Pengujian Hipotesis IV b,c b,c,d

d. Pengujian Hipotesis IV

1. Menilai Model Fit Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal block number =0 dengan nilai -2 log likelihood pada akhir block number =1. Nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan pada tabel 4.13 berikut ini : Tabel 4.13 Nilai -2 Log Likelihood -2LL Awal Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 40.168 -.069 2 40.168 -.069 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 40.168 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Universitas Sumatera Utara Nilai -2 log likelihood akhir pada block number = 1, dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini : Tabel 4.14 Nilai -2 Log Likelihood -2 LL Akhir Iteration History

a,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant CR DAR ITO ROE Step 1 1 18.449 -.234 .435 -1.672 .006 .000 2 11.028 .319 .709 -3.887 .026 .000 3 6.231 1.131 1.037 -7.132 .081 .000 4 3.381 1.965 1.504 -11.291 .170 .000 5 1.563 3.382 2.060 -17.728 .318 .001 6 .611 5.295 2.834 -26.251 .475 .001 7 .227 7.288 3.710 -35.292 .628 .002 8 .084 9.303 4.620 -44.418 .776 .003 9 .031 11.356 5.553 -53.625 .918 .004 10 .012 13.453 6.507 -62.926 1.054 .004 11 .004 15.589 7.480 -72.311 1.186 .005 12 .002 17.756 8.467 -81.761 1.314 .006 13 .001 19.943 9.463 -91.255 1.439 .006 14 .000 22.144 10.466 -100.779 1.563 .007 15 .000 24.353 11.473 -110.323 1.687 .008 16 .000 26.567 12.483 -119.880 1.809 .009 17 .000 28.784 13.495 -129.447 1.932 .009 18 .000 31.004 14.509 -139.022 2.054 .010 19 .000 33.226 15.523 -148.605 2.176 .011 20 .000 35.451 16.540 -158.194 2.298 .012 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 40.168 d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.13 dan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 2, memperoleh nilai sebesar 40,168. Kemudian pada tabel selanjutnya dapat dilihat nilai -2 log likelihood akhir dengan block number = 1, nilai -2 log likelihood pada tabel 4.14 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variable independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2 log likelihood akhir pada step 20 menunjukkan nilai 0,000. Adanya pengurangan nilai antara -2 log likelihood awal dengan nilai -2 log likelihood akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2005:219. Penurunan nilai -2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan variabel bebas yaitu current ratio, debt to total asset ratio, inventory turnover, dan return on equity ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian ini. Menilai model fit dapat juga dilihat melaui tabel omnibus test of model coefficients berikut ini : Tabel 4.15 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 40.168 4 .000 Block 40.168 4 .000 Model 40.168 4 .000 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Universitas Sumatera Utara Tabel tersebut menunjukkan nilai signifikansi chi square dimana tingkat signifikansinya adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model yang terdiri dari beberapa variabel independen tersebut berpengaruh dan dapat digunakan untuk menilai variabel dependen. Nilai chi square di atas adalah hasil dari selisih - 2LL awal dengan -2LL akhir. 2. Menguji Kelayakan Model Regresi Pengujian kelayakan model regresi logistic dilakukan dengan menggunakan goodness of fitness test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah uji hosmer and lameshow. Tabel 4.16 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 .000 6 1.000 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Hasil pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikansi sebesar 1,000. Nilai signifikansi yang diperoleh ini lebih besar dari 0,05, maka H tidak dapat ditolak diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Kategori = Financial Distress Kategori = Non Financial Distress Total Observed Expected Observed Expected Step 1 1 3 3.000 .000 3 2 3 3.000 .000 3 3 3 3.000 .000 3 4 3 3.000 .000 3 5 3 3.000 .000 3 6 .000 3 3.000 3 7 .000 1 1.000 1 8 .000 10 10.000 10 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Dari tabel kontinjensi untuk uji hosmer and lameshow, dapat dilihat bahwa dari 8 langkah pengamatan untuk kategori perusahaan dengan kondisi financial distress 1 maupun kondisi non financial distress 2, nilai yang diamati maupun nilai yang diprediksi, tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini mampu memprediksi nilai observasinya. 