bulan, ½ tahun, maupun 1 tahun Halim dan Sarwoko, 1995: 8. TVA ini terjadi disebabkan ada 2 pihak pihak yang memerlukan modal dan pihak yang
kelebihan modal yang melakukan transaksi di pasar modal. Pihak perusahaan atau emiten mengeluarkan sejumlah saham tertentu yang ditawarkan kepada
investor di pasar modal, sementara pihak investor atau pihak yang kelebihan dana akan membeli saham-saham tersebut dalam rangka menginvestasikan
kelebihan dana yang mereka miliki. Perhitungan TVA dapat disajikan sebagai berikut:
TVA merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas
volume perdagangan di pasar Suryawijaya dan Setiawan, 1998: 142. Ditinjau dari fungsinya, dapat dikatakan bahwa TVA merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk mengukur reaksi pasar terhadap suatu event. Pendekatan TVA ini dapat juga digunakan untuk menguji hipotesis pasar
efisiensi dalam bentuk lemah weak-form efficiency, hal ini karena karena dalam pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah, perubahan
harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada, sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan
volume perdagangan pada pasar yang diteliti. Suatu event memiliki kandungan informasi apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih
besar ketika earnings diumumkan daripada saat waktu lain selama tahun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut Beaver, 1968. Berdasarkan hasil analisa Beaver tersebut, secara logis hanya bisa disebutkan adanya kandungan informasi juga, apabila jumlah
lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih kecil ketika suatu event terjadi. Reaksi demikian mungkin merupakan reaksi negatif atau disebabkan
karena adanya bad news. Pengujian reaksi pasar terhadap informasi keuangan dengan
menggunakan pendekatan volume perdagangan telah dilakukan oleh Beaver, dikutip dari Hastuti dan Sudibyo, 1998: 242. Hasil pengujian Beaver
menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan saham pada saat pengumuman mencapai 33 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kegiatan
perdagangan diluar periode pengumuman, dan kegiatan perdagangan pada saat pengumuman adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan periode lainnya.
E. Abnormal Return AR
Studi peristiwa menganalisis return tidak normal abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa.
Abnormal return merupakan kelebihan atau kekurangan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return
ekspektasi return yang diharapkan oleh investor, dengan demikian return
tidak normal abnormal return adalah selisih antara selisih antara return
sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi Jogiyanto, 1998: 415-416.
Perhitungannya dapat disajikan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
] [
it it
it
R E
R AR
− =
Keterangan:
it
AR
=
abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
it
R
=
Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa
ke-t
E[R
i,t
]
=
Return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang
merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus P
i,t
– P
i,t-1
P
i,t-1.
Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan Warner 1985
mengestimasi return ekspektasi dengan menggunakan model estimasi sebagai berikut: dikutip dari Jogiyanto, 2003: 434-446
1. Mean-Adjusted Model Model disesuaikan rata-rata mean-adjusted model ini menganggap
bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi estimation period.
2. Market Model Perhitungan return ekspektasi dengan menggunakan model pasar
market model ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu: a.
Membentuk model estimasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi.
b.Menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
3. Market-Adjusted Model Model disesuaikan-pasar market-adjusted model menganggap
bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model
ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan
return indeks pasar.
F. Konsep Model Indeks Tunggal
Konsep Model Indeks Tunggal dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio. Konsep Model Single Indeks Tunggal
mendasarkan diri atas pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu saham dipengaruhi oleh keuntungan pasar yang oleh indeks pasar IHSG persamaan
yang digunakan adalah R
it
= α
i
+ β
i
R
m
+ ei Keterangan:
R
it
: Tingkat keuntungan saham i pada periode t β
i
: Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada R
i
kalau terjadi perubahan pasar
α
i
: Nilai pengharapan dari bagian tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar
R
m
: Tingkat keuntungan indeks pasar E
i
: Elemen acak dari bagian return saham yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Diasumsikan E e
i
= 0 Untuk sekuritas, penggunaan model indeks tunggal menghasilkan
tingkat keuntungan yang diharapkan, yaitu : ER
i
= α + β
i
R
m
G. Kenaikan Harga BBM
1. Sebelum kenaikan harga BBM Bahwa harga BBM terus dinaikkan, hal itu sudah berulang kali
dijelaskan. Intinya, pemerintah tidak mau seluruh anggaran habis dipakai untuk subsidi BBM. Hanya saja kita selalu mengingatkan, kebijakan yang
diambil jangan terbatas sekedar menaikkan harga BBM. Dibutuhkan kebijakan pelengkap yang mencakup bidang politik, sosial, dan ekonomi.
Terhadap masalah sosial, pemerintah sudah mencanangkan pemberian subsidi Rp 100.000 per bulan kepada 15,5 juta keluarga miskin. Meski dikritik cara
dan sistem penyalurannya, sudah ada upaya meredam munculnya gejolak sosial. Dalam bidang politik, Wakil Presiden Jusuf Kalla mencoba meredam
gejolak dengan menemui mantan Wapres Try Sutrisno. Kita mengharapkan langkah itu dilebarkan dengan mengajak semua komponen bangsa untuk
mencari jalan terbaik mengatasi dampak kenaikan minyak dunia. Satu hal lagi yang juga perlu dilakukan pemerintah adalah menangani
sektor ekonomi. Hal ini tidak cukup dilakukan hanya dengan meminta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengertian sektor dunia usaha, tetapi menyiapkan paket insentif yang bisa membuat mereka bertahan. Mengapa? Kenaikan harga BBM, apalagi jika
mencapai 50 persen lebih, bukan hanya akan mempengaruhi biaya langsung, tetapi bisa mempengaruhi biaya dana cost fund. Hal itu disebabkan kenaikan
harga BBM pasti akan mendongkrak inflasi. Dengan inflasi meningkat, otomatis menaikkan tingkat suku simpanan atau pinjaman. Dengan biaya dana
lebih mahal, sementara daya beli masyarakat menurun, maka yang terpengaruh adalah kesehatan keuangan perusahaan. Untuk membuat mereka
bisa bertahan, langkah yang dipilih pasti mengurangi karyawan. Itulah inti unjuk rasa yang dilakukan buruh dalam mengantisipasi kenaikan harga BBM
belakangan ini. Bagi pemerintah sendiri, banyaknya PHK merupakan sebuah persoalan tersendiri. Sebab, selain bisa meningkatkan kemiskinan dan angka
kriminalitas, itu juga tidak sejalan dengan agenda pemerintah yang ingin membuka lapangan kerja dan menurunkan angka kemiskinan.
Apa yang dialami PT Semen Cibinong yang menghentikan kegiatan pabriknya di Cilacap merupakan gambaran bahwa apa yang kita ceritakan
diatas bukan lagi sebuah reka-reka. Akibat kenaikan harga BBM terhadap kelangsungan usaha sungguh-sungguh terjadi. Untuk mencegah agar keadaan
seperti itu tidak berlanjut, tidak ada pilihan lain kecuali pemerintah ikut memikirkan jalan keluarnya. Sebab, pemerintahlah yang mempunyai alat
untuk memberi insentif yang bisa mengurangi beban dunia usaha. Bentuknya bisa bermacam-macam, tetapi intinya bagaimana sektor riil bisa bertahan dan
tetap memberikan lapangan pekerjaan. Pemerintah tidak bisa sekedar mencari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selamat dengan APBN, tetapi sektor dunia usaha dibiarkan terpuruk. Sebab, pada akhirnya pemerintah dan negaralah yang akan terkena imbasnya apabila
sektor dunia usaha bertumbangan. Kompas, 27 September 2005. 2.
Kenaikan harga BBM Pemerintah menaikkan harga minyak tanah menjadi Rp. 2.000 per liter
atau 185,7 persen dibandingkan dengan harga sebelumnya Rp. 700 per liter. Harga minyak solar ditetapkan menjadi Rp. 4.300 per liter atau 104,76 persen
lebih tinggi dari harga sebelumnya Rp. 2.100 per liter. Sementara harga premium menjadi Rp. 4.500 per liter atau 87,5 persen dari harga sebelumnya
Rp. 2.400 per liter. Harga baru itu mulai berlaku per 1 Oktober 2005 pukul 00.00 WIB. Keputusan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55
Tahun 2005. Saat mengumumkan keputusan tersebut di Jakarta, Jumat 309 malam,
Menteri Koordinator Perekonomian mengatakan, dasar pemerintah dalam memutuskan harga baru itu adalah untuk meringankan beban keuangan
Negara yang semakin berat dalam penyediaan BBM dalam negeri. “Harga minyak tanah itu diperuntukkan bagi rumah tangga serta usaha kecil, dan
sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai PPN. Sementara harga jual eceran premium dan solar diperuntukkan bagi transportasi darat, termasuk sungai,
danau, dan penyeberangan, serta kendaraan pribadi. Harga tersebut sudah termasuk Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,” katanya.
Aburizal menyebutkan, saat ini harga solar dan premium sudah 80 persen dari harga pasar, sedangkan harga minyak tanah 40 persen dari harga
pasar. Pemerintah menargetkan bensin mencapai harga keekonomiannya pada 1 Januari 2007, solar pada 1 Juli 2007, dan minyak tanah pada Januari 2008.
