Faktor2faktorByangBmempengaruhiBkecerdasanBemosi Hubungan kecerasan emosional dan kemandirian pada usia dewasa awal...
17 prefrontal, tempat tindakan perencanaan dan pengorganisasian menuju
sasaran, termasuk sasaran emosional. Apabila dalam proses itu dibutuhkan respon emosional, lobus-lobus prefrontal akan memerintahkannya, bekerja
sama dengan amigdala dan sirkuit-sirkuit lainnya dalam otak emosional. Sambungan antara amigdala dan struktur-struktur limbik yang berkaitan
dan neokorteks merupakan proses yang melibatkan nalar dan perasaan. Hubungan antarsirkuit ini menjelaskan mengapa emosi demikian penting
bagi nalar yang afektif, baik dalam membuat keputusan-keputusan yang bijaksana maupun sekadar dalam memungkinkan kita berpikir dengan
jernih. Interaksi yang baik atau tidak terhambatnya sirkuit antara amigdala dengan lobus-lobus prefrontal dan sistem limbik dengan neokorteks, maka
kecakapan atau kecerdasan emosional individu akan bertambah pula. b. Faktor yang berasal dari luar diri individu.
Faktor dari luar individu diantaranya adalah pengalaman, proses belajar, perlakuan orang sekitar, serta hal lain yang dapat mempengaruhi individu
untuk mengubah sikap, baik dari lingkungan langsung, maupun media lain seperti buku dan lain sebagainya. Dijelaskan lebih lanjut, seperti faktor
pengalaman, misalnya reaksi individu terhadap suatu peristiwa di masa lalu yang memiliki muatan emosi seperti peristiwa traumatis akan muncul
kembali di masa sekarang, jika individu dihadapkan pada hal yang dapat mengingatkannya kembali pada peristiwa di masa lalu, walaupun
kapasitasnya berbeda ataupun kejadiannya tidak sama persis. Selain itu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 turut berpengaruh terhadap kualitas kecerdasan emosi adalah perlakuan
orang sekitar terhadap individu yang bersangkutan, seperti keluarga sebagai lingkungan terdekat, perlakuan orang-orang di lingkungan tempat individu
mengenyam pendidikan, dan perlakuan dari lingkungan masyarakat sekitar. Individu yang mendapat perlakuan baik dari lingkungannya, akan semakin
baik pula perkembangan kecerdasan emosinya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosi terbagi menjadi dua, yakni ; berasal dari dalam dan dari luar individu. Faktor yang berasal dari dalam diri individu meliputi
susunan syaraf pusat, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri individu atau lingkungan, yakni ; pengalaman pribadi, perlakuan orang-orang sekitar terhadap
dirinya, proses belajar individu semasa hidupnya, dan hal lain yang dapat mempengaruhi individu untuk mengubah sikapnya, baik lingkungan langsung
maupun tidak, seperti media cetak, dan lain sebagainya.
B Kemandirian 1. PengertianBkemandirian
Kemandirian berasal dari kata mandiri, yang dalam bahasa Jawa berarti berdiri sendiri. Kemandirian dalam arti psikologis Hasan Basri, 2004 merupakan
kemampuan seseorang untuk membuat keputusan dalam hidupnya, bertindak tanpa tergantung dengan bantuan orang lain, dan memahami segala dampak yang
baik dan buruk dalam setiap keputusan serta tindakannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 Kartini dan Dali http:www.e-psikologi.comepsisearch.asp mengatakan
bahwa kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Individu yang mandiri dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat
berkembang dengan lebih mantap. Kemandirian menurut Masrun dkk 1986 tercermin dalam tindakan yang
dilakukan atas kehendak sendiri, adanya usaha untuk mengejar prestasi, tekun, merencanakan dan mewujudkan harapan atau keinginannya, kreatif, penuh
inisiatif, mampu mengendalikan tindakannya, mampu mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri, memiliki rasa percaya diri, memahami kemampuan dan
menerima kekurangannya. Nawawi 1998 mengemukakan bahwa kemandirian disebut juga
individualitas, bukan individualistis atau individualisme atau egoisme. lebih lanjut dikemukakannya bahwa kemandirian adalah kemampuan mengakomodasikan
sifat-sifat baik manusia, untuk ditampilkan di dalam sikap dan perilaku yang tepat berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh seorang individu. Individu
yang mandiri adalah individu yang memiliki sifat dan sikap rajin, senang bekerja, sanggup bekerja keras, tekun, gigih, berdisiplin, berani merebut kesempatan, jujur,
mampu bersaing sekaligus bekerja sama, dapat dipercaya dan mempercayai orang lain, mempunyai cita-cita dan memahami cara mewujudkannya, terbuka pada
kritik dan saran, tidak mudah putus asa, dan tidak tergantung pada orang lain. Penjelasan tersebut didukung oleh pernyataan Stein dan Book 2004 yang
hampir serupa namun lebih spesifik mengenai kemandirian, yang mengatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20 bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan
diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain. Menjadi mandiri, berarti individu bertanggung jawab atas dirinya, apa
yang dilakukannya, dan tidak tergantung dengan orang lain Zainun Mu’tadin, 2002. Kemandirian dalam konteks individu memiliki aspek yang lebih luas dari
sekedar aspek fisik. Reber http:www.e-psikologi.comepsisearch.asp mengemukakan
bahwa kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana seseorang secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bebas, tidak tergantung dengan orang lain
dalam bertindak dan menentukan keputusan dalam hidupnya, serta mampu bertanggung jawab dalam setiap tindakan dan keputusan yang telah dibuatnya.
Selain itu, individu juga mempunyai keinginan atau cita-cita yang ingin diraih, mengerti cara mewujudkannya, berusaha untuk mewujudkannya dengan
mempertimbangkan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, tekun, kreatif, memiliki inisiatif, mampu mengendalikan tindakannya, mampu
mempengaruhi lingkungan dan bekerja sama dengan lingkungan sekitar, serta memiliki rasa percaya diri, menerima diri apa adanya dan berusaha memperbaiki
kekurangannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21