B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah rasio keuangan dapat memprediksi kondisi financial
distress pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa rasio keuangan dapat memprediksi kondisi financial distress pada suatu perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan peneliti serta mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah.
2. Bagi perusahaan, untuk memberikan informasi atas penelitian yang
dilakukan penulis agar dapat dijadikan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan.
3. Bagi pihak lain, yaitu sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
menambah perbendaharaan pengetahuan serta sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan
perusahaan dan disusun secara periodik. Periode yang biasa digunakan adalah tahun yan dimulai dari 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Periode
seperti ini disebut dengan periode tahun kalender. Selain tahun kalender, periode akuntansi bisa juga dimulai dari tanggal selain tanggal 1 Januari. Istilah periode
akuntansi yang seperti ini sering disebut dengan isilah periode tahun buku. Periode tahun buku yang digunakan dapat secara tahunan, atau menyusun laporan
keuangan untuk periode yang lebih pendek misalnya bulanan, triwulan atau kwartalan. Laporan keuangan dalam suatu perusahaan mempunyai arti yang
sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen sebagai bentuk
pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan. Ada beberapa pengertian laporan keuangan, yaitu :
Pengertian laporan keuangan menurut IAI 2008:1 merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi kas, catatan notes dan laporan pendukung lainnya.
6
Universitas Sumatera Utara
Menurut Munawir 2002:2, “laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.
Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan keuangan antara lain : pemilik perusahaan, kreditor, investor, manajer atau pemimpin perusahaan,
karyawan perusahaan dan pemerintah. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya untuk menilai keberhasilan manajemen
dalam menjalankan perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui laba yang dihasilkan perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan diperlukan untuk menilai
hasilhasil yang telah dicapai perusahaan serta memperkirakan hasil-hasil yang akan dicapai pada masa yang akan datang sehingga pemilik dapat menaksir
keuntungan yang akan diperoleh. Kreditor menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam hal pemberian kredit suatu perusahaan. Disamping
itu kreditor bisa mengukur apakah perusahaan dapat mengembalikan pokok pinjaman kredit dan bunganya. Manajer atau pimpinan perusahaan menggunakan
laporan keuangan untuk menyusun rencan dan strategi perusahaan, memperbaiki operasional perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. Investor
berkepentingan dengan laporan keuangan untuk mengetahui apakah modal yang telah diinvestasikan memberikan prospek keuntungan di masa yang akan datang.
Pemerintah melihat laporan keuangan untuk menentukan jumlah pajak yang akan dibebankan ke perusahaan dan digunakan sebagai dasar perencanaan pemerintah
dalam hal ini adalah Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Universitas Sumatera Utara
dan Tenaga Kerja. Melalui laporan keuangan dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek, struktur permodalan,
distribusi aktiva, efektifitas penggunaan aktiva dan hasil atau pendapatan yang telah dicapai serta nilai buku tiap lembar saham suatu perusahaan. Karyawan
perusahaan berkepentingan dengan laporan keuangan antara lain untuk kepentingan kompensasi. Dari laporan keuangan dapat terlihat kemampuan
perusahaan dalam memberikan kompensasi yang lebih baik, misal dengan memberikan tunjangan hari tua, Jamsostek Jaminan Sosial Tenaga Kerja agar
karyawan dapat bekerja dengan optimal sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan dan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen
kepada pihak yang menanamkan dananya di perusahaan.
Menurut IAI dalam PSAK No. 1 2008:1.2 : Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas, perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan – keputusn ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban stewardship manajemen atas penggunaan sumber – sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliput: 1
aktiva, 2 kewajiban, 3 ekuitas, 4 pendapatan, beban termasuk keuntungan dan kerugian, 5 arus kas.
Universitas Sumatera Utara
3. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
Pada umumnya laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan aliran kas.
a. Neraca. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis asset, kewajiban ekonomis
hutang, modal saham, dan hubungan antar item tersebut. Neraca tidak memberikan informasi nilai perusahaan secara langsung, tetapi informasi tersebut
bisa dilihat dengam mempelajari neraca digabung dengan laporan keuangan yang lain. Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganilisis likuiditas
perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
b. Laporan Laba Rugi. Laporan laba rugi meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama
periode akuntansi tertentu. Laporan keuangan diharapkan bias memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan Return on Investment,
risiko, fleksibilitas keuangan, dan kemampuan operasional perusahaan. Elemen pokok dari Laporan Laba Rugi terdiri dari pendapatan operasional, beban
operasional, dan untung atau rugi.
c. Laporan Aliran Kas Laporan aliran kas memberikan informasi mengenai penerimaan dan
pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu, disamping itu laporan alian
Universitas Sumatera Utara
kas memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu.
d. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas mengambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
e. Catatan atas Laporan Keuangan Isi dari catatan atas laporan keuangan adalah penjelasan umum tentang
perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan lapran arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
4. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input informasi bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan akan memberikan
informasi mengenai protabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Analisis laporan
keuangan adalah suatu proses penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil sehingga dapat dipahami dengan tujuan mengetahui
kondisi keuangan dalam proses pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Analisis laporan keuangan sangat membantu manajemen dalam menilai kinerja perusahaannya sehingga dapat mengambil keputusan lebih lanjut baik itu
dalam hal investasi, ekspansi, ataupun pendanaan perusahaan. Di lain pihak analisis laporan keuangan juga membantu investor yang ingin menanamkan
dananya ke dalam perusahaan.