3. Hasil Pengujian Hipotesis Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap peringkat obligasi. Pengujian dengan regresi logistik ditunjukkan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.18 Case Processing Summary Unweighted Cases a N Percent Selected Cases Included in Analysis 29 100.0 Missing Cases .0 Total 29 100.0 Unselected Cases .0 Total 29 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat diambil analisis sebagai berikut: a. jumlah observasi sebanyak 29, dan seluruh observasi telah diperhitungkan ke dalam pengujian hipotesis b. tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan dengan nilai dummy variabel. Variabel dependen bernilai 1 untuk kategori financial distress dan bernilai 2 untuk kategori non financial distress. c. metode yang digunakan untuk memasukkan data adalah metode enter dimana dengan menggunakan metode ini seluruh variabel bebas independen disertakan dalam analisis data untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, variabilitas antara variabel dependen dengan variabel independen ditampilkan pada tabel 4.19 di bawah ini. Tabel 4.19 Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 .000 a .750 1.000 a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Berdasarkan table 4.19 di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox Snell R Square sebesar 0,750. Cox Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R 2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu, sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Nagelkerke’s R 2 merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell. Untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari satu 1 sampai dua 2, dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R 2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R 2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R 2 pada multiple regression. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelkerke’s R 2 menunjukkan angka sebesar 1,000 yang berarti variabilitas variable Universitas Sumatera Utara dependen yang dapat dijelaskan oleh variable independen adalah sebesar 100. a. Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kondisi perusahaan. Tabel 4.20 Classification Table a Observed Predicted Kategori Percentage Correct Financial Distress Non Financial Distress Step 1 Kategori Financial Distress 15 100.0 Non Financial Distress 14 100.0 Overall Percentage 100.0 a. The cut value is .500 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Tabel 4.20 di atas menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan kondisi perusahaan sebesar 100. Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan ada 15 perusahaan yang diprediksi berada pada kondisi financial distress dari total 15 perusahaan yang berada pada kondisi financial distress. Kekuatan prediksi model untuk kategori non financial distress adalah sebesar 100, yang berarti bahwa model regresi yang Universitas Sumatera Utara diajukan ada 14 perusahaan yang diprediksi berada pada kondisi non financial distress dari total 14 perusahaan yang berada pada kondisi non financial distress. b. Menguji Koefisien Regresi Tabel 4.21 Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. ExpB 95.0 C.I.for EXPB Lower Upper Step 1 a CR 16.540 4.499E3 .000 1 .997 1.524E7 .000 . DAR - 158.194 2.189E4 .000 1 .994 .000 .000 . ITO 2.298 1.353E3 .000 1 .999 9.954 .000 . ROE .012 5.726 .000 1 .998 1.012 .000 7.564E4 Constant 35.451 1.122E4 .000 1 .997 2.489E15 a. Variables entered on step 1: CR, DAR, ITO, ROE. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Tabel 4.21 di atas memperlihatkan hasil pengujian hipotesis regresi logistik pada tingkat signifikansi 5. Dari hasil pengujian hipotesis tersebut pada kolom B maka diperoleh model persamaan regresi logistik sebagai berikut : Y= 35,451 + 16,540X 1 – 158,194X 2 + 2,298X 3 + 0,012X 4 Universitas Sumatera Utara Konstanta sebesar 35,451 menyatakan bahwa jika tidak memperhitungkan nilai CR, DAR, ITO, dan ROE , maka kemungkinan financial distress sebesar 35,451.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan Uji Mann Whitney, menunjukkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio current ratio, debt to total asset ratio, inventory turnover, dan return on equity antara perusahaan yang mengalami financial distress dengan perusahaan yang tidak mengalami financial distress. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi dari masing-masing rasio 0,05. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio current ratio dan debt to total asset ratio, antara perusahaan yang mengalami financial distress dengan perusahaan yang berada pada gray area tetapi tidak pada rasio inventory turnover dan return on equity. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi dari masing-masing rasio 0,05. Kecuali pada rasio inventory turnover dan return on equity yang tingkat signifikansinya 0,05. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio current ratio, debt to total asset ratio, inventory turnover, dan return on equity antara Universitas Sumatera Utara