Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Konstanta sebesar 35,451 menyatakan bahwa jika tidak memperhitungkan nilai CR, DAR, ITO, dan ROE , maka kemungkinan financial distress sebesar 35,451.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan Uji Mann Whitney, menunjukkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio current ratio, debt to total asset ratio, inventory turnover, dan return on equity antara perusahaan yang mengalami financial distress dengan perusahaan yang tidak mengalami financial distress. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi dari masing-masing rasio 0,05. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio current ratio dan debt to total asset ratio, antara perusahaan yang mengalami financial distress dengan perusahaan yang berada pada gray area tetapi tidak pada rasio inventory turnover dan return on equity. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi dari masing-masing rasio 0,05. Kecuali pada rasio inventory turnover dan return on equity yang tingkat signifikansinya 0,05. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio current ratio, debt to total asset ratio, inventory turnover, dan return on equity antara Universitas Sumatera Utara perusahaan yang tidak mengalami financial distress dengan perusahaan yang berada pada gray area. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi dari masing-masing rasio 0,05. Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan Uji Mann Whitney tersebut dapat dilihat bahwa rasio keuangan pada masing-masing kategori perusahaan berbeda secara signifikan, hal tersebut dapat terjadi karena keadaan yang menyebabkan masing-masing perusahaan berada pada kategorinya misalnya tingkat utang yang dimiliki perusahaan, likuiditas perusahaan, sistem manajemen dan kinerja perusahaan, atau tingkat modal yang dimiliki perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Raden 2008. Sedangkan dari analisis regresi logistik yang dilakukan, dari tingkat signifikansi yang dimiliki masing-masing current ratio, debt to total asset ratio, inventory turnover, dan return on equity menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan, karena tingkat signifikansi masing-masing variabel independen berada di atas 5. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Almilia 2003 dan Raden 2008 yang menyatakan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Ditinjau dari penelitian Almilia, hal ini mungkin dapat terjadi karena periode pengamatan penelitian yang berbeda dimana Almilia melakukan penelitian pada tahun pengamatan 1998 - 2001 sedangkan peneliti melakukan penelitian pada tahun pengamatan 2008, kemudian variabel yang digunakan ada yang berbeda dan pada penelitian Almilia Universitas Sumatera Utara rasio yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress yaitu gross profit margin net incomesales, financial leverage current liabilitiestotal asset, dan rasio pertumbuhan growth net incometotal asset. Sedangkan ditinjau dari penelitian Raden 2008 dimana variabel yang digunakan sama tetapi pada penelitian Raden rasio gross profit margin tidak dihapus karena tidak mengalami multikolinearitas yang serius, hasil penelitian ini memiliki kemiripan dimana pada penelitian Raden rasio yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan hanya leverage ratio debt to total asset ratio sedangkan rasio yang lain yaitu current ratio, gross profit margin, inventory turnover dan return on equity tidak dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Raden mungkin disebabkan oleh periode pengamatan penelitian yang berbeda dimana Raden meneliti pada tahun pengamatan 2006 sedangkan peneliti meneliti pada tahun pengamatan 2008, kemudian Raden menggunakan rumus Altman yang berbeda dengan yang digunakan peneliti dalam menentukan nilai Z-Score masing-masing perusahaan, dimana Raden menggunakan rumus Z=1,2T 1 + 1,4T 2 + 3,3T 3 + 0,6T 4 + 0,999T 5 , dengan interval : a. Z-Score ≤1,88, perusahaan dikategorikan mengalami financial distress b. Z-Score 1,88 – 2,99, perusahaan dikategorikan berada di posisi gray area c. Z-Score 2,99, perusahaan dikategorikan tidak mengalami financial distress sedangkan peneliti menggunakan rumus yang telah diperbaharui yaitu Universitas Sumatera Utara Z = 0,717T 1 + 0,847T 2 + 3,107T 3 + 0,420T 4 + 0,998T 5 dengan interval : a. Z-Score ≤1,21, perusahaan dikategorikan mengalami financial distress b. Z-Score 1,23 – 2,99, perusahaan dikategorikan berada di posisi gray area c. Z-Score 2,99, perusahaan dikategorikan tidak mengalami financial distress Dengan berbedanya rumus Altman dan interval yang digunakan maka akan berbeda juga dalam pengkategorian perusahaan sehingga hasil penelitian dapat berbeda. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan