PerkembanganBusiaBdewasaBawal Hubungan kecerasan emosional dan kemandirian pada usia dewasa awal...
30 Sedangkan individu yang tidak mandiri, semua keputusan yang harus dibuatnya
tidak akan jadi-jadi, karena ketidakmampuan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya. Hal tersebut akan menghambat
individu yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya. Havighurst dalam Monks ea all, 2004 mengemukakan bahwa perjalanan
hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dapat dipenuhi. Konsep diri dan harga diri akan turun bila seseorang tidak dapat melaksanakan
tugas perkembangan dengan baik. Lebih lanjut dikatakannya bahwa tugas perkembangan dewasa awal adalah mulai bekerja yang menandai kemampuannya
untuk mandiri secara ekonomi, menerima tanggung jawab sebagai warga negara, memilih jodoh, belajar hidup berkeluarga, dan menemukan kelompok sosialnya.
Individu dewasa awal, sebagai orang yang dewasa diharapkan dapat menyesuaikan diri secara mandiri terhadap harapan sosial barunya Hurlock,
1980. Perkembangan pada usia dewasa awal dapat dilihat dalam berbagai aspek
Santrock, 2002, antara lain : a Kondisi fisik
Kondisi fisik pada usia dewasa awal tidak hanya mencapai puncaknya saja, tetapi juga mulai menurun selama periode ini. Perhatian pada kesehatan
meningkat di antara orang dewasa awal. Kondisi fisik menggapai puncaknya antara usia 18-30 tahun, terutama usia 19-26 tahun. Menuju
akhir dari usia dewasa awal, pelambatan dan penurunan kondisi fisik mulai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31 tampak. Kondisi fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemandirian seseorang Basri, 2004. Individu dewasa awal yang mandiri berusaha sebisa mungkin untuk mewujudkan keinginan dan cita-citanya
dengan mengandalkan dirinya sendiri, sehingga bila tidak ditunjang dengan kondisi fisik yang prima, maka hal tersebut bisa terhambat.
b Kognitif Integrasi baru dari pikiran terjadi pada masa dewasa awal. Pemikiran pada
usia dewasa awal akan menghasilkan pembatasan-pembatasan pragmatis yang memerlukan strategi penyesuaian diri yang sedikit mengandalkan
analisis logis dalam memecahkan masalah Labouvie-Vief dalam Santrock, 2002. Perry dalam Santrock, 2002 mengemukakan bahwa pola pikir usia
dewasa awal menuju pada pola pikir yang beragam, dan semakin relatif. Lebih lanjut dijelaskannya bahwa memasuki usia dewasa awal, mereka
mulai menyadari perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yang ada, percaya bahwa setiap orang memiliki pandangan pribadi serta setiap
pendapat yang ada sebaik pendapat orang lainnya. Sehingga menjadikan orang dewasa memahami bahwa kebenaran adalah relatif.
Pandangan lain yang mengemukakan tentang perubahan kognitif pada usia dewasa awal adalah Schaie, yang mengajukan urutan fase-fase kognitif,
terdiri dari : 1 Fase mencapai prestasi achievinm stame
Fase dimana dewasa awal melibatkan penerapan intelektualitas pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32 situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan
jangka panjang, seperti pencapaian karir dan pengetahuan. 2 Fase tanggung jawab the responsibility stame
Fase yang terjadi ketika keluarga terbentuk dan perhatian diberikan pada keperluan-keperluan pasangan dan keturunan. Perluasan
kemampun kognitif yang sama diperlukan saat karir individu meningkat dan tanggung jawab kepada orang lain muncul dalam
pekerjaan dan komunitas. 3 Fase eksekutif the executive stame
Fase dimana individu bertanggung jawab pada sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial pemerintahan atau perusahaan, misalnya. Selain
itu individu juga mulai membangun pemahaman tentang bagaimana organisasi sosial bekerja dan berbagai hubungan kompleks yang
terlibat di dalamnya. Fase ini terjadi di masa dewasa tengah. 4 Fase reintegratif the reintemrative stame
Fase dimana individu memilih untuk memfokuskan tenaga pada tugas dan kegiatan yang bermakna bagi mereka. Fase ini terjadi pada akhir
masa dewasa. c Sosio-emosional
Memasuki masa dewasa awal, individu mengalami ketegangan emosional yang nampak dalam bentuk keresahan Hurlock, 1980. Keresahan yang
dialami tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri yang harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya dalam upaya penyelesaiannya.
Salah satunya adalah penyesuaian terhadap kehidupan sosial yang baru, dimana individu menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab
baru, dan komitmen baru yang menjadi landasan dikemudian hari. Dengan berakhirnya pendidikan formal dan memasuki ke dalam pola kehidupan
orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang sebagai
akibatnya akan mengalami keterpencilan sosial atau krisis keterasingan. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat
kuat untuk maju dalam karir. Dengan demikian keramah-tamahan masa remaja diganti persaingan pada masa dewasa. Banyk waktu dicurahkan
untuk pekerjaan, sehingga hanya terdapat sedikit waktu untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan yang akrab. Akibatnya
menimbulkan sikap emosentris dan menambah keterasingan. Lama tidaknya perasaan keterasingan ini tergantung dari kemampuan individu
untuk membina hubungan sosial yang baru, guna menggantikan hubungan sosial yang berukurang sebelumnya.
D HubunganBAntaraBKecerdasanBEmosionalBdanBKemandirianBPadaB UsiaBdewasaBAwal
Dalam rentang kehidupan seseorang, pasti mengalami perubahan dalam hidupnya termasuk pertambahan usia yang menyebabkan perubahan semua aspek
34 fungsi dalam diri individu secara bertahap untuk memasuki masa perkembangan
selanjutnya, dan juga perubahan tanggung jawab serta tugas perkembangan, memasuki tahapan usia yang baru, seperti halnya memasuki usia dewasa awal.
Memasuki usia dewasa awal, individu dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara mandiri terhadap pola-pola kehidupan baru Hurlock,
1980. Hal tesebut yang membuat periode ini menjadi periode yang sulit dalam rentang kehidupan seseorang, karena semakin besar tuntutan terhadap diri
sehingga secara otomatis menyebabkan melonjaknya persoalan hidup Mappiare, 1983.
Levinson Monks et all, 1998 menyatakan bahwa memasuki masa dewasa awal mencakup tiga periode, yakni periode pengenalan orang dewasa 22-28
tahun dimana individu menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai orang dewasa serta berusaha membentuk struktur kehidupan yang stabil dalam dunia
kerja dan hubungan sosial. Usia 28-33 tahun merupakan pemantapan dari masa sebelumnya, begitu juga dengan usia 33-40 yang merupakan fase pemantapan,
dimana individu memantapkan diri dalam karir, kehidupan keluarga dan tempatnya dalam masyarakat. Pada usia 40 tahun merupakan puncak masa
dewasa, sampai menuju masa dewasa madya pada usia 45 tahun. Individu dewasa awal yang memiliki kualitas kemandirian diharapkan
dapat memahami kemampuan dan kekurangan dirinya, serta melihat peluang yang baik demi mewujudkan cita-citanya dengan mempertimbangkan segala kelebihan
dan kekurangan yang dimilikinya, dan mampu membuat keputusan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35 bertanggung jawab terhadap masa depannya. Sehingga ia mampu mempersiapkan
diri sebaik-baiknya dalam persaingan yang semakin tinggi di dunia kerja sebagai bentuk pemenuhan harapan sosial baru bagi usia dewasa awal yakni, kemandirian
secara ekonomi, dan membuat komitmen baru dalam hidupnya seperti mulai berumah tangga.
Kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bebas, tidak tergantung dengan orang lain, mampu bertindak atas kehendak sendiri, adanya
usaha mengejar prestasi, tekun, merencanakan dan mewujudkan harapan atau keinginannya, kreatif, penuh inisiatif, mampu mengendalikan tindakannya,
mampu menghadapi masalah, mampu mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri, memiliki rasa percaya diri, memahami kemampuan dan menerima
kekurangannya Masrun dkk, 1986. Individu yang mandiri adalah yang berani mengambil keputusan dilandasi
oleh pemahaman akan segala konsekuensi dari tindakannya Ali, 2006. Beberapa definisi yang diungkapkan mengenai kemandirian melibatkan proses kognisi
seperti, kesanggupan untuk memutuskan sesuatu, kreatif, original, tendensi untuk mencapai dan mengatasi suatu hal, proses kognisi ini sangat tergantung dengan
keadaan emosi atau suasana hati seseorang Misalnya saja kecemasan, memiliki pengaruh negatif yang berakibat menurunkan kapasitas kognitif seseorang,
sehingga memperburuk kinerjanya Suharnan, 2005. Apabila kinerja seseorang menurun, bagaimana ia berusaha meraih sesuatu hal atau keinginannya, yang
merupakan salah satu ciri dari orang yang mandiri. Kemampuan seseorang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 menangani emosi atau suasana hatinya dengan baik sehingga dapat dikelola secara
efektif merupakan bagian dari kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional sendiri memiliki pengertian sebagai kecakapan
emosi yang dimiliki individu untuk dapat memotivasi diri, memiliki ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan,
mengatur keadaan jiwa, kemampuan memantau, mengenali emosi, serta menggunakan emosi-emosi itu untuk memandu pikiran dan tindakan, sehingga
membantu perkembangan emosi dan intelektual. Dengan demikian, individu dewasa awal yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi, diharapkan akan memiliki kemampuan untuk mandiri, sehingga dapat memenuhi tanggung jawab serta harapan-harapan sosial yang
baru.
E HipotesisBPenelitian
Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dan kemandirian pada usia dewasa awal. Semakin tinggi
kecerdasan emosional yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula kemandiriannya, dan sebaliknya.
BABBIII
METODOLOGIBPENELITIAN A.JenisBPenelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Jenis penelitian korelasi merupakan jenis penelitian yang berbentuk hubungan antara dua variabel.
Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki variasi pada satu variabel berkaitan dengan variabel pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien
korelasi Azwar, 1999. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu kecerdasan emosional dan kemandirian.
B.IdentifikasiBVariabelBPenelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah : 1.
Variabel bebas : Kecerdasan Emosional
2. Variabel tergantung
: Kemandirian
C.DefinisiBOperasionalBVariabelBPenelitian 1. KecerdasanBEmosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, memahami diri sendiri, kemampuan memotivasi
diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional diungkap dengan
menggunakan skala kecerdasan emosional, yang berisi pernyataan-pernyataan
37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38 yang mengacu pada komponen-komponen kecerdasan emosional, meliputi :
a. Mengenali emosi diri Mengenali perasaan dalam diri sewaktu perasaan itu terjadi memberi
label perasaan apa yang sedang dirasakan, memahami mengapa perasaan itu muncul, menyadari keterkaitan antara perasaan dengan yang
dipikirkan, diputuskan, diperbuat, dan dikatakan. b. Mengelola emosi:
Kemampuan mengungkapkan perasaan dengan tepat seperti menunda atau menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan, tidak
memendam perasaan, mengungkapkan perasaan secara proporsional, kemampuan mengelola perasaan seeprti tidak berlarut-larut dalam
kesedihan, cepat bangkit dari perasaan terpuruk, tidak melarikan diri pada hal-hal yang merugikan diri.
c. Memotivasi diri Kemampuan memanfaatkan emosi atau menggunakannya secara efektif
sehingga mendukung kesuksesan seseorang, dapat ditelusuri antara lain melalui ; kekuatan berpikir positif, optimis berpengharapan atau
berpandangan baik dalam menghadapi sesuatu, tidak mudah putus asa, kemampuan untuk fokus pada suatu objek atau pekerjaan, kemampuan
untuk mengendalikan dorongan hati, supaya tidak menghambat pemikiran d. Mengenali emosi orang lain
Kemampuan untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39 kemampuan untuk menunjukkan minat terhadap kepentingan orang lain,
membantu orang lain berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
e. Membina hubungan dengan orang lain Memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang baik dengan orang lain,
ditelusuri dengan ; kemampuan untuk menggerakkan dan mengilhami orang lain, kemampuan untuk membina kedekatan hubungan, kemampuan
untuk meyakinkan dan mempengaruhi orang lain, kemampuan untuk membuat orang lain merasa nyaman, kemampuan untuik menangani
perselisihan dalam setiap kegiatan manusia, kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain dengan cukup lancar.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi kecerdasan emosinya. Semakin rendah skor yang diperoleh subjek menunjukkan
semakin rendah pula kecerdasan emosinya.