Duduk Perkara Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 791PID.B2011PNSIM

Pasal 81 ayat 1, Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan... dan seterusnya; kelima, ada pasal yang menyebabkan anak sebagai pelaku di hukum seperti hukuman orang dewasa, karena adanya klasul “setiap orang” tanpa ada pengecualian, yakni Pasal 81, “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan...dan seterusnya; keenam, belum ada ketetapan bila kekerasan dilakukan oleh negara; ketujuh, belum ada pemberatan bila kekerasan dilakukan oleh petugas yang seharusnya melindungi. 83

B. Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 791PID.B2011PNSIM

Pemaparan atas kekurangan atas Pasal perlindungan anak atas tindakan kekerasan dalam UU Perlindungan Anak ini merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk menghindari semakin banyaknya anak yang menjadi korban tindak kekerasan. Putusan ini terdapat dalam Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 791PID.B2011PNSIM tanggal 2 Januari 2012; Yaitu Putusan Pengadilan Negeri Simalungun, dimana Majelis Hakim melakukan terobosan hukum dengan memutus perkara yang dituntut dalam Dakwaan Tunggal yakni dengan Pasal 80 ayat 3 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan Putusan dari Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan.

1. Duduk Perkara

BUDI, 26 tahun, seorang wiraswasta, bertempat di Jalan Handayani Nagori Karang Anyer Kec. Gunung Maligas Kabupaten Simalungun, atau 83 “IRF: UU Perlindungan Anak: Banyak Kelemahan”, http:www.irf.or.idberita9-irf- uu-perlindungan-anak-banyak-kelemahan.html, diakses tanggal 9 April 2014, jam 19.50. Universitas Sumatera Utara setidak-tidaknya pada tempat-tempat lain yang masih termasuk di dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Simalungun. Pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2011 sekira pukul 10.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu- waktu lain di bulan Agustus 2011, hendak menjemput anak terdakwa dari sekolahnya di Jalan Handayani Huta VII Nagori Karang Anyer Kec. Gunung Maligas Kab. Simalungun. Pada saat anak terdakwa hendak menyeberang jalan untuk menemui terdakwa, secara tiba—tiba datang sepeda motor yang dikendarai oleh korban RIFKY AZUARDI BATUBARA dan saksi WAHYU ANDIKA berboncengan dari arah belakang dan menabrak anak terdakwa sehingga anak terdakwa dan korban bersama sepeda motornya terjatuh, sedangkan saksi WAHYU ANDIKA tidak jatuh karena dapat melompat dan berdiri. Melihat hal tersebut terdakwa langsung menampar pipi korban sebanyak 2 dua kali, kemudian terdakwa menolongi anaknya dengan mendirikannya. Kemudian korban pun mendirikan sepeda motornya dan duduk di atas sepeda motornya, lalu terdakwa BUDI mengatakan kepada korban, “KAU OBATI DULU ANAKKU” sambil menumbuk wajah korban sebanyak 1 satu kali dengan menggunakan tangannya. Kemudian oleh korban meminta maaf kepada terdakwa, namun terdakwa mencekiknya dan menumbuknya lagi hingga korban terjatuh. Dan pada saat posisi korban tertidur, terdakwa langsung menendangi bagian kepala korban secara berulang-ulang dengan kuat atau keras dan mengenai bagian lehernya hingga korban tidak berdaya dan tergeletak di tempat tersebut. Selanjutnya terdakwa mengambil anaknya lalu menaikkannya ke sepeda motornya. Dan tidak lama Universitas Sumatera Utara kemudian datang saksi RANI, dan saksi SUPRI dan saksi SURIANI Als SURI untuk menolong korban, lalu saksi SUPRI mengatakan kepada terdakwa “ORANG TUA NGGAK ADA OTAK KAU, ANAK SEKECIL INI KAU PUKULI” dan dijawab oleh terdakwa “LOS” sambil pergi. Lalu korban dibawa ke rumah sakit dan tidak lama kemudian korban meninggal dunia. Dengan melakukan pemukulan atau penganiayaan terhadap korban dapat mengakibatkan fatal atau korban dapat meninggal dunia. Dan akibat kejadian tersebut korban RIFKY AZUARDI BATUBARA meninggal dunia sesuai dengan Visum Et Repertum Nomor : 3687IVUPMVIII2011tanggal 26 Agustus 2011 terhadap korban RIFKY AZUARDI BATUBARA, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Dr. REINHARD J.D. HUTAHAEAN, dokter Rumah Sakit Umum Daerah Dr. DJASAMEN SARAGIH dengan hasil pemeriksaan luar dan dalam diambil kesimpulan bahwa korban mengalami luka lecet di dagu, leher dan dada serta memar dan bengkak di daerah leher uang disebabkan ruda paksa trauma tumpul. Penyebab kematian korban kemungkinan disebabkan oleh karena mati lemas yang diakibatkan kemungkinan akibat patahnya tulang leher yang disebabkan oleh ruda paksa trauma tumpul pada daerah leher kiri.

2. Dakwaan Penuntut Umum

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

5 130 108

Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Aparat Kepolisian Yang Menyebabkan Kematian(Studi Putusan Nomor : 370/Pid.B/2013/Pn.Sim)

1 112 102

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 64 103

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Tinjauan Psikologi Kriminal Penyimpangan Perilaku Seksual Terhadap Tindak Pidana Mutilasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 1036/PID.B/2009/PN.DEPOK)

18 111 171

BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Bentuk-Bentuk Kekerasan terhadap Anak - Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

0 0 26

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9

Penerapan Sanksi Tindakan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana (Studi Putusan Raju di Pengadilan Negeri Stabat)

0 1 100

Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)

0 11 90