3. Throttle Body
Komponen  ini  rentan  terhadap  kotoran  yang  mengakibatkan  akselerasi menjadi kurang responsive. Jika kotoran sudah menumpuk di bagian throttle position sensor
maka bisa menyebabkan putaran mesin menjadi pincang dalam keadaan stationer. Kebersihan throttle  body berhubungan  dengan  kebersihan  saringan  udara  karena
sumber kotoran berasal dari udara yang terhisap ke ruang bakar.
4. Nosel Injektor
Lubang  nosel  yang  kecil  ukurannya  dapat  juga  tersumbat  kotoran  ataupun kerak. Sehingga  semprotan  bensin  jadi  kacau  dan  debitnya  menjadi  berkurang.  Hal  itu
berakibat  putaran  mesin  menjadi  pincang  dan akselerasi  mesin  menjadi  kurang responsive.
5. Penyetelan CO
Penyetelan ulang di system pasokan bensin, udara dan pengapian diperlukan untuk mendapat performa mesin yang tepat. Pengukuran CO dilakukan untuk mengetahui
tingkat efisiensi proses pembakaran di mesin. Idealnya nilai CO harus di bawah 1 ppm[5].
2.2 Proses Pembakaran Motor Bensin
Pembakaran  sebagai  reaksi  kimia  atau  reaksi  persenyawaan  bahan  bakar  dengan oksigen  dengan  diikuti  cahaya atau  panas.  Mekanisme  pembakaran  sangat  dipengaruhi
oleh keadaan dari keseluruhan proses pembakaran dimana atom-atom dari komponen yang dapat bereaksi dengan oksigen dan membentuk produk yang berupa gas. Bila oksigen dan
hidrokarbon tidak bercampur dengan baik, maka akan terjadi proses cracking dimana pada pembakaran akan  timbul  asap.  Pembakaran  seperti  ini  dinamakan  pembakaran  tidak
sempurna[6]. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi pada pembakaran motor bensin yaitu:
Pembakaran normal sempurna, dimana bahan bakar dapat terbakar seluruhnya pada saat dan  keadaan  yang  dikehendaki.  Mekanisme  pembakaran normal  pada  motor  bensin
dimulai pada saat terjadinya loncatan bunga api pada busi. Selanjutnya api membakar gas yang berada di sekelilingnya dan terus menjalar ke seluruh bagian sampai semua partikel
gas  terbakar  habis.  Pada  saat  gas  bakar  dikompresikan,  tekanan  dan  suhunya  naik, sehingga terjadi reaksi kimia dimana molekul-molekul hidrokarbon terurai dan tergabung
dengan  oksigen  dan  udara.  Sebelum  langkah  kompresi  berakhir  terjadilah  percikan  api pada busi yang kemudian membakar gas tersebut. Dengan timbulnya energi panas, tekanan
dan  suhunya  naik  secara  mendadak,  maka  torak  terdorong  menuju  titik  mati  bawah Pembakaran  tidak  sempurna  tidak  normal,  adalah  pembakaran  dimana  nyala  api  dari
pembakaran ini tidak menyebar secara teratur dan merata sehingga menimbulkan masalah atau  bahkan  kerusakan  pada  bagian-bagian  motor. Pembakaran  yang  tidak  sesuai  dengan
yang  dikehendaki  sehingga  tekanan  di  dalam  silinder  tidak  bisa  dikontrol,  sering  disebut dengan autoignition. Autoignition adalah  proses  pembakaran  dimana  campuran  bahan
bakar tidak terbakar karena nyala api yang dihasilkan oleh busi melainkan oleh panas yang lain,  misalnya  panas  akibat  kompresi  atau  panas  akibat  arang  yang  membara  dan
sebagainya.  Pembakaran  tidak  sempurna  dapat  mengakibatkan  seperti knocking dan pre- ignition
yang memungkinkan timbulnya gangguan dan kerusakan dalam motor bensin[7]. Pada pembakaran  yang tidak sempurna sering pula terjadi pembakaran  yang tidak
lengkap. Pembakaran yang normal pada motor bensin adalah dimulai pada saat terjadinya loncatan api pada busi dan membakar semua hidrogen dan oksigen yang terkandung dalam
campuran  bahan  bakar. Dalam  pembakaran  normal semua  atom  karbon  dan  hidrogen bereaksi sempurna dengan udara yaitu oksigen.
Berikut adalah contoh pembakaran normal CH
4
: CH
4
+2O
2
--CO
2
+2H
2
O 2.1
Tetapi dalam pembakaran yang tidak lengkap yaitu pembakaran pada kondisi kelebihan atau kekurangan oksigen.
Contoh reaksi kelebihan oksigen : CH
4
+3O
2
--CO
2
+2H
2
O+O
2
2.2 Jadi di dalam persamaan reaksi di atas jelas ada kelebihan O
2
Oksigen. Contoh reaksi kekurangan oksigen :
2CH
4
+3,5O
2
--CO
2
+CO+4H
2
O 2.3
jadi  di  dalam  persamaan  reaksi  di  atas  masih  ada  CO  yang  tidak  terbakar  dan keluar  bersama-sama  dengan  gas  buang.  Hal  tersebut  disebabkan  karena  kekurangan
oksigen[8].
2.3 Konversi Niiai ppm