Analisis laporan keuangan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a.
Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan.
b. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk
itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata industri bisa dan biasa dipakai
sebagai pembanding. Meskipun angka rata-rata industri ini barangkali bukan merupakan pembanding yang paling tepat karena beberapa hal, misal karena
perbedaan karektiristik rata-rata perusahaan dalam industri dengan perusahaan tersebut. Tetapi rata-rata industri tetap bisa dipakai untuk
perbandingan. Alternatif lain apabila rata-rata industri tidak ada adalah dengan membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Perusahaan yang menjadi pembanding bisa jadi perusahaan yang menjadi leader dalam industri.
c. Informasi tambahan di luar laporan keuangan diperlukan untuk
memberikan analisis yang lebih tajam lagi. Untuk memudahkan pembacaan
Universitas Sumatera Utara
data-data keuangan untuk beberapa periode untuk mencari trend-trend tertentu dapat menggunakan: common-size dengan jalan menghitung tiap-
tiap rekening dalam laporan laba dan neraca, serta dapat menggunakan Analisis Rasio.
5. Jenis-jenis Analisis Rasio
Menurut Brigham dan Houston 2006:94, laporan keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun operasinya
selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk
membantu meramalkan keuntungan dan dividen di masa depan. Dari sudut pandang seorang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis
laporan keuangan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk mengantisipasi kondisi-kondisi di masa
depan maupun, yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di
masa mendatang.
Menurut Horne dan Machowicz 2005:202, pada dasarnya Analisis Rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima macam kategori yaitu:
a. Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau dengan kata lain mengukur kemampuan likuiditas
jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relative terhadap hutang lancar kewajiban perusahaan. Rasio likuiditas yang jelek
Universitas Sumatera Utara
dalam jangka panjang akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Yang termasuk dalam rasio likuiditas, antara lain:
i. Rasio Lancar ii. Rasio Uji Cepat
b. Rasio Aktivitas Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas menggunakan asset
dengan melihat tingkat aktivitas asset. Yang termasuk dalam rasio aktivitas antara lain :
i. Aktivitas Piutang ii. Umur Piutang
iii. Aktivitas Hutang iv. Aktivitas Persediaan
c. Rasio Solvabilitas Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. d. Rasio Profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba profitabilitas. Yang termasuk dalam rasio profitabilitas antara lain:
i. Hubungan Penjualan Terhadap Laba
ii. Marjin Laba Bersih iii. Return On Asset
iv. Return On Investment v. Return On Equity
e. Rasio Pasar Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai
buku perusahaan. Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan
pada masa yang mendatang. Faktor prospek dalam risiko tersebut akan mempengaruhi harapan investor terhadap perusahaan pada masa-masa
mendatang.
Universitas Sumatera Utara
6. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Meskipun analisis rasio keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Rasio keuangan disusun dari data laporan keuangan dan data tersebut
dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bias merupakan hasil manipulasi. Hal ini terkait dengan perilaku manajemen yang mungkin
melakukan window dressing suatu teknik untuk mempercantik laporan keuangan agar laporan keuangan telihat lebih baik bagi pihak-pihak yang
berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan tersebut. b.
Rasio keuangan tidak selalu menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya.
7. Analisis Potensi Kebangkrutan
Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari sebuah perusahaan adalah kegunaannya untuk meramal kontinuitas atau kelangsungan
hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya
potensi kebangkrutan. Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam
keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri biasanya diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi
dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban – kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan
Universitas Sumatera Utara
dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba
yang diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan dan kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi
bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang dimiliki. Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress
perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan – tindakan untuk mengantispasi yang mengarah kepada kebangkrutan. Prediksi financial distress
perusahaan ini menjadi perhatian banyak pihak. Pihak – pihak yang menggunakan model tersebut meliput i :
a. Pemberi Pinjaman
Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress menpunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan
memberikan suatu pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.
b. Investor
Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakuka n
pembayaran kembali pokok dan bunga. c.
Pembuat Peraturan Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan
membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas perusahaan.
d. Pemerintah
Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dan antitrust regulation.
e. Auditor
Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan.
f. Manajemen
Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan menanggung biaya langsung fee akuntan dan pengacara dan biaya tidak
langsung kerugan penjualan atau kerugian paksa akibat ketetapan pengadilan. Sehingga dengan adanya model prediksi financial distress
diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.
