Teknik Analisis Data .1 Uji Instrumen

39 a. Dokumen tertulis printed: buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian, jurnal, laporan. b. Dokumen elektronis nonprinted: situs internet, foto, microfilm, disket, CD, kaset, atau peralatan audio visual lainnya.

3.7.2 Skala Instrumen Pengumpul Data

Skala instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorangkelompok orang tentang fenomenal sosial Juliandi dan Irfan 2009:72. Jawaban setiap item instrumen memiliki penentuan skor dari setiap instrumennya yakni: Tabel 3.2 Penentuan Skor Item No. Alternatif Jawaban Skor 1. Sangat Setuju SS 5 2. Setuju S 4 3. Kurang Setuju KS 3 4. Tidak Setuju TS 2 5. Sangat Tidak Setuju STS 1 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Instrumen Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan. 40

3.8.1.1 Uji Validitas

Menurut Juliandi dan Irfan 2013:79 uji validitas merupakan menguji sejauhmana ketepatan atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur variabel penelitian. Jika instrumen validbenar maka hasil pengukuran pun kemungkinan akan benar. Dalam melakukan penguraian validitas, digunakan alat bantu program komputer SPSS versi 21.0. Jika nilai sig α 0.05, maka suatu item instrumen yang diuji korelasinya valid. Sebaliknya jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan dikeluarkan atau dibuang dari instrumen. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuisioner adalah sebagai berikut: a. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut valid. b. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

3.8.1.2 Uji reliabilitas

Menurut Juliandi dan Irfan 2013:83, tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya.Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas atas pertanyaan yang sudah valid.Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 21.0. Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah: a. Jika nilai koefisien reliabilitas 0.6, maka instrumen yang diuji memiliki reliabilitas yang baikreliabelterpercaya. b. Jika nilai koefisien reliabilitas 0.6, maka instrumen yang diuji tersebut tidak reliabel. 41

3.8.2 Metode Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis linear berganda: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 +e Dimana: Y = Kinerja Karyawan α = Konstanta β 1, β 2 = Koefisien regresi X 1 =Kepemimpinan X 2 = Budaya Organisasi e = Standar Error Apabila persamaan regresi tidak menggunakan konstanta constant maka nilai koefisien yang digunakan adalah pada kolom standardized Coeeficients Juliandi dan Irfan 2013:174.

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

3.8.3.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak.Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Gujarati, Santoso, Arif dalam Juliandi dan Irfan 2013:169. 42 Kriteria untuk menentukan normal atau tidaknya data, maka dapat dilihat pada nilai probabilitasnya.Data adalah normal, jika nilai Kolmogorov Smirnov adalah tidak signifikan Asymp. Sig 2- tailedα0,05.

3.8.3.2 Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen Gujarati,Santoso, Arief dalam Juliandi dan Irfan 2013:170. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian Variance Inflasi FactorVIF, yang tidak melebihi 4 atau 5 Hines dan Mongtgomery dalam Juliandi dan Irfan 2013:170.

3.8.3.3 Heterokedastisitas

Heterokedatisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Arief, Gujarati dalam Juliandi dan Irfan 2013:171. Dasar pengambilan keputusannya adalah: jika pola tertentu, seperti titik- titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik point- point menyebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Santoso dalam Juliandi dan Irfan 2013:171. 43

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dibuat berdasarkan data penelitian.Suatu perhitungan variabel disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana H ditolak.Namun sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H diterima. Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.8.4.1 Uji Signifikan Parsial t

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat.Apakah variabel Kepemimpinan X ₁ dan Budaya Organisasi X₂ mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel Y yaitu Kinerja Karyawan. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: a. H0 : bi = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan siginifikan terhadap variabel terikat. b. Ha : bi ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria penerimaanpenolakan hipotesis dengan tingkat α= 0.05 ditentukan sebagai berikut: a. T hitung t tabel berarti H0 ditolak atau Ha diterima. b. T hitung ≤ t tabel berarti H0 diterima atau Ha ditolak. Uji t bisa dilihat pada tingkat signifikansinya yaitu: a. Jika tingkat signifikan 0.05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. 44 b. Jika tingkat signifikan ≤ 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.

3.8.3.2 Uji Signifikan Simultan F

Untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat dilihat nilai F yakni pada nilai probabilitasnya Juliandi dan Irfan 2013:175. Jika H ₀ : b₁ = b₂ = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Sebaliknya jika H ₀ : b₁≠ b₂≠ 0, artinya secara serentak mempunyai pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria penerimaanpenolakan hipotesis dengan tingkat signifikan α = 0.05 ditentukan sebagai berikut: a. Jika tingkat signifikan F hitung 0.05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. b. Jika tingkat signifikan F hitung ≤ 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.

5.8.4.3 Uji Koefisien Determinasi

� � Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yaitu kepemimpinan dan budaya organisasi dalam menerangkan variabel terikat yakni kinerja karyawan.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. a. Jika R 2 berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R ≤ 1 , maka variabel bebas X memberikan secara keseluruhan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat Y. b. Jika R 2 = 0, maka kemampuan variabel bebas X dalam menjelaskan variabel terikat Y sangatlah terbatas. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Soci Mas adalah salah satu perusahaan yang selama ini fokus bergerak di industri oleochemical atau industri pengelolaan minyak kelapa sawit menjadi bahan-bahan kimia seperti asam lemak fatty acid dan gliserin.Fatty Acid adalah produk utama yang dihasilkan PT. Soci Mas, sedangkan gliserin adalah produk samping.Fatty Acid yang dihasilkan merupakan bahan baku pembuatan deterjen, sabun, minyak wangi, dan lain-lain. Sedangkan gliserin digunakan sebagai bahan campuran obat-obatan, kosmetik dan lain-lain. Perusahaan yang sejak tahun 2008 lalu diambil alih PT Smart Tbk Kelompok Usaha Sinar Mas Group itu sebelumnya bernama PT Sinar Oleochemical Internasional SOCI, sebuah perusahaan joint venture yang mayoritas sahamnya dimiliki konsorium empat perusahaan Jepang. Berdirinya PT. Sinar Oleochemical Internasional diprakarsai oleh salah satu investor Indonesia dan salah satu investor Jepang yang mengadakan pertemuan di Jakarta Convention Center, Jakarta pada tahun 1991. Ide awal pembentukan perusahaan ini karena besarnya peluang pasar bahan-bahan kimia saat itu dan juga dikarenakan tersedianya bahan baku yang banyak di Indonesia untuk proses produksi. Kemudian, investor Indonesia yang diwakili oleh Sinar Mas Grup dan investor Jepang yang diwakili Nippon Oil and Fat NOF mengadakan pertemuan dengan investor-investor Jepang yang berminat menjadi mitra perusahaan ini di Jakarta. Dari pertemuan tersebut, disepakati bahwa ada lima perusahaan termasuk