Aspek2aspekBkecerdasanBemosional Hubungan kecerasan emosional dan kemandirian pada usia dewasa awal...

14 perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan, perbuat dan katakan, mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja, serta mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran- sasaran mereka. b. Mengelola emosi Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila ; mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri. c. Memotivasi diri Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut : 1 Cara mengendalikan dorongan hati agar tidak menghambat pemikiran 2 Derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang 3 Kekuatan berpikir positif 4 Optimisme, dan 5 Keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek. Kunci motivasi adalah memanfaatkan emosi sehingga mendukung kesuksesan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 seseorang. d. Mengenali emosi orang lain Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. Mengenali emosi orang lain berarti memahami orang lain, mengindra perasaan dan perspektif orang lain serta secara aktif menunjukkan minat terhadap kepentingan-kepentingan mereka Goleman, 1999. Individu yang mampu berempati dengan baik, akan memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkannya dengan baik, menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain, serta membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. e. Membina hubungan dengan orang lain Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan- keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseorang seringkali dianggap angkuh, mengganggu, atau tidak berperasaan. Individu yang memiliki ketrampilan sosial mampu mengendalikan emosi dengan baik ketika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 berhubungan dengan orang lain, cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, mampu memimpin dan mengorganisir orang lain, serta pintar menangani perselisihan yang muncul dalam setiap interaksi.

3. Faktor2faktorByangBmempengaruhiBkecerdasanBemosi

Kecerdasan emosi berbeda dengan kecerdasan intelektual. Seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, bahwa kecerdasan intelektual merupakan pembawaan sejak lahir, dan cenderung tetap atau sulit untuk diubah Goleman, 1999. Tidak demikian halnya dengan kecerdasan emosi, kecerdasan emosi bisa terus dilatih menjadi semakin baik seiring bertambahnya umur. Hal-hal yang mempengaruhi kecerdasan emosi secara garis besar terbagi dua, yakni : a. Faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor yang bersumber dari dalam individu, seperti susunan saraf pusat atau otak. Susunan saraf yang terdapat di otak mempengaruhi kualitas atau kecakapan emosi seseorang, misalnya seperti keadaan amigdala, lobus prefrontal, neokorteks, dan sistem limbik. Sinyal-sinyal dari organ pengindra seperti mata, telinga, dan organ pengindra lainnya dikirimkan ke talamus, kemudian ke wilayah-wilayah neokorteks yang memproses pengindraan, di sana sinyal-sinyal tadi disusun menjadi benda-benda yang kita pahami. Sinyal-sinyal itu dipilah-pilah menurut maknanya sehingga otak mengenali masing-masing objek dan arti kehadirannya. Informasi tersebut dan respon yang muncul dikoordinasikan oleh lobus-lobus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 prefrontal, tempat tindakan perencanaan dan pengorganisasian menuju sasaran, termasuk sasaran emosional. Apabila dalam proses itu dibutuhkan respon emosional, lobus-lobus prefrontal akan memerintahkannya, bekerja sama dengan amigdala dan sirkuit-sirkuit lainnya dalam otak emosional. Sambungan antara amigdala dan struktur-struktur limbik yang berkaitan dan neokorteks merupakan proses yang melibatkan nalar dan perasaan. Hubungan antarsirkuit ini menjelaskan mengapa emosi demikian penting bagi nalar yang afektif, baik dalam membuat keputusan-keputusan yang bijaksana maupun sekadar dalam memungkinkan kita berpikir dengan jernih. Interaksi yang baik atau tidak terhambatnya sirkuit antara amigdala dengan lobus-lobus prefrontal dan sistem limbik dengan neokorteks, maka kecakapan atau kecerdasan emosional individu akan bertambah pula. b. Faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor dari luar individu diantaranya adalah pengalaman, proses belajar, perlakuan orang sekitar, serta hal lain yang dapat mempengaruhi individu untuk mengubah sikap, baik dari lingkungan langsung, maupun media lain seperti buku dan lain sebagainya. Dijelaskan lebih lanjut, seperti faktor pengalaman, misalnya reaksi individu terhadap suatu peristiwa di masa lalu yang memiliki muatan emosi seperti peristiwa traumatis akan muncul kembali di masa sekarang, jika individu dihadapkan pada hal yang dapat mengingatkannya kembali pada peristiwa di masa lalu, walaupun kapasitasnya berbeda ataupun kejadiannya tidak sama persis. Selain itu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI