Kemandirian Hubungan kecerasan emosional dan kemandirian pada usia dewasa awal...
40 dan bekerja sama dengan lingkungan sekitar, serta memiliki rasa percaya diri,
menerima diri apa adanya dan berusaha memperbaiki kekurangannya. Kemandirian diungkap dengan menggunakan skala kemandirian yang diadaptasi
dari skala kemandirian yang disusun oleh Masrun dkk 1986 dan sedikit penambahan makna yang dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada Kamus
Umum Bahasa Indonesia Poerwadarminta, 1984, sehingga membantu peneliti dalam membuat alat ukurnya. Skala kemandirian yang diungkap terdiri dari lima
komponen utama dari kemandirian, antara lain adalah : a. Bebas
Merupakan kemampuan untuk bertindak atas kehendak sendiri, kemampuan untuk tidak tergantung dengan orang lain
b. Progresif dan ulet Merupakan kemampuan untuk mengejar prestasi, keinginan, cita-cita,
serta harapan diri, kemampuan untuk merencanakan tujuan diri, kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh, penuh
ketekunan, tidak mudah menyerah c. Inisiatif
Merupakan kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara original murni dari diri sendiri, cara-cara diri sendiri, kemampuan untuk berpikir
dan bertindak secara kreatif mencipta hal baru, mencipta dengan imajinasi, kemampuan untuk berusaha memulai suatu tindakan
41 d. Pengendalian dari dalam Internal Locus of Control
Merupakan perasaaan mampu untuk menghadapi masalah yang dihadapi, kemampuan untuk mengendalikan tindakan mengontrol tindakan, tidak
terpengaruh faktor luar, kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri tidak menganggap bahwa hal yang terjadi pada
dirinya merupakan akibat dari faktor luar seperti nasib, keberuntungan, ataupun kebetulan saja, melainkan akibat dari perilaku dan sifat yang
melekat pada diri sendiri e. Kemantapan diri Self-Esteem, Self-Confidence
Merupakan perasaan percaya terhadap kemampuan diri, menerima diri apa adanya, memahami kelemahan serta kelebihan diri, memperoleh kepuasan
dari usahanya Skor yang tinggi menunjukkan tingkat kemandirian yang tinggi, dan skor yang
rendah menunjukkan tingkat kemandirian yang rendah pula pada subjek penelitian.
D.SubjekBPenelitian
Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan teknik sampel purposif, yaitu subjek dipilih karakteristiknya sudah ditentukan dan diketahui lebih dulu
berdasarkan ciri dan sifat populasinya. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah dewasa awal, yang memiliki karakteristik yang homogen, yakni berusia
antara 22-25 tahun baik laki-laki maupun perempuan, dan telah menempuh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42 pendidikan S-1 atau D-3.
Karakteristik usia dewasa antara 22-25 tahun mengacu pada batasan usia dewasa yang dikemukakan oleh Levinson Monks et all, 1998, yang menyatakan
bahwa usia 22-28 tahun merupakan periode pengenalan masa dewasa awal, mendekati 30 tahun mulai memasuki periode pemantapan. Oleh karena itu,
peneliti membatasi usia 22-25 tahun sebagai subjek penelitian dengan asumsi usia tersebut merupakan periode pengenalan masa dewasa dan diatas 25 tahun sudah
mulai memasuki usia 30 tahun yang merupakan periode pemantapan, selain itu juga agar rentang usia subjek tidak terlalu jauh.
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian, maka peneliti membatasi subjek penelitian dengan tingkat
pendidikan yang sama dan tidak jauh berbeda yakni, S-1 dan D-3.
E.MetodeBdanBAlatBPengumpulanBData
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan skala penelitian secara langsung dan tidak langsung kepada subjek yang akan
diteliti. Skala penelitian tersebut berupa pernyataan-pernyataan, dimana subjek yang diteliti diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan
dirinya. Setiap aitem pernyataan diharuskan untuk diisidijawab oleh subjek penelitian.
Subjek diberikan 4 alternatif jawaban dan diminta untuk memilih salah satunya saja. Jawaban tersebut terdiri dari : “SS’ sangat sesuai, “S” sesuai,
43 “TS” tidak sesuai, “STS” sangat tidak sesuai. Jenis skala seperti ini merupakan
skala Likert, yang dimodifikasi menjadi tipe skala dengan menyajikan hanya 4 alternatif jawaban. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan untuk
menghindari bias, karena alternatif kelima bisa diartikan netral, ragu-ragu, jarang, kadang-kadang tidak. Selain itu, jawaban tengah bisa menimbulkan central
tendency effect dimana subjek akan cenderung untuk memilih jawaban yang ada di tengah Hadi, 2000. Dengan demikian, dihindari memberikan alternatif
jawaban dalam jumlah ganjil. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala yaitu
skala Kecerdasan Emosional dan skala Kemandirian yang disusun dengan menggunakan metode summated rattinm rating yang dijumlahkan. Metode
summated rattinm adalah metode penskalaan yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya Azwar, 1999.
Skala Kecerdasan Emosional dan skala Kemandirian disusun dalam bentuk pernyataan favorabel dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan
yang mendukung objek sikap dalam skala. Pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung objek sikap dalam skala. Setiap jawaban dalam
tiap item pada kedua skala diberi nilai masing-masing. Jawaban atas pernyataan favorable memiliki nilai sebagai berikut : “SS” diberi nilai 4, “S” diberi nilai 3,
“TS” diberi nilai 2, “STS” diberi nilai 1. Sedangkan untuk pernyataan unfavorable adalah sebagai berikut : “SS” diberi nilai 1, “S” diberi nilai 2, “TS” diberi nilai 3,
“STS” diberi nilai 4. Lebih jelasnya akan dipaparkan dalam bentuk tabel berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 1 Skor jawaban pada skala Kecerdasan Emosional dan skala Kemandirian
Kategorisasi
SS Sangat Sesuai
S Sesuai
TS Tidak Sesuai
STS Sangat Tidak
Sesuai Favorabel
4 3
2 1
Unfavorabel 1
2 3
4
Untuk menjaga agar dalam pembuatan item peneliti tetap terarah pada tujuan dan tidak keluar dari batasan isi, maka disertakan tabel spesifikasi. Tabel
ini memuat uraian isi yang akan diungkap pada kedua skala, antara lain :