8. Prediksi Kebangkrutan dengan Metode Altman
Edward.L.Altman pada penelitian Almilia dan Kristijadi 2003 merumuskan formula Z-score yang secara umum dapat untuk mengukur kesehatan
keuangan suatu perusahaan. Pengukuran rasio Altman yaitu untuk mengetahui potensi kebangkrutan menggunakan perhitungan Z-score. Nilai Z-score akan
menjelaskan kondisi keuangan perusahaan manufaktur yang dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Untuk nilai Z-score lebih kecil atau sama dengan 1,21 Z-score
≤ 1,21, berartiperusahaan mengalami kesulitan keuangan dan resiko tinggi.
b. Apabila diperoleh nilai Z-score antara 1,23 sampai 2,9 1,23 Z-score
≤2,9, maka perusahaan dianggap berada pada daerah abu-abu gray area. Pada kondisi ini perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus
ditangani dengan penanganan manajemen yang tepat. Pada gray area ini ada kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan dan ada pula yang tidak
mengalami. Jadi pihak manajemen sangat penting dalam penanganannya. c.
Untuk nilai Z-score lebih besar dari 2,9 Z-score 2,9 memberikan penilaian bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat
sehingga kemungkinan kebangkrutan sangat kecil.
Pengukurannya antara lain : Prediksi kebangkrutan yang diformulasikan Altman dalam bentuk
persamaan Z-score: Z = 0,717T
1
+ 0,847T
2
+ 3,107T
3
+ 0,420T
4
+ 0,998T
5
Rasio-rasio yang ada dalam formula tersebut, terdiri dari : 1.
Working Capital Total Assets T
1
Merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Dimana modal kerja Working Capital diperoleh dari selisih antara
aktva lancar dengan utang lancar. Indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah indikator-
indikator internal, seperti kekurangan kas, besarnya utang dagang, utilisasi modal
Universitas Sumatera Utara
harta kekayaan, tingginya hutang yang tidak terkendali dan beberapa indicator lainnya.
2. Retairned Earnings Total Assets T
2
Merupakan rasio untuk mengukur besarnya kemampuan suatu perusahaan alam menghasilkan keuntungan, ditinjau dari kemampuan perusahaan yang
bersangkutan dalam memperoleh laba. 3.
Earning Before Interest and Taxes Total Assets T
3
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi
semua investor. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan
diantaranya adalah tingginya piutang dagang, tingkat penjualan yang rendah, besarnya persediaan, rendahnya perputaran piutang, kecilnya kredibilitas
perusahaan, serta kesediaan member kredit pada konsumen yang tidak dapat membayar tepat pada waktunya.
4. Book Value of Equity Book Value of Total Liabilities T
4
Merupakan rasio aktivitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap utangnya melalui modal sendiri.
5. Sales Total Assets T
5
Merupakan rasio aktivitas juga yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode
tertentu. Rasio ini dapat pula digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan revenue.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada aktivitas perusahaan yang kemudian akan berpengaruh pada rasio-rasio
tersebut diatas adalah rendahnya pangsa pasar produk kunci, berpindahnya penguasaan pasar para pesaing, kecilnya modal kerja, rendahnya perputaran
persediaan, kepercayaan konsumen yang rendah, dan beberapa indikator lainnya.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Variabel
Hasil 1.
Raden Roro Deviasri
2008 Analisis Rasio
Keuangan untuk Memprediksi
Kondisi Financial
Distress Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI Current Ratio,
Leverage Ratio, Gross Profit Margin,
Inventory Turnover, Return On Equity,
dan
Financial Distress.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan
dapat digunakan untuk
memprediksikan financial distress
suatu perusahaan.
2. Luciana
Spica Almilia dan
Kristijadi 2003
Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Kondisi
Financial Distress Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ
Profit Margin, Likuiditas, Efisiensi
Operasi, Profitabilitas,
Financial Leverage, Posisi Kas,
Pertumbuhan, Financial Distress.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan
dapat digunakan untuk
memprediksikan financial distress
suatu perusahaan.
3. Sari Atmini
dan Wuryan A
2005 Manfaat Laba dan
Arus Kas Untuk Memprediksi
Kondisi Financial
Distress Pada
Perusahaan Textile
Mill Products dan Apparel and Other
Textile Products yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta Institusi perusahaan,
kapasitas produksi, current ratio, acid
ratio, days in account receivables,
operating profit margin, return on
assets, total assets turn over, net
fixed assets turn over, net fixed assets,
dan rata-rata umur Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa model laba
merupakan model yang lebih baik
daripada model arus kas dalam
memprediksi kondisi financial distress
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan, rasio total debt to total
assets, long term debt to total assets,,
equity to total assets, total pendapatan,
beban usaha, beban overhead, beban gaji
yang ditanggung perusahaan selama
satu periode, laba, arus kas, financial
distress.
Sumber : Diolah Penulis, 2010
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis