Pengujian Alat 5 Perangkat deteksi dini permasalahan pada mobil injeksi berbasis konsentrasi gas CO (karbon monoksida).

Keterangan gambar 4.5 : 1. Tombol Reset 2. Tombol Next 3. Tombol Previous

4.2 Cara Penggunaan Alat

Cara menggunakan alat ini adalah pertama tombol ONOFF diposisikan pada posisi ON . Setelah tombol pada posisi ON maka Mikrokontroler ATmega8535 akan melakukan inisialisasi port. Setelah inisialisasi port selesai maka alat siap untuk digunakan. Untuk pengukuran konsentrasi gas CO pada mobil, tongkat pegangan harus dimasukkan kedalam knalpot kendaraan. Perlakuan mesin kendaraan pada saat pengukuran adalah pada kondisi idle . Pengukuran dilakukan dengan membaca data nilai ADC sensor . Data nilai ADC yang diperoleh akan diolah menjadi nilai rata-rata ADC. Kemudian dari data tersebut akan diperoleh nilai error. Pengambilan data akan dilakukan sebanyak 100 kali apabila kondisi nilai error kurang dari 5 lima persen. Sebaliknya apabila nilai error pada saat pengukuran lebih dari 5 lima persen maka pengambilan data diulangi lagi dari 0. Selanjutnya data nilai rata-rata ADC dikonversikan dalam satuan ppm. Setelah selesai melakukan pengukuran maka kondisi pengukuran akan ditampilkan berupa nilai rata-rata ADC, error, nilai ppm dan kondisi mesin. Ada tiga kondisi yang dapat disajikan yaitu NORMAL, SEDANG dan TINGGI. Untuk kondisi SEDANG dan TINGGI user dapat melihat INDIKASI dan SOLUSI permasalahan pada mesin dengan menekan tombol NEXT atau PREVIOUS. User dapat menekan tombol RESET untuk melakukan pengukuran kembali. Untuk mendapatkan data yang akurat, pengukuran konsentrasi gas CO dapat dilakukan sebanyak dua kali. Periode waktu untuk setiap pengukuran adalah satu menit.

4.3 Pengujian Alat

4.3.1 Pengujian Kestabilan Alat

Proses pengujian kestabilan alat bertujuan untuk melihat tingkat ketabilan pengukuran alat sebelum hasil pengukuran alat dibandingkan dengan alat standar. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kertas tisu yang dibakar dan dimasukan ke dalam wadah kaca yang memiliki tingkat kebocoran 0. Kemudian sensor pada alat akan membaca gas CO yang dihasilkan dari hasil pembakaran kertas tisu pada wadah kaca dengan jeda setiap pengukuran adalah 1 menit. Proses pengujian ditunjukan pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Pengujian Kestabilan Alat Hasil pengujian kestabilan alat ditunjukan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kestabilan alat Dari data diatas ditunjukkan bahwa untuk pengukuran secara kontinyu dengan jeda tiap pengukuran adalah 1 menit didapatkan nilai rata-rata pengukuran sebesar 0.68 ppm dan nilai rata-rata error pengukuran sebesar 0.59 yang dihasilkan dari nilai rata-rata pengukuran berbanding dengan nilai setiap pengukuran.

4.3.2 Pengukuran Alat

Sebelum melakukan pengukuran, sensor harus diamankan terlebih dahulu dengan cara bagian pegangan sensor diberikan tambahan busa. Hal ini diperlukan untuk mengurangi pengaruh dari uap mesin yang bersifat panas dan lembab yang dapat membuat kerusakan pada sensor CO TGS 5042. Penambahan busa pada pegangan sensor ditunjukan gambar 4.7. NO Hasil Pengukuran ppm Error 1 0.68 2 0.68 3 068 4 0.67

