplementasikan melalui konsultasi publik, rapat
dengar pendapat bersama stakeholder dan instansi terkait serta pada rapat paripurna yang bersifat terbuka sehingga masyarakat dapat hadir untuk mengikuti
dan mengetahui proses perumusan peraturan daerah tersebut.
30
Wawancara dengan Onasis Sitepu. ST. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karo tanggal 25 Agustus 2014.
75
2.3. Participation Partisipasi