Sesuai dengan rencana tersebut, harga bahan bakar minyak masih akan dinaikkan sampai mencapai harga pasar. Kompas, 1 Oktober 2005
3. Sesudah kenaikan harga BBM
Kita hargai langkah yang dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para menteri akhir pekan lalu untuk menjelaskan kenaikan harga BBM kepada
masyarakat. Dari pertemuan langsung itu ada dialog, ada perbedaan pendapat, ada ketidaksesuaian data dan fakta, namun semua itu tidak harus berakhir
dengan permusuhan, berakhir dengan ketidakpercayaan. Masing-masing pihak tahu inti persoalan, tahu posisinya, lalu bagaimana sama-sama berpikir
membuat langkah selanjutnya. Keputusan untuk menaikkan harga BBM diakui merupakan keputusan pahit, tetapi harus dilakukan. Akan tetapi, sejak
awal kita mengingatkan bahwa persoalan yang kita hadapi tidak cukup diselesaikan hanya dengan menaikkan harga BBM. Itu baru langkah awal dan
dibutuhkan langkah selanjutnya. Terutama kepada pemerintah dituntut kemampuan untuk membuat
keputusan yang dikeluarkan itu menjadi kredibel dan efektif. Artinya, keputusan yang dikelurkan bukan hanya baik diatas kertas, tetapi benar-benar
bisa dilaksanakan dilapangan. Salah satu yang terpenting adalah bagaimana penetapan harga baru itu bisa berlaku seperti yang ditetapkan dan barangnya
tersedia dipasar. Tugas dari birokrasilah untuk membuat agar keputusan pemerintah benar-benar kredibel dan efektif. Disinilah kita melihat bahwa
bahwa birokrasi tidak mendukung keputusan pemerintah. Kenyataan yang terjadi dilapangan-terutama untuk minyak tanah-bukan hanya harganya yang
melambung jauh diatas harga penetapan pemerintah, tetapi barangnya tetap langka seperti sebelum keputusan kenaikan harga BBM.
Hal lain yang juga dirasakan belum pas adalah pendistribusian kartu kompensasi BBM. Wapres pun mendengar keluhan langsung masyarakat,
betapa kemiskinan yang didata oleh Badan Pusat Statistik tidak sesuai dengan kenyataan kemiskinan yang ingin diangkat oleh pemerintah melalui pemberian
subsidi langsung. Berbagai kelemahan itu berpontensi menimbulkan kekecewaan-kekecewaan di tengah masyarakat. Mereka kini mempertanyakan
efektivitas dari keputusan pemerintah, yang tidak berjalan seperti yang dijanjikan. Keadaan ini jelas tidak bisa terus dibiarkan. Masalahnya, hal itu
bisa mempengaruhi kredibilitas pemerintah sendiri. Masyarakat bisa menjadi tidak percaya terhadap keputusan pemerintah karena kenyataannya semua itu
tidak terlaksana di lapangan Lagi-lagi perbaikan birokrasi menjadi tantangan bagi pemerintah. Hal itu
menjadi keharusan, apalagi keputusan menaikkan harga BBM jelas memberatkan kehidupan masyarakat. Kepala Bappenas Sri Mulyani Indrawati
sudah memprediksikan bahwa tingkat inflasi tahun 2005 bisa mencapai 12 persen. Pemerintah jelas tidak bisa membiarkan masyarakat untuk hidup lebih
tertekan lagi. Sebanyak 14 juta keluarga miskin jelas bukan jumlah yang sedikit. Pemberian subsidi langsung menjadi tidak ada artinya apabila
pemerintah tidak mampu menjadikan keputusan yang mereka buat menjadi kredibel dan efektif. Kompas, 5 Oktober 2005.
H. Studi Peristiwa Event Study
1. Pengertian Event Study
Event Study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga
saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat suatu peristiwa tertentu Marwan dan
Faizal Arief, 1998: 141. Menurut Jogiyanto, 1998: 392 studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
event yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Sementara Kritzman 1984, dikutip dari Marwal dan Faizal Arief, 1998:
142 menyebutkan bahwa event study bertujuan untuk mengukur hubungan antara peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan
pendapatan dari surat berharga. Event Study
juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien efficient market hypotheses pada bentuk setengah kuat semi
strong form. Hasil studi tersebut digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal dengan melihat perubahan harga dari sekuritas bersangkutan terhadap suatu peristiwa tertentu Jogiyanto 2000: 392
2. Sejarah Event Study
Berdasarkan sejarahnya, event study pertama kali dilakukan oleh Dolley pada tahun 1930 saat meneliti pengaruh stock split terhadap