Konversi Niiai ppm Gas CO Karbon monoksida Gas Analyzer

dan suhunya naik secara mendadak, maka torak terdorong menuju titik mati bawah Pembakaran tidak sempurna tidak normal, adalah pembakaran dimana nyala api dari pembakaran ini tidak menyebar secara teratur dan merata sehingga menimbulkan masalah atau bahkan kerusakan pada bagian-bagian motor. Pembakaran yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki sehingga tekanan di dalam silinder tidak bisa dikontrol, sering disebut dengan autoignition. Autoignition adalah proses pembakaran dimana campuran bahan bakar tidak terbakar karena nyala api yang dihasilkan oleh busi melainkan oleh panas yang lain, misalnya panas akibat kompresi atau panas akibat arang yang membara dan sebagainya. Pembakaran tidak sempurna dapat mengakibatkan seperti knocking dan pre- ignition yang memungkinkan timbulnya gangguan dan kerusakan dalam motor bensin[7]. Pada pembakaran yang tidak sempurna sering pula terjadi pembakaran yang tidak lengkap. Pembakaran yang normal pada motor bensin adalah dimulai pada saat terjadinya loncatan api pada busi dan membakar semua hidrogen dan oksigen yang terkandung dalam campuran bahan bakar. Dalam pembakaran normal semua atom karbon dan hidrogen bereaksi sempurna dengan udara yaitu oksigen. Berikut adalah contoh pembakaran normal CH 4 : CH 4 +2O 2 --CO 2 +2H 2 O 2.1 Tetapi dalam pembakaran yang tidak lengkap yaitu pembakaran pada kondisi kelebihan atau kekurangan oksigen. Contoh reaksi kelebihan oksigen : CH 4 +3O 2 --CO 2 +2H 2 O+O 2 2.2 Jadi di dalam persamaan reaksi di atas jelas ada kelebihan O 2 Oksigen. Contoh reaksi kekurangan oksigen : 2CH 4 +3,5O 2 --CO 2 +CO+4H 2 O 2.3 jadi di dalam persamaan reaksi di atas masih ada CO yang tidak terbakar dan keluar bersama-sama dengan gas buang. Hal tersebut disebabkan karena kekurangan oksigen[8].

2.3 Konversi Niiai ppm

Satuan ppm part per million atau bagian perjuta adalah perbandingan antara suatu bagian senyawa dalam satu juta bagian. Satuan ppm digunakan untuk menunjukan suatu kandungan senyawa dalam suatu larutan. Nilai 1ppm sama dengan 0.0001 vol ppm atau 1 vol ppm sama dengan 10.000 ppm[9].

2.4 Gas CO Karbon monoksida

Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129 O C. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buang. Di kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan [10]. CO terbentuk dari pembakaran bensin yang tidak sempurna pada ruang bakar, karena perbandingan fuel ratio AFR udara dengan bensin lebih kaya bensin daripada udara. Ketika perbandingan besin lebih kaya dari udara maka konsumsi bahan bakar boros ataupun tidak efektif. Saat mesin bekerja dengan AFR yang tepat, untuk ,mesin dengan sitem injeksi emisi CO pada ujung knalpot berkisar 0.5 sampai 1 ppm. Sistem injeksi pada mobil dirancang untuk menekan gas polutan yang dihasilkan dari hasil pembakaran. Dengan dilengkapi Catalytic converter emisi gas CO dapat dibuat menjadi mendekati 0 ppm. Kerugian yang ditimbulkan dari CO yang tidak normal bagi mesin adalah performa berkurang dan umur mesin menjadi lebih pendek[11].

2.5 Gas Analyzer

Berikut adalah data analisa manual mengenai indikasi kerusakan dari pengukuran konsentrasi gas CO menggunakan Gas Analyzer. a. EMISI CO TINGGI Konsentrasi gas CO lebih dari 1 ppm pada sistem injeksi ataupun lebih dari 2,5 ppm untuk mesin dengan karburator menunjukkan kondisi dimana Air Fuel Ratio AFR terlalu kaya lambda 1,00. Secara umum CO menunjukkan angka efisiensi dari pembakaran di ruang bakar. Tingginya emisi CO disebabkan karena kurangnya oksigen untuk menghasilkan pembakaran yang tuntas dan sempurna. Hal-hal yang menyebabkan AFR terlalu kaya antara lain : • Idle speed terlalu rendah. • Setelan pelampung karburator yang tidak tepat menyebabkan bensin terlalu banyak • Air filter yang kotor. • Pelumas mesin yang terlalu kotor atau terkontaminasi berat. • Charcoal Canister yang jenuh. • PCV valve yang tidak bekerja. • Kinerja fuel delivery system yang tidak normal. • Air intake temperature sensor yang tidak normal. • Coolant temperature sensor yang tidak normal. • Catalytic Converter yang tidak bekerja. b. NORMAL CO Apabila AFR berada dekat atau tepat pada titik ideal AFR 14,7 atau lambda = 1,00 maka emisi CO tidak akan lebih dari 1 ppm pada mesin dengan sistem injeksi atau 2,5 ppm pada mesin dengan karburator. c. CO TERLALU RENDAH Sebenarnya tidak ada batasan dimana CO dikatakan terlalu rendah. Konsentrasi CO terkadang masih terlihat “normal” walaupun mesin sudah bekerja dengan campuran yang amat kurus[12]. Alat standar Gas Analyzer hanya dapat menampilkan jumlah konsentrasi gas polutan pada kendaraaan sehingga analisa mengenai tingkat kenormalan gas CO dan indikasi permasalahan pada mesin harus dilakukan manual oleh mekanik ahli. Berikut gambar alat standar Gas Analyzer MULLER BEM 8690. Gambar 2.1. Gas Analyzer MULLER BEM 8690

2.6 Sensor Gas CO TGS 5042