Tempat dan waktu Penelitian

1 15 1 2 − − = ∑ + + N TVA TVA t t after after after σ keterangan: before σ = standar deviasi rata-rata TVA sebelum peristiwa kenaikan harga BBM after σ = standar deviasi rata-rata TVA sesudah peristiwa kenaikan harga BBM TVA before = TVA sesungguhnya saham i sebelum peristiwa kenaikan harga BBM. TVA after = TVA sesungguhnya saham i sesudah peristiwa kenaikan harga BBM. before TVA = rata-rata TVA sesungguhnya sebelum peristiwa kenaikan harga BBM after TVA = rata-rata TVA sesungguhnya sesudah peristiwa kenaikan harga BBM N = jumlah hari yang diamati e Membuat uji hipotesis H : after before TVA TVA = : Tidak ada perbedaan rata-rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM. H A : after before TVA TVA ≠ : Ada perbedaan rata-rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM. f Membuat kriteria pengujian hipotesis Jika : tabel hitung tabel Z Z Z + ≤ ≤ − , maka H diterima Jika : tabel hitung Z Z − − atau maka H tabel hitung Z Z ditolak g Menghitung uji statistik pada tingkat signifikan α = 5 2 2 1 2 N after N before A V T A V T Z after before hitung σ σ + − = h Dengan menggunakan pengujian dua sisi two tailed test pada level signifikansi 5 maka hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut : Apabila Z hitung terletak diantara - Z α2 dan +Z α2 maka H diterima. Apabila Z hitung lebih kecil dari – Z α2 atau Z hitung lebih besar dari +Z α2 maka H ditolak. Ho diterima Ho ditolak Ho ditolak – Z α2 + Z α2 2 Pengujian Hipotesis Kedua a Dalam melakukan pengujian hipotesis kedua, terlebih dahulu dihitung variabel Abnormal Return AR : it it it R E R AR − = Dimana : = abnormal return saham i pada hari t it AR it R = return saham i sesungguhnya pada hari t ER it = return saham i yang diharapkan pada hari ke-t Abnormal Return digunakan untuk melihat apakah pemodal memperoleh return tidak normal AR positif maupun negatif dengan adanya informasi yang dipublikasikan berupa peristiwa kenaikan harga BBM. AR dihitung dengan mengurangi return yang sesungguhnya dengan return ekspektasi yang dihitung dengan menggunakan model pasar yang dalam studi ini digunakan yaitu Model Indeks Tunggal Single Index Model yang secara formal dinyatakan sebagai berikut: R it = α i + β i R m + Ee i Keterangan: R it : Tingkat keuntungan saham i pada periode t β i : Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri kalau terjadi perubahan pasar α i : Nilai pengharapan dari bagian tingkat keuntungan saham I yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar R m : Tingkat keuntungan indeks pasar E i : Elemen acak dari bagian return saham yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Diasumsikan E ei = 0 Langkah-langkah dalam penghitungan Single Index Model: 1 Menghitung return saham individual sesungguhnya pada saat t 1 1 , − − − = t t t t i p P P R Dimana : = return saham individual sesungguhnya pada hari t t R = harga saham individual pada hari t t P = harga saham individual pada t-1 1 − t P 2 Menghitung return Indeks pasar harian selama periode estimasi 1 , 1 , , , − − − = t m t m t m t m IHSG IHSG IHSG R Dimana : = return pasar pada hari t t m R , = IHSG pada hari t t m IHSG , = IHSG pada hari t-1 1 , − t m IHSG 3 Menghitung nilai beta βi dan alpha αi 2 2 x x n y x xy n i Σ − Σ Σ Σ − Σ = β ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ = N x N y i β α Dimana : β i = variabel yang dipengaruhi oleh adanya pengumuman informasi kenaikan harga BBM α i = variabel yang tidak dipengaruhi oleh adanya pengumuman informasi kenaikan harga BBM 4 Menghitung besarnya return yang diharapkan ERi untuk setiap saham yang diamati, dengan menggunakan ER i = α i + β i .R m 5 Menghitung besarnya abnormal return AR untuk tiap-tiap saham yang diamati it it it R E R AR − = Dimana : = abnormal return saham i pada hari t it AR it R = return saham i sesungguhnya pada hari t ER it = return saham i yang diharapkan pada hari ke-t b Menghitung rata-rata abnormal return seluruh saham pada waktu tertentu sub rata-rata : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI n AR AR t i t i , , Σ = Dimana : AR i,t = abnormal return sesungguhnya hari t ΣAR i,t = jumlah abnormal return saham i hari t n = jumlah saham yang diamati c Menghitung rata-rata abnormal return seluruh saham yang dijadikan sampel sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM : N AR AR t t before before ∑ − = − = = 1 35 N AR AR t t after after ∑ + = + = = 15 1 keterangan: before AR = rata-rata AR sebelum peristiwa kenaikan harga BBM after AR = rata-rata AR sesudah peristiwa kenaikan harga BBM = AR sesungguhnya sebelum peristiwa kenaikan harga BBM before AR = AR sesungguhnya sesudah peristiwa kenaikan harga BBM after AR N = jumlah hari yang diamati d Menghitung standar deviasi rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM: 1 1 15 2 − − = ∑ − = − = N AR AR t t before before σ 1 35 1 2 − − = ∑ + = + = N AR AR t t after after σ Keterangan: before σ = standar deviasi rata-rataAR sebelum peristiwa kenaikan harga BBM after σ = standar deviasi rata-rata AR sesudah peristiwa kenaikan harga BBM AR before = AR sesungguhnya saham i sebelum peristiwa kenaikan harga BBM. AR after = AR sesungguhnya saham i sesudah peristiwa kenaikan harga BBM. before AR = rata-rata AR sesungguhnya sebelum peristiwa kenaikan harga BBM after AR = rata-rata AR sesungguhnya sesudah peristiwa kenaikan harga BBM N = jumlah hari yang diamati e Membuat formula uji hipotesis H : after before AR AR = : Tidak ada perbedaan rata-rata AR sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM H A : after before AR AR ≠ : Ada perbedaan rata-rata AR sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM f Membuat kriteria pengujian hipotesis Jika : tabel hitung tabel Z Z Z + ≤ ≤ − , maka H diterima Jika : tabel hitung Z Z − − atau maka H tabel hitung Z Z ditolak d Menghitung uji statistik pada tingkat signifikan α = 5 2 2 1 2 N after N before A V T A V T Z after before hitung σ σ + − = e Dengan menggunakan pengujian dua sisi two tailed test pada level signifikan 5 maka hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut : Apabila Z hitung terletak diantara -Z α2 dan +Z α2 maka H diterima. Apabila Z hitung lebih kecil dari –Z α2 atau Z hitung lebih besar dari +Z α2 maka H ditolak. Ho diterima Ho ditolak Ho ditolak –Z α2 +Z α2

BAB IV GAMBARAN UMUM PASAR MODAL INDONESIA

Bursa efek pasar modal yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta BEJ yang dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock Exchange JSX. Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen preferred stock, saham biasa common stock, hak right, dan obligasi konvertibel convertible bonds. SAham biasa mendominasi volume transaksi di BEJ. Bursa efek terbesar setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya BES atau Surabaya Stock Exchange SSX. Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ juga diperdagangkan di SSX. Bab ini akan membahas tentang pasar modal di Indonesia mulai sejarah sampai dengan lembaga-lembaga lain yang terlibat di pasar modal.

A. Sejarah Pasar Modal Indonesia

Jogiyanto, 2003: 37-49 Pasar modal Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Peride pertama adalah periode jaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan tahun didirikannya pasar modal pertama, periode kedua adalah periode Orde Lama yang dimulai pada tahun 1952, periode ketiga adalah periode Orde Baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977, periode keempat dimulai tahun 1988 adalah periode bangunnya pasar modal paska tidur panjang, periode 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelima adalah periode otomatisasi pasar modal mulai tahun 1995, dan periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1997. 1. Periode Pertama 1912: Periode jaman Belanda Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta, asosiasi ini oleh Belanda diberi nama ”Vereniging voor Effectenhandel” yang merupakan cikal bakal pasar modal Indonesia pertama. Setelah Perang Dunia I, pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari 1952 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1952. Mengingat masih dalam masa penjajahan Belanda dan mayoritas saham-saham yang diperdagangkan merupakan saham-saha perusahaan Belanda yang tergabung dalam ”Dutch East Indies Trading Agencies”. Pasar- pasar modal ini beroperasi sampai kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1942. 2. Periode Kedua 1952-1960: Periode Orde Lama Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951 dikeluarkan Undang-Undang Darurat No. 12 yang kemudian dijadikan Undang-Undang No. 15 1952 tentang pasar modal. Juga melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 28737 UU tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta akhirnya dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang lain adalah untuk mencegah larinya saham-saham perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan dalam pasar modal di Jakarta ke luar negeri. Kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan ke Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek PPUE yang terdiri dari tiga bank dengan Bank Indonesia sebagai anggota kehormatan. Bursa efek ini berkembang cukup baik walupun surat berharga yang diperdagangkan umumnya adalah obligasi perusahaan Belanda dan obligasi pemerintah Indonesia lewat Bank Pembangunan Indonesia. Penjualan obligasi semakin meningkat dengan dikeluarkannya obligasi pemerintah melalui Bank Industri Negara tahun 1954, 1955, dan 1956. Dikarenakan adanya sengketa antara pemerintah Republik Indonesia dengan Irian Barat, semua bisnis milik pemerintah Belanda dinasionalkan melalui Undang-Undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Sengketa ini mengakibatkan larinya modal Belanda ke luar negeri dan sejak saat itu aktivitas di Bursa Efek Jakarta semakin menurun. 3. Periode Ketiga 1977-1988: Periode Orde Baru Bursa Efek Jakarta dinyatakan lahir kembali pada tahun 1977 dalam periode Orde Baru sebagai hasil dari Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976. Keputusan ini menetapkan pendirian Pasar Modal, Badan Pembina Pasar Modal, Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM, dan PT. Danareksa. Presiden Soeharto meresmikan kembali Bursa Efek Jakarta BEJ pada tanggal 10 Agustus 1977. PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang tercatat di BEJ. Penerbitan saham perdana disetujui pada