1.47 5

0.67 1.47

Rata-rata 0.68 0.59 Gambar 4.7 Modifikasi Pegangan Sensor Proses pengukuran alat bertujuan untuk medapatkan nilai pengukuran yang akurat dari alat yang dirancang agar sesuai dengan nilai alat standar. Proses dilakukan dengan membandingkan data hasil pengukuran alat dengan alat standar milik DISHUB dengan seri MULLER BEM 8690. Dari data pengukuran tersebut akan ditemukan nilai error dari alat. Data hasil pengukuran alat ditunjukkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Pengukuran Alat NO Nilai ADC Alat ppm standar DISHUB ppm Alat Error 1 0,00 0,00 INF 2 275 0,35 0,34 3,36 3 300 0,36 0,37 2,50 4 421 0,50 0,52 3,57 5 483 0,57 0,59 4,23 6 511 0,60 0,63 4,76 7 512 0,60 0,63 4,96 8 564 0,69 0,69 0,54 9 610 0,72 0,75 4,21 10 635 0,75 0,78 4,14 11 670 0,79 0,82 4,32 12 760 0,90 0,93 3,87 13 777 0,94 0,96 1,67 14 781 0,94 0,96 2,19 15 800 0,96 0,98 2,50 Rata-rata Error 3.34 Hasil pengukuran nilai ppm alat pada tabel 4.2 dihasilkan dari nilai pengukuran ADC alat dikalikan dengan nilai resolusi ADC dari persamaan 3.9. Dari data nilai ppm standar DISHUB dan data nilai ppm alat pada tabel dapat dihitung nilai error pengambilan setiap data. Perhitungan nilai error yang dicantumkan pada tabel didapat dari persamaan = − × 100 Dari data tabel 4.2 maka dapat dianalisa nilai rata-rata error pada alat adalah sebesar 3.34. Nilai tersebut menunjukkan bahwa alat sudah bekerja dengan baik. Berdasarkan data pada tabel 4.2 maka dapat dibuat grafik hubungan dari nilai ppm alat dengan nilai ppm standar DISHUB. Grafik ditunjukkan pada gambar 4.8. Gambar 4.8 Grafik hubungan antara ppm alat dengan ppm standar DISHUB Dari grafik gambar 4.8 diperoleh nilai kelinieritasan dari grafik tersebut sebesar R 2 =0.998. Pada grafik tersebut diperoleh persamaan = 1.030 Persamaan tersebut menunjukan tingkat keakuratan data pengukuran yang dilakukan oleh alat dibandingkan dengan alat standar sudah menunjukkan hasil yang baik. Bila dibandingkan dengan alat standar DISHUB, proses setiap pengukuran untuk mendapatkan nilai yang stabil sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.05Th.2006 mengenai ambang batas gas buang kendaraan bermotor adalah 20 detik[19]. Namun pada alat hasil perancangan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang stabil proses pengukuran dilakukan selama 60 detik1 menit. Hal ini menunjukan respon dan sensitifitas sensor TGS 5042 pada alat hasil perancangan lebih rendah dibandingkan dengan alat standar. y = 1,030x R² = 0,998 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 p p m A lat ppm Standar DISHUB

4.3.3 Pengujian Alat pada Mobil

Proses pengukuran pada mobil bertujuan untuk menguji kerja alat untuk pengukuran dan deteksi dini kerusakan mobil. Proses pengukuran pada mobil dilakukan pada dua varian mobil. Mobil yang digunakan sebagai objek pengukuran adalah mobil Suzuki APV Arena tahun 2010 dan Daihatsu Xenia Deluxe tahun 2012. Proses pengukuran dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap kedua mobil dengan perlakuan pembersihan filter udara, pergantian filter udara dan pergantian bahan bakar oktan tinggi. Hasil dari pengukuran dan pengujian ditunjukkan pada tabel 4.3 dan tabel 4.4. Tabel 4.3 Pengukuran Suzuki APV Arena 2010 NO Perlakuan Pengukuran ppm Kondisi 1 Tanpa perlakuan 0.78 TINGGI 2 Pergantian Filter Udara 0.52 SEDANG 3 Pergantian Filter Udara Bahan bakar oktan tinggi 0.25 NORMAL Hasil pengukuran pada setiap perlakuan pada mobil Suzuki APV Arena 2010 menunjukan adanya perubahan kondisi yang ditunjukkan dari penurunan nilai ppm konsentrasi gas CO. Kondisi yang mula-mula TINGGI dengan nilai pengukuran konsentrasi gas CO sebesar 0.78 ppm kemudian berubah dengan perlakuan sesuai INDIKASI dan SOLUSI yang ditunjukan oleh alat. Hasil akhir pengukuran konsentrasi gas CO pada mobil Suzuki APV Arena 2010 adalah 0.25 ppm dan kondisi emisi mobil berubah dari TINGGI ke kondisi NORMAL. Tabel 4.4 Pengukuran Daihatsu Xenia Deluxe 2012 NO Perlakuan Pengukuran ppm Kondisi 1 Tanpa perlakuan 0.52 SEDANG 2 Pembersihan Filter Udara Penggantian bakar oktan tinggi 0.49 NORMAL Hasil pengukuran pada setiap perlakuan pada mobil Daihatsu Xenia Deluxe 2012 menunjukkan adanya perubahan kondisi yang ditunjukkan dari penurunan nilai ppm konsentrasi gas CO. Kondisi yang mula-mula SEDANG dengan nilai pengukuran konsentrasi gas CO sebesar 0.52 ppm kemudian berubah dengan perlakuan sesuai INDIKASI dan SOLUSI yang ditunjukan oleh alat. Hasil akhir pengukuran konsentrasi gas CO pada mobil Daihatsu Xenia 2012 adalah 0.49 ppm dan kondisi emisi mobil berubah dari SEDANG ke kondisi NORMAL. Dari data hasil pengujian pada kedua varian mobil, dapat disimpulkan bahwa perlakuan pada mesin sesuai dengan INDIKASI dan SOLUSI yang ditampilkan oleh alat dapat memberikan efek positif. Dengan perlakuan yang sesuai, nilai pengukuran kadar gas CO pada mesin dapat berkurang dan emisi mesin dapat kembali pada kondisi emisi NORMAL. Data Proses pengukuran pada mobil secara lengkap ditunjukkan pada Lampiran B. 4.4 Pengujian Hardware 4.4.1 Pengujian Minimum System