22 e. Kemantapan diri Self-Esteem, Self-Confidence
Rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima diri apa adanya, memahami kelemahan dan kelebihan diri, serta memperoleh kepuasan dari
usahanya. Masing-masing aspek di atas mempunyai kedudukan yang sama
pentingnya, saling menunjang, dan bersifat tidak saling tergantung. Apabila salah satu aspek ada yang menonjol, bukan berarti aspek yang lain akan ada yang lebih
rendah, melainkan hanya akan mempengaruhi manifestasi perilaku mandiri. Berdasarkan uraian di atas, secara garis besar aspek-aspek kemandirian meliputi ;
bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian dari dalam, serta kemantapan diri. Kelima aspek tersebut akan digunakan sebagai acuan pembuatan instrumen
penelitian.
3. Faktor2faktorByangBmempengaruhiBkemandirian
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian secara garis besar terbagi menjadi dua Basri, 2004, yakni :
a. Faktor endogen faktor yang berasal dari dalam diri individu. Semua faktor yang bersumber dari dalam diri individu sendiri, seperti sifat
dasar dari orang tua atau generasi sebelumnya yang terlihat dari bakat, potensi intelektual, dan potensi pertumbuhan tubuh atau keadaan fisiknya. Taraf
kesehatan fisik mempengaruhi kualitas kemandirian seseorang. Mengacu pada definisi kemandirian bahwa individu yang mandiri tahu apa yang dia inginkan
23 dan berusaha sebisa mungkin untuk mewujudkannya dengan mengandalkan
dirinya sendiri, sehingga bila tidak ditunjang dengan keadaan fisik yang prima, maka hal tersebut bisa terhambat. Segala sesuatu yang dibawa anak
sejak lahir juga menentukan kualitas kemandirian seseorang, karena hal tersebut merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya. b. Faktor eksogen faktor yang berasal dari luar individu.
Semua pengaruh yang berasal dari luar diri individu, seperti halnya lingkungan keluarga dan masyarakat tempat tinggal, lingkungan sosial
ekonomi, serta pola pendidikan. Kebiasaan atau pola hidup yang berlaku di keluarga dan masyarakat, akan membentuk pribadi yang bersangkutan.
Apabila pola yang diterapkan cenderung menempatkan individu di posisi yang selalu nyaman, semua yang diinginkan ada tanpa harus berusaha dengan giat,
dimanjakan, jelas sekali nantinya akan sulit untuk tidak tergantung dengan orang lain, individu akan sulit untuk menjadi mandiri, mewujudkan
keinginannya tanpa bantuan orang lain. Sama halnya dengan lingkungan sosial ekonomi dan pendidikan. Keadaan ekonomi yang pas-pasan, ditunjang
dengan penanaman taraf kesadaran yang baik, terutama mengenai nilai luhur kehidupan dan keinginan serta usaha untuk meraih kehidupan yang lebih baik,
akan meningkatkan kualitas kemandirian seseorang. Pola pendidikan yang baik, seringkali ditegakkan dengan pola reward dan punishment, dengan
harapan untuk menumbuhkan sikap teladan pada seseorang, sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI