Dampak peristiwa kenaikan harga BBM terhadap trading volume activity dan abnormal return : event studi pada peristiwa kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober 2005.
ABSTRAK
DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP TRADING VOLUME ACTIVITY dan ABNORMAL RETURN
(Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005) WAHYUNOTO WIRYOKO
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 terhadap Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return (AR). Metode penelitian yang dilakukan adalah event study pada pasar saham di BEJ. Event yang dipilih adalah peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional sampling dan random sampling. Data yang dianalisis meliputi volume perdagangan saham, jumlah saham beredar, IHSG, dan data harga saham harian 151 perusahaan yang dijadikan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang telah dipublikasikan oleh BEJ. Dalam penelitian ini digunakan uji beda dua rata-rata untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata TVA dan rata-rata AR tiga puluh lima hari sebelum dan lima belas hari sesudah peristiwa kenaikan harga BBM.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) tiga puluh lima hari sebelum dan lima belas hari sesudah peristiwa kenaikan harga BBM (Z = 3,87; p<0,05). Hasil analisis juga menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata Abnormal Return (AR) tiga puluh lima hari sebelum dan lima belas hari sesudah kenaikan harga BBM (Z = -1,09; p>0,05). Jadi berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 berdampak pada Trading Volume Activity (TVA) dan tidak berdampak pada Abnormal Return.
(2)
ABSTRACT
THE EFFECT OF PRICE INCREASE OF OIL PRODUCTS ON TRADING VOLUME ACTIVITY and ABNORMAL RETURN
(Event Study at the event of the price increase of BBM in October 1st, 2005) WAHYUNOTO WIRYOKO
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2007
The aim of this research is know about the impact of the increased fuel price on October 1st, 2005 on the Trading Volume Activity (TVA) and Abnormal Return (AR). The research type is “an event study” on the stock prices in Jakarta Stock Exchange (BEJ), and the chosen event is the increased fuel price on October 1st, 2005.
The sampling methods used are proportional and random sampling. The data are share trading volume, the amount of share circulation, the composite index (IHSG), and the daily price of share on 151 companies as samples. The data are secondary data published by BEJ. The test for analyzing the differences between two means are employed to know whether there is any differences between the rates of TVA and the rate of AR, 35 days before and 15 days after the event.
Result of this research show the significant differences of TVA’s rate 35 days before and 15 days after the event (Z = 3.87; p<0.05). Results also show that there is no significant differences of AR’rates 35 days before and 15 days after the events (Z = -1.96; p>0.05). The conclusion is that the event of increased fuel price on based on )ctober 1st, 2005 has affected Trading Volume Activity (TVA) significantly and don’t affected Abnormal Return (AR) insignificantly.
(3)
DAMPAK PERISTIWA KENAIKAN HARGA BBM
TERHADAP
TRADING VOLUME ACTIVITY
dan
ABNORMAL RETURN
(Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Wahyunoto Wiryoko 022214115
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
TERHADAP
TRADING VOLUME ACTIVITY
dan
ABNORMAL RETURN
(Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Wahyunoto Wiryoko 022214115
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(5)
HALAMAN PERSETUJUAIY SKRIPSI
DAMPAK PERISTIWA KENAIKA}{ EARGA BBM TERHADAP
TNADING VOLUME ACTIVTTY ilANABNORMAL RETURN
(Event Stu& WdaPeristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal I Oktober 2005)Oleh:
Wahyunoto Wiryoko
NM:022214115
Telah Disetujui :
Pembimbing I
v
Drs. A Triwanggono, M.S.
Pembimbing tr
Tanggal 26 Januari 2007
Tanggal 6 Februari 2007 Dra Caecilia Wahyu E.R., M.Si
(6)
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
DAMPAK PERISTTWA KENAIKAI\I HARGA BBM TERIIADAP
T&ADING VOLAME ACTIWTY dan ABNOkLIAL RETURN
(Event Sady padaPeristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal I Oktober 2005)Disusun Oleh : Wahyunoto Wiryoko
022214115
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 20 Februari 2007
dan dinyatakan memenuhi syarat
Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. Drs. Th. Sutadi, M.B.A.
Dn. A. Triwanggono, M.S. Dra. Caecilia Wahlu E.R., M.Si Drs. G. Hendra Poerwanlo. M.Si
Yoryakarta 28 Februari 2007
(7)
Motto dan Persembahan
¾
Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi
orang lain.
¾
Kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu sedangkan 90%
sisanya adalah bagaimana kamu menghadapinya.
¾
You are the driver not passenger in life.
¾
Satu-satunya yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian…
¾
Rasa sakit dalam perjuangan hanya akan terasa dalam hitungan
detik, menit atau jam. Tapi jika kamu sampai menyerah, rasa sakit
itu akan terasa seumur hidupmu.
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Mbah Kakung dan Mbah Putri yang
selalu mendukung dan menyayangiku
Bapak, Ibu, dan Adikku tercinta
(8)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Desember 2006
Penulis
(9)
ABSTRAK
DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP TRADING VOLUME ACTIVITY dan ABNORMAL RETURN
(Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005) WAHYUNOTO WIRYOKO
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 terhadap Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return (AR). Metode penelitian yang dilakukan adalah event study pada pasar saham di BEJ. Event yang dipilih adalah peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional sampling dan random sampling. Data yang dianalisis meliputi volume perdagangan saham, jumlah saham beredar, IHSG, dan data harga saham harian 151 perusahaan yang dijadikan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang telah dipublikasikan oleh BEJ. Dalam penelitian ini digunakan uji beda dua rata-rata untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata TVA dan rata-rata AR tiga puluh lima hari sebelum dan lima belas hari sesudah peristiwa kenaikan harga BBM.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) tiga puluh lima hari sebelum dan lima belas hari sesudah peristiwa kenaikan harga BBM (Z = 3,87; p<0,05). Hasil analisis juga menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata Abnormal Return (AR) tiga puluh lima hari sebelum dan lima belas hari sesudah kenaikan harga BBM (Z = -1,09; p>0,05). Jadi berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 berdampak pada Trading Volume Activity (TVA) dan tidak berdampak pada Abnormal Return.
(10)
ABSTRACT
THE EFFECT OF PRICE INCREASE OF OIL PRODUCTS ON TRADING VOLUME ACTIVITY and ABNORMAL RETURN
(Event Study at the event of the price increase of BBM in October 1st, 2005) WAHYUNOTO WIRYOKO
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2007
The aim of this research is know about the impact of the increased fuel price on October 1st, 2005 on the Trading Volume Activity (TVA) and Abnormal Return (AR). The research type is “an event study” on the stock prices in Jakarta Stock Exchange (BEJ), and the chosen event is the increased fuel price on October 1st, 2005.
The sampling methods used are proportional and random sampling. The data are share trading volume, the amount of share circulation, the composite index (IHSG), and the daily price of share on 151 companies as samples. The data are secondary data published by BEJ. The test for analyzing the differences between two means are employed to know whether there is any differences between the rates of TVA and the rate of AR, 35 days before and 15 days after the event.
Result of this research show the significant differences of TVA’s rate 35 days before and 15 days after the event (Z = 3.87; p<0.05). Results also show that there is no significant differences of AR’rates 35 days before and 15 days after the events (Z = -1.96; p>0.05). The conclusion is that the event of increased fuel price on based on )ctober 1st, 2005 has affected Trading Volume Activity (TVA) significantly and don’t affected Abnormal Return (AR) insignificantly.
(11)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Dampak Peristiwa Kenaikan Harga BBM Terhadap Trading Volume Activity dan Abnormal Return (Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005) ini dengan baik.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang memberikan dorongan, bimbingan, petunjuk, dan nasihat dari permulaan sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. A Triwanggono, M.S., selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat, saran dan kritiknya dalam menyusun skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
(12)
4. Ibu Dra. Caecilia Wahyu E.R., M.Si. sebagai dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, nasihat, serta saran dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. yang telah memberi masukan, nasihat serta saran dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. 6. Kepada Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah membantu penulis selama ini.
7. Kepada Mbah Kakung FX. Supardi Sastrodihardjo dan Mbah Putri PX. Sukiyem terima kasih atas kasih sayangnya yang hangat selama ini. Kulo sampun lulus mbah...!!!
8. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H.Y. Beno Daryono dan Ibu Chr. Sunarti Daryono, Adikku tersayang, Lukas terima kasih atas doa, perhatian, kasih sayang, semangat dan dukungan baik secara materiil dan moril selama ini kepada penulis.
9. Keluarga keduaku; Pak’e, Mbok’e, pak Gandung, ‘de Nduk, ‘de Grek, maz Moko, maz Aep, maz Pendek, mba’ Ribut, bu’ Gatik, mba’ Iwik, mba’ Cemeng, Ndeple, Babahe, Kliwon. Terima kasih telah menampungku disaat penulis merasa kesepian dan butuh tempat “bersandar”.
10.All crew Guyub Rukun Community, The Mendez, The Yanu, Jep Get Born, Agus “Gathir”, The Bambang, Awan “Ponyep”, Dhika, Meenk, Nina “Kokom”, Lina “Cipluk”, Dian “Sastro”. All for one, one for all guys...!!!
(13)
11.Para tetanggaku di Ibukota, Ririe, Besok ajak aku muterin kota Jakarta lagi yaah....!!!, Eny “Cantiqku” Je t’aime, c’est pourquoi je ne cesserai jamais de prier pour ton salut...
12.Sobatku, Dina Ekawati, terima kasih atas kesediaanmu berbagi waktu, cerita baik suka dan duka. Thank’s....I enjoy sharing about everything with u; Remember!!! Where ever u go I’ll be two stepp behind u..U’ll never walk alone my lovely friends!!!
13.Kepada sahabatku Dwi Sutrisno, matur thank u yang sebesar-besarnya atas pinjaman komputernya. Moga rukun terus sama Ikha.
14.Temanku Dodo & Fenny, aku doakan semoga kalian bersatu lagi.
15.Buat GL-ku AD 4759 MC, terima kasih telah setia menemaniku menyusuri jalan-jalan dikota Jogja. Sudah saatnya kamu pensiun dab..!!!
16.Temen-temenku di Klaten, Agya, Asyif, Jambret, Bincux, Penthol, Koplir, Nandra, Q-nyuk, Guchik, ThePlay, Klowor, Lek Man, Gembrot, Rony. Maap aku udah jarang ngumpul lagi ma kalian.
17.Buat para seniorku, Daniek, Jefry, Ndower, Topan, Menol, Ateng, Mesum, Bete, Kintel, Nunung, Bang Riza, Mamad, Mukidi, Rony. Salut for u all guys!!! Bersatu dan bersaudara dalam Dharmo Community!!!
18.Rekan-rekan P3W-ku, Heru, Vava, Leboy, Nina, Dhei, Santi, Sinta, Siska, Sandra, Era, Harpi, Olla, Tobing, terima kasih atas kebersamaan kita.
19.Kepada para pegawai perpustakaan, pak Supri, pak Marsudi, pak Suradi, pak Krisman, mas Drajat, ibu Harti, ibu Wiwiek, ibu Mini, mbak Inee, terima kasih
(14)
atas segala kritik, saran, bimbingan kepada penulis selama ”nyambi” di perpustakaan.
20.Temen-temen Manajemen Angkatan 2002, Angie, Candra, Ikha, Indri, Didik, Angga, Reynold, Novri, Nora, Mimin, Citra, Agnes, Kenthus, Anjar, Yoky, Ethik, Lek, Vinant, Hendrik, Bagus, Rizqi, Sintha, Olive, Alm. Wisnu, Juan, Benny, Beben, Nyoman, Lia, Niya, Ira, Titin. Terima kasih atas segala kisah suka maupun duka yang telah kita lalui bersama.
21.Cah-cah kos-an Djoyo Community, Kenthang, Tukhul, Ithok, Wahyu, Andika, Gabug, Plongoh, Hendra, Pak Tua, Topeng.
22.Eks kontrakan Takhesi; Candradut, Ichoe, Moga, Mangun, Kirun, Kotrek, Acoy, Atika, Titik, dek Yanti, dek Ika. Trim’s atas kebersamaan kita.
23.Semua pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca semua.
Yogyakarta, 4 Desember 2006 Penulis
(15)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Pasar Modal ... 8
1. Pengertian Pasar Modal ... 8
(16)
4. Kandungan Informasi di Pasar Modal ... ... 17
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 18
C. Signaling Theory ... 19
D. Trading Volume Activity (TVA) ... 20
E. Abnormal Return (AR) ... 22
F. Konsep Model Indeks Tunggal ... 24
G. Kenaikan Harga BBM ... 25
1. Sebelum Kenaikan Harga BBM ... 25
2. Kenaikan Harga BBM ... 27
3. Sesudah Kenaikan Harga BBM ... 28
H. Studi Peristiwa ... 30
1. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study) ... 30
2. Sejarah Event Study... 30
3. Menentukan Periode Kejadian (Event Date) ... 31
I. Telaah Studi Terdahulu ... 33
J. Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 36
C. Periode Penelitian ... 37
D. Data yang Dibutuhkan ... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Variabel Penelitian ... ... 38
G. Populasi dan Sampel ... 39
H. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
(17)
BAB IV GAMBARAN UMUM PASAR MODAL INDONESIA ... 53
A. Sejarah Pasar Modal Indonesia ... 53
1. Periode Pertama (1912-1942) ... 54
2. Periode Kedua (1952-1960) ... 54
3. Periode Ketiga (1977-1988) ... 55
4. Periode Keempat (1988-1995) ... 56
5. Periode Kelima (mulai 1995) ... 58
6. Periode Keenam (mulai Agustus 1997) ... 63
B. BAPEPAM ... 65
C. PT. BURSA EFEK JAKARTA (PT. BEJ) ... 65
1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Jakarta ... 66
2. Sistem Perdagangan Efek di Bursa Efek Jakarta ... 67
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 74
A. Desain Penelitian ... 74
B. Deskripsi Data ... 75
C. Pengujian Hipotesis ... 82
1. Hipotesis Pertama ... 82
a. Analisis ... 82
b. Pembahasan ... 94
2. Hipotesis Kedua ... 96
a. Analisis ... 97
b. Pembahasan ... 111
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 117
A. Kesimpulan ... 117
B. Keterbatasan Penelitian ... 118
(18)
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(19)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Kinerja Sebelum dan Sesudah JATS ... 59
Tabel 4.2 Jadwal Perdagangan Harian Bursa Efek Jakarta ... 72
Tabel 5.1 Nama Perusahaan yang Dijadikan Sampel ... 77
Tabel 5.2.a Aktivitas Volume Perdagangan Saham AALI ... 83
Tabel 5.2.b Aktivitas Volume Perdagangan Saham LPLI ... 85
Tabel 5.3 Rata-rata Aktivitas Volume Perdagangan Saham ... 87
Tabel 5.4 Rata-rata TVA Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM ... 90
Tabel 5.5 Nilai Aliran Dana ... 96
Tabel 5.6 Return saham AALI dan LPLI ... 99
Tabel 5.7 Return Indeks Saham Gabungan ... 100
Tabel 5.8 Alpha dan Beta AALI ... 101
Tabel 5.9 Persamaan Expected Return AALI dan LPLI ... 102
Tabel 5.10.a Expected Return AALI ... 103
Tabel 5.10.b Expected Return LPLI ... 103
Tabel 5.11 Abnormal Return AALI dan LPLI ... 104
Tabel 5.12 Sub Rata-rata Abnormal Return ... 105
Tabel 5.13 Rata-rata Abnormal Return ... 106
(20)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 5.1 Aktivitas Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah
Peristiwa Kenaikan Harga BBM... 91 Gambar 5.2 Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Kenaikan Harga
(21)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.a – 1.abw TVA Periode Sebelum dan Sesudah Peristiwa Kenaikan
Harga BBM ... 1-101 Lampiran 1.abx Rata-rata TVA dan Standar Deviasi Sebelum dan Sesudah
Peristiwa Kenaikan Harga BBM ... 102 Lampiran 2.a – 2.af Indeks Harga Saham Gabungan dan Harga Saham Individual
pada Hari ke-t ……… 103-133 Lampiran 2.ag – 2.aap Return IHSG dan Return Harga Saham Individual pada Hari
ke-t ……… 134-169 Lampiran 3.a – 3.ak Alfa dan Beta Saham Individual dengan Konsep Model
Indeks Tunggal ………. 170-206 Lampiran 4.a – 4.eu Expected Return dan AR 35 hari Sebelum dan 15 hari
Sesudah Peristiwa Kenaikan Harga BBM ……….... 207-256 Lampiran 4.ev – 4.ew Rata-rata AR dan Standar Deviasi Sebelum dan Sesudah
Peristiwa Kenaikan Harga BBM ... 357-358
(22)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal adalah salah satu kekuatan bagi perusahaan untuk memobilisasi dana masyarakat, disamping itu pasar modal juga menjadi alternatif bagi perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Instrumen keuangan yang dimaksud adalah saham. Saham adalah selembar kertas yang menunjukkan hak pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dan prospek atau kekayaan lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut.
Salah satu tujuan investor (baik investor yang berasal dari dalam negeri maupun investor asing) menanamkan dananya pada suatu perusahaan yang sahamnya listed dipasar modal tidak lain karena ingin mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Akan tetapi syarat utama yang diinginkan oleh investor agar bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman tersebut akan diperoleh bila investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu. Informasi yang diperoleh tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Dalam memutuskan apakah akan melakukan transaksi di pasar
(23)
modal atau tidak, biasanya investor mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang ada, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi yang dimilikinya.
Dalam kenyataannya, aktivitas perdagangan saham di pasar modal tidak selalu stabil, akan tetapi cenderung relatif bergerak atau bereaksi terhadap setiap informasi yang dihasilkan. Informasi yang ada dapat dikatakan memiliki makna atau berharga bagi para investor jika keberadaan informasi tersebut mampu merangsang investor untuk melakukan transaksi di pasar modal maupun tercermin dalam bentuk perubahan harga saham.
Sebagai suatu instrumen ekonomi, pasar modal tidak terlepas dari berbagai pengaruh lingkungan ekonomi dan non-ekonomi. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan, pengumuman right issue, dan dividen perusahaan selalu mendapat tanggapan dari para pelaku pasar. Perubahan lingkungan ekonomi makro seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, peningkatan kurs valuta asing, inflasi serta berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti regulasi dan deregulasi ekonomi akan berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham maupun volume perdagangan saham di pasar modal (Suryawijaya dan Setiawan, 1998: 137). Pengaruh masalah ekonomi dan non-ekonomi selalu mendapat tanggapan dari para pelaku pasar di bursa efek. Semakin pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi, maka pasar modal semakin
(24)
sensitif terhadap peristiwa yang memuat informasi ekonomi maupun non-ekonomi.
Ada beberapa indikator untuk mengetahui kualitas pasar modal. Salah satu indikator tersebut adalah ketersediaan informasi. Kecepatan reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa menggambarkan tingkat efisiensi suatu pasar. Semakin efisien suatu pasar, maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksi dalam harga saham.
Penelitian mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa ekonomi maupun non-ekonomi di Indonesia sudah banyak dilakukan, sebagai contoh adalah penelitian yang dilakukan oleh Husnan (1996), Husnan meneliti dampak pengumuman laporan keuangan terhadap kegiatan dan variabilitas tingkat keuntungan saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada periode pengumuman laporan keuangan, kegiatan perdagangan maupun tingkat keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan periode diluar pengumuman laporan keuangan. Dengan demikian informasi tersebut di respon oleh pasar secara positif. Dengan berlandaskan pada penelitian-penelitian yang lalu mengenai peristiwa ekonomi maupun non-ekonomi yang terjadi di Indonesia, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa atau informasi yang terkait secara langsung dengan aktivitas ekonomi, yaitu peristiwa keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tanggal 1 Oktober 2005.
(25)
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Dampak Peristiwa Kenaikan Harga BBM Terhadap Trading Volume Activity dan Abnormal Return” (Event Study Pada Peristiwa kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005).
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan rata Trading volume activity (TVA) dan rata-rata Abnormal Return (AR) sebelum peristiwa kenaikan harga BBM dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2005?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini memakai periode 35 hari penelitian sebelum peristiwa kenaikan harga BBM dan 15 hari sesudah peristiwa kenaikan harga BBM. Pemilihan periode tersebut disebabkan pada tanggal 11 Agustus 2005 pemerintah secara resmi mengumumkan adanya rencana untuk menaikkan harga BBM. Dan terhitung per 1 Oktober 2005 lamanya adalah 35 hari bursa (11 Agustus 2005 sampai dengan 1 Oktober 2005), kemudian mulai minggu terakhir bulan Oktober 2005 berita yang marak beredar adalah mengenai persiapan pemerintah dan masyarakat menyambut hari raya Lebaran 2005, sehingga penulis membatasi sampai dengan 15 hari bursa setelah peristiwa kenaikan harga BBM.
(26)
2. Peristiwa yang diamati adalah peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005. Studi ini akan melihat apakah pasar akan bereaksi terhadap keputusan pemerintah menaikkan harga BBM.
3. Variabel yang diamati meliputi Aktivitas Volume Perdagangan/Trading Volume Activity (TVA) dan Tingkat Keuntungan Tidak Normal/Abnormal Return (AR).
4. Pasar modal yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan alasan BEJ memiliki jumlah emiten yang lebih banyak terdaftar dibandingkan dengan Bursa Efek Surabaya (BES).
5. Jumlah atau volume perdagangan saham yang terjadi di BEJ melalui parameter Trading volume activity (TVA) periode penelitian.
6. Harga saham yang digunakan adalah harga saham di pasar sekunder yaitu harga saham harian saat penutupan, sehingga secara nyata mencerminkan penyerapan informasi pada pasar modal.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata Trading volume activity (TVA) dan rata-rata Abnormal Return (AR) pada periode sebelum peristiwa kenaikan harga BBM dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2005.
(27)
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah
Studi ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekonomi, agar dapat tercipta iklim investasi yang kondusif bagi para investor dalam melakukan aktivitas bisnisnya di pasar modal Indonesia
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusannya, apakah investor jadi menanamkan modalnya atau tidak jadi menanamkan kembali modalnya, baik yang sudah atau akan menanamkan modalnya ke perusahaan tertentu dengan melihat reaksi pasar setelah ada pempublikasian informasi atau pada saat event tertentu.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Studi ini diharapkan menjadi wacana karangan ilmiah bagi para pembaca, maupun mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma (USD) mengenai dampak suatu peristiwa ekonomi terhadap aktivitas perdagangan saham di pasar modal.
4. Bagi Peneliti Sendiri
Penelitian yang dilakukan sebagai wujud penerapan ilmu yang telah diberikan selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ekonomi USD
(28)
di bidang portofolio investasi, sekaligus sebagai sarana dalam menambah wawasan peneliti di bidang investasi pada pasar modal.
F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan pasar modal, faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, Signalling Theory, Trading Volume Activity (TVA), Abnormal Return (AR), Konsep Model Indeks Tunggal, kenaikan harga BBM, Event Study, telaah studi terdahulu, dan hipotesis penelitian
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, pengukuran variabel penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PASAR MODAL di INDONESIA
Bab ini menguraikan sejarah dan perkembangan pasar modal di Indonesia, sejarah dan sistem perdagangan di BEJ.
(29)
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan analisis data dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
(30)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehinggga mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan (Sunaryah, 1994: 4).
Menurut Husnan (1998: 3) pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam
financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak (Husnan 1998: 3).
Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 pasal 5 ayat 1, memberikan pengertian pasar modal yang lebih lengkap yaitu:
(31)
“Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
Berdasarkan definisi tersebut, pengertian pasar modal sering dikaitkan dengan efek. Undang-Undang No.8 tahun 1995 Bab I pasal 1 ayat 5 tentang pasar modal mendefinisikan efek adalah sebagai berikut:
“Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang unit penyertaan kontrak investasi_kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek”.
2. Instrumen Pasar Modal.
Pasar modal memiliki beberapa instrumen dalam melakukan aktivitasnya. Menurut Sunariyah, (1997: 4) instrumen pasar modal adalah: a. Saham (stocks)
Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bahwa seseorang ikut memiliki sebuah Perseroan Terbatas (PT) (Arif Suadi, 1994: 213). Saham mempunyai beberapa jenis dengan berbagai karakteristik tertentu, yaitu:
1) Saham Biasa (common stock)
Saham Biasa adalah saham yang tidak mempunyai hak lebih atas saham-saham yang lain. Fungsi saham biasa adalah:
(32)
a) Sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.
b) Sebagai alat untuk menentukan pembagian modal. c) Sebagai alat untuk menentukan pembagian modal. d) Sebagai alat untuk menguasai perusahaan.
Klasifikasi atas saham biasa terdiri dari (Widoatmodjo, 1996:55):
a) Blue-Chips Stocks
Suatu saham dapat diklasifikasikan sebagai blue chips bila suatu perusahaan penerbitnya memiliki reputasi baik.
b) Income Stocks
Saham memiliki kemampuan untuk membagi dividennya lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.
c) Growth Stocks (well-known)
Jika emiten merupakan pemimpin didalam industrinya dan selama beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu mendapatkan hasil diatas rata-rata emiten, saham ini biasanya mempunyai reputasi tinggi dan gaya publisitas yang tampak glamour dalam memperbaiki peningkatan atau penurunan sahamnya.
d) Growth Stocks (lesser-known)
Saham yang secara umum, pemiliknya tidak menjadi pemimpin dalam industrinya, namun saham ini ciri-cirinya tetap seperti
(33)
growth stocks (well known) yaitu mampu menghasilkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir.
e) Spekulative Stocks (saham spekulatif)
Saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, namun memiliki posisi untuk mendapatkan penghasilan baik di masa mendatang.
f) Cychical Stocks (saham bersiklus)
Perkembangan saham yang mengikuti pergerakan situasi ekonmi makro atau kondisi bisnis secara umum selama ekonomi makro sedang mengalami ekspansi. Emiten saham ini akan mampu mendapatkan penghasilan yang tinggi, demikian pula sebaliknya.
g) Defensive atau Counter Cyclical Stocks (saham bertahan)
Jenis saham yang tidak mungkin terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga saham tetap tinggi sebab mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada kondisi resesi. 2) Saham preferen (preferred stock)
Pemegang saham jenis ini mempunyai preferensi tertentu atas pemegang saham biasa yaitu dalam hal-hal sebagai berikut:
(34)
a) Pembagian dividen
Dividen dari saham preferen diambil lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Dividen saham preferen dinyatakan dalam prosentase tertentu dari nilai nominal perusahaan.
b) Pembagian kekayaan
Apabila perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen akan didahulukan daripada saham biasa.
Macam-macam saham preferen (prefered stock) adalah a) Saham preferen kumulatif (non preferred stock)
Saham preferen kumulatif adalah saham preferen jika dalam suatu tahun tidak dapat dibagikan dividen, misalnya karena perseroan menderita rugi maka dividen yang tidak dapat dibagikan tersebut digabungkan dengan dividen tahun-tahun berikutnya sampai dividen dibagikan.
b) Saham preferen non kumulatif (non cumulative preferred stock)
Saham preferen non kumulatif adalah saham preferen yang jika pada suatu tahun tidak dibagikan dividen, maka pembagian dividen tersebut hilang.
(35)
c) Saham preferen partisipatif (participation preferred stock) Saham preferen pertisipatif adalah saham preferen yang diberi hak untuk memperoleh bagian dividen tambahan setelah saham biasa memperoleh jumlah dividen yang sama dengan jumlah tetap yang diperoleh saham preferen.
d) Saham preferen non partisipatif (non participation preferred stock)
Saham preferen non partisipatif merupakan kebalikan dari saham preferen partisipatif. Jadi, setelah pembagian saham biasa tidak ada tambahan untuk saham preferen.
b. Obligasi (bonds)
Surat berharga obligasi merupakan instrumen hutang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal. Keuntungan dari membeli obligasi diwujudkan dalam bentuk kupon.
c. Surat Berharga Lainnya
Selain dari dua jenis efek yang telah diuraikan di atas yang sudah banyak digunakan sebagai media di bursa efek Indonesia, terdapat beberapa efek yang termasuk instrument derivatif, yaitu:
1) Option
Option adalah surat pernyataan yang dikeluarkan oleh seorang atau lembaga (tetapi bukan emiten) untuk memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham (call option) dan menjual saham (put option) pada harga yang telah ditentukan sebelumnya.
(36)
2) Warrant
Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Persyaratan tersebut biasanya mengenai harga, jumlah, dan masa berlakunya warrant tersebut.
3) Right
Right adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya (pemilik saham biasa) untuk membeli tambahan saham pada penerbitan saham baru, sebelum saham tersebut ditawarkan kepada umum.
3. Pelaku Pasar Modal
Pelaku yang terlibat dalam aktivitas di pasar modal (Sunariyah, 1997) adalah:
a. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa.
b. Investor
Investor adalah pemodal yang membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi.
(37)
c. Lembaga Penunjang
Fungsi lembaga penunjang ini antara lain, ikut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasra modal. Lembaga penunjang tersebut adalah sebagai berikut:
1) Penjamin Emisi (underwriter)
Penjaimin emisi adalah lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi sampai batas waktu tertentu dan memperoleh dana. 2) Perantara Pedagang Efek (broker/pialang)
Mereka ini bertugas menjadi perantara dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain: memberikan informasi kepada emiten, melakukan penjualan efek kepada investor
3) Perdagangan Efek (dealer)
Pedagang efek dalam pasar modal bertugas sebagai: pedagang dalam jual beli efek, sebagai perantara dalam jual beli efek.
4) Penanggung (guarantor)
Penanggung adalah lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan.
5) Wali Amanat (trustee)
Dalam emisi obligasi, jasa wali amanat sangat diperlukan terutama sekali sebagai wali dari si pemberi amanat. Dalam hal ini si pemberi
(38)
amanat adalah investor. Jadi wali amanat mewakili pihak investor dalam hal obligasi.
4. Kandungan Informasi di Pasar Modal
Suatu pasar modal dikatakan sehat apabila memiliki unsur-unsur berikut (Pinondang, 2001):
a. Efisien
Efisien adalah kemampuan pasar modal untuk mengakomodasi transaksi sebanyak mungkin dalam waktu singkat.
b. Fair
Fair adalah kemampuan pasar modal untuk melakukan transaksi secara langsung tanpa pemihakan dan atas dasar penyebaran informasi yang merata.
c. Likuid
Likuid adalah kemampuan pasar modal untuk menampung semua kabutuhan penjual dan pembeli setiap saat.
d. Transparan
Transparan adalah kemampuan pasar modal untuk menyediakan
informasi seketika (real time) pada semua pelaku pasar modal, kapan saja.
Menurut Jogianto (2003: 371) terdapat tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu:
(39)
a. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Weak Form Efficiency)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas mencerminkan secara penuh (fullyreflect) informasi-informasi dari masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.
b. Efisiensi Pasar Bentuk setengah Kuat (Semi Strong Efficiency)
Pasar dikatakan sefisien bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. c. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong Form Efficiency)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham dipengaruhi oleh hal-hal prinsip dan non-prinsip (Syahrir dan Husman, 1991) yaitu:
1. Prinsip-prinsip yang mempengaruhi harga saham a. Keadaan ekonomi suatu negara.
b. Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan dan membangun ekonomi termasuk pasar modal.
(40)
d. Keadaan ekonomi dunia, terutama dalam era globalisasi perdagangan antar negara akan lebih berpengaruh terhadap perubahan harga di suatu negara.
2. Faktor-faktor yang kurang prinsipil namun sangat besar pengaruhnya terhadap harga saham:
a. Permintaan dan penawaran dari dana yang tersedia atau dimiliki. b. Penawaran dan permintaan terhadap saham yang beredar dan
diperjualbelikan di bursa efek.
c. Berita ataupun segala informasi dari berbagai media massa. d. Tingkat risiko yang diperkirakan oleh para investor.
Faktor utama yang menyebabkan perubahan harga saham adalah persepsi yang berbeda dari masing-masing investor sesuai dengan informasi yang dimiliki. Apabila sebagian besar investor berpendapat suatu saham tersebut tidak memadai lagi, maka investor akan mengambil keputusan untuk menjual sahamnya, apabila hal ini terjadi maka harga saham akan turun sebagai adanya oversupply.
C. Signalling Theory
Asumsi utama dalam teori sinyal adalah bahwa manajemen mempunyai informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar, dan manajemen adalah orang yang berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkannya, artinya manajemen umumnya mempunyai
(41)
informasi yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, sehingga jika manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap adanya event
tertentu yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi (Budiarto Arif dan Zaki: 1999, 96).
Dihubungkan dengan volume, suatu event dikatakan memiliki kandungan informasi, apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ataupun menjadi lebih kecil ketika event tersebut terjadi. Di lain pihak suatu event juga dikatakan memiliki kandungan informasi, apabila harga berubah, yang mengakibatkan investor memperoleh return
abnormal (Beaver, 1968). Sebagai implikasinya, keputusan pemerintah menaikkan harga BBM akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan adanya informasi baru yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham perusahaan dan aktivitas perdagangan saham.
D. Trading Volume Activity (TVA)
Trading Volume Activity (TVA) adalah jumlah lembar saham tertentu yang diperjualbelikan di pasar saham dalam kurun waktu, misalnya: 1 hari, 1
(42)
bulan, ½ tahun, maupun 1 tahun (Halim dan Sarwoko, 1995: 8). TVA ini terjadi disebabkan ada 2 pihak (pihak yang memerlukan modal dan pihak yang kelebihan modal) yang melakukan transaksi di pasar modal. Pihak perusahaan atau emiten mengeluarkan sejumlah saham tertentu yang ditawarkan kepada investor di pasar modal, sementara pihak investor atau pihak yang kelebihan dana akan membeli saham-saham tersebut dalam rangka menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki. Perhitungan TVA dapat disajikan sebagai berikut:
TVA merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar (Suryawijaya dan Setiawan, 1998: 142). Ditinjau dari fungsinya, dapat dikatakan bahwa TVA merupakan suatu parameter yang digunakan untuk mengukur reaksi pasar terhadap suatu event.
Pendekatan TVA ini dapat juga digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisiensi dalam bentuk lemah (weak-form efficiency), hal ini karena karena dalam pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah, perubahan harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada, sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar yang diteliti. Suatu event memiliki kandungan informasi apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika earnings diumumkan daripada saat waktu lain selama tahun
(43)
tersebut (Beaver, 1968). Berdasarkan hasil analisa Beaver tersebut, secara logis hanya bisa disebutkan adanya kandungan informasi juga, apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih kecil ketika suatu event
terjadi. Reaksi demikian mungkin merupakan reaksi negatif atau disebabkan karena adanya bad news.
Pengujian reaksi pasar terhadap informasi keuangan dengan menggunakan pendekatan volume perdagangan telah dilakukan oleh Beaver, dikutip dari (Hastuti dan Sudibyo, 1998: 242). Hasil pengujian Beaver menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan saham pada saat pengumuman mencapai 33% lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kegiatan perdagangan diluar periode pengumuman, dan kegiatan perdagangan pada saat pengumuman adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan periode lainnya.
E. Abnormal Return (AR)
Studi peristiwa menganalisis return tidak normal (abnormal return) dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa.
Abnormal return merupakan kelebihan atau kekurangan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan
return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor), dengan demikian
return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara selisih antara
return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 1998: 415-416).
(44)
] [ it it
it R E R
AR = −
Keterangan:
it
AR = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
it
R = Returnsesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
E[Ri,t] = Return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus (Pi,t – Pi,t-1) / Pi,t-1. Sedangkan return ekspektasi
merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan Warner (1985) mengestimasi return ekspektasi dengan menggunakan model estimasi sebagai berikut: (dikutip dari Jogiyanto, 2003: 434-446)
1. Mean-Adjusted Model
Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period).
2. Market Model
Perhitungan return ekspektasi dengan menggunakan model pasar (market model) ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
a. Membentuk model estimasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi.
(45)
b.Menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
3. Market-Adjusted Model
Model disesuaikan-pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
F. Konsep Model Indeks Tunggal
Konsep Model Indeks Tunggal dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio. Konsep Model Single Indeks Tunggal mendasarkan diri atas pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu saham dipengaruhi oleh keuntungan pasar yang oleh indeks pasar (IHSG) persamaan yang digunakan adalah
Rit = αi + βi Rm + ei
Keterangan:
Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t
βi : Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri kalau
terjadi perubahan pasar
αi : Nilai pengharapan dari bagian tingkat keuntungan saham i yang tidak
(46)
Rm : Tingkat keuntungan indeks pasar
Ei : Elemen acak dari bagian return saham yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan pasar. Diasumsikan E (ei) = 0
Untuk sekuritas, penggunaan model indeks tunggal menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan, yaitu :
E(Ri) = α + βi(Rm)
G. Kenaikan Harga BBM
1. Sebelum kenaikan harga BBM
Bahwa harga BBM terus dinaikkan, hal itu sudah berulang kali dijelaskan. Intinya, pemerintah tidak mau seluruh anggaran habis dipakai untuk subsidi BBM. Hanya saja kita selalu mengingatkan, kebijakan yang diambil jangan terbatas sekedar menaikkan harga BBM. Dibutuhkan kebijakan pelengkap yang mencakup bidang politik, sosial, dan ekonomi. Terhadap masalah sosial, pemerintah sudah mencanangkan pemberian subsidi Rp 100.000 per bulan kepada 15,5 juta keluarga miskin. Meski dikritik cara dan sistem penyalurannya, sudah ada upaya meredam munculnya gejolak sosial. Dalam bidang politik, Wakil Presiden Jusuf Kalla mencoba meredam gejolak dengan menemui mantan Wapres Try Sutrisno. Kita mengharapkan langkah itu dilebarkan dengan mengajak semua komponen bangsa untuk mencari jalan terbaik mengatasi dampak kenaikan minyak dunia.
Satu hal lagi yang juga perlu dilakukan pemerintah adalah menangani sektor ekonomi. Hal ini tidak cukup dilakukan hanya dengan meminta
(47)
pengertian sektor dunia usaha, tetapi menyiapkan paket insentif yang bisa membuat mereka bertahan. Mengapa? Kenaikan harga BBM, apalagi jika mencapai 50 persen lebih, bukan hanya akan mempengaruhi biaya langsung, tetapi bisa mempengaruhi biaya dana (cost fund). Hal itu disebabkan kenaikan harga BBM pasti akan mendongkrak inflasi. Dengan inflasi meningkat, otomatis menaikkan tingkat suku simpanan atau pinjaman. Dengan biaya dana lebih mahal, sementara daya beli masyarakat menurun, maka yang terpengaruh adalah kesehatan keuangan perusahaan. Untuk membuat mereka bisa bertahan, langkah yang dipilih pasti mengurangi karyawan. Itulah inti unjuk rasa yang dilakukan buruh dalam mengantisipasi kenaikan harga BBM belakangan ini. Bagi pemerintah sendiri, banyaknya PHK merupakan sebuah persoalan tersendiri. Sebab, selain bisa meningkatkan kemiskinan dan angka kriminalitas, itu juga tidak sejalan dengan agenda pemerintah yang ingin membuka lapangan kerja dan menurunkan angka kemiskinan.
Apa yang dialami PT Semen Cibinong yang menghentikan kegiatan pabriknya di Cilacap merupakan gambaran bahwa apa yang kita ceritakan diatas bukan lagi sebuah reka-reka. Akibat kenaikan harga BBM terhadap kelangsungan usaha sungguh-sungguh terjadi. Untuk mencegah agar keadaan seperti itu tidak berlanjut, tidak ada pilihan lain kecuali pemerintah ikut memikirkan jalan keluarnya. Sebab, pemerintahlah yang mempunyai alat untuk memberi insentif yang bisa mengurangi beban dunia usaha. Bentuknya bisa bermacam-macam, tetapi intinya bagaimana sektor riil bisa bertahan dan tetap memberikan lapangan pekerjaan. Pemerintah tidak bisa sekedar mencari
(48)
selamat dengan APBN, tetapi sektor dunia usaha dibiarkan terpuruk. Sebab, pada akhirnya pemerintah dan negaralah yang akan terkena imbasnya apabila sektor dunia usaha bertumbangan. (Kompas, 27 September 2005).
2. Kenaikan harga BBM
Pemerintah menaikkan harga minyak tanah menjadi Rp. 2.000 per liter atau 185,7 persen dibandingkan dengan harga sebelumnya Rp. 700 per liter. Harga minyak solar ditetapkan menjadi Rp. 4.300 per liter atau 104,76 persen lebih tinggi dari harga sebelumnya Rp. 2.100 per liter. Sementara harga premium menjadi Rp. 4.500 per liter atau 87,5 persen dari harga sebelumnya Rp. 2.400 per liter. Harga baru itu mulai berlaku per 1 Oktober 2005 pukul 00.00 WIB. Keputusan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2005.
Saat mengumumkan keputusan tersebut di Jakarta, Jumat (30/9) malam, Menteri Koordinator Perekonomian mengatakan, dasar pemerintah dalam memutuskan harga baru itu adalah untuk meringankan beban keuangan Negara yang semakin berat dalam penyediaan BBM dalam negeri. “Harga minyak tanah itu diperuntukkan bagi rumah tangga serta usaha kecil, dan sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sementara harga jual eceran premium dan solar diperuntukkan bagi transportasi darat, termasuk sungai, danau, dan penyeberangan, serta kendaraan pribadi. Harga tersebut sudah termasuk Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,” katanya.
Aburizal menyebutkan, saat ini harga solar dan premium sudah 80 persen dari harga pasar, sedangkan harga minyak tanah 40 persen dari harga
(49)
pasar. Pemerintah menargetkan bensin mencapai harga keekonomiannya pada 1 Januari 2007, solar pada 1 Juli 2007, dan minyak tanah pada Januari 2008. Sesuai dengan rencana tersebut, harga bahan bakar minyak masih akan dinaikkan sampai mencapai harga pasar. (Kompas, 1 Oktober 2005)
3. Sesudah kenaikan harga BBM
Kita hargai langkah yang dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para menteri akhir pekan lalu untuk menjelaskan kenaikan harga BBM kepada masyarakat. Dari pertemuan langsung itu ada dialog, ada perbedaan pendapat, ada ketidaksesuaian data dan fakta, namun semua itu tidak harus berakhir dengan permusuhan, berakhir dengan ketidakpercayaan. Masing-masing pihak tahu inti persoalan, tahu posisinya, lalu bagaimana sama-sama berpikir membuat langkah selanjutnya. Keputusan untuk menaikkan harga BBM diakui merupakan keputusan pahit, tetapi harus dilakukan. Akan tetapi, sejak awal kita mengingatkan bahwa persoalan yang kita hadapi tidak cukup diselesaikan hanya dengan menaikkan harga BBM. Itu baru langkah awal dan dibutuhkan langkah selanjutnya.
Terutama kepada pemerintah dituntut kemampuan untuk membuat keputusan yang dikeluarkan itu menjadi kredibel dan efektif. Artinya, keputusan yang dikelurkan bukan hanya baik diatas kertas, tetapi benar-benar bisa dilaksanakan dilapangan. Salah satu yang terpenting adalah bagaimana penetapan harga baru itu bisa berlaku seperti yang ditetapkan dan barangnya tersedia dipasar. Tugas dari birokrasilah untuk membuat agar keputusan pemerintah benar-benar kredibel dan efektif. Disinilah kita melihat bahwa
(50)
bahwa birokrasi tidak mendukung keputusan pemerintah. Kenyataan yang terjadi dilapangan-terutama untuk minyak tanah-bukan hanya harganya yang melambung jauh diatas harga penetapan pemerintah, tetapi barangnya tetap langka seperti sebelum keputusan kenaikan harga BBM.
Hal lain yang juga dirasakan belum pas adalah pendistribusian kartu kompensasi BBM. Wapres pun mendengar keluhan langsung masyarakat, betapa kemiskinan yang didata oleh Badan Pusat Statistik tidak sesuai dengan kenyataan kemiskinan yang ingin diangkat oleh pemerintah melalui pemberian subsidi langsung. Berbagai kelemahan itu berpontensi menimbulkan kekecewaan-kekecewaan di tengah masyarakat. Mereka kini mempertanyakan efektivitas dari keputusan pemerintah, yang tidak berjalan seperti yang dijanjikan. Keadaan ini jelas tidak bisa terus dibiarkan. Masalahnya, hal itu bisa mempengaruhi kredibilitas pemerintah sendiri. Masyarakat bisa menjadi tidak percaya terhadap keputusan pemerintah karena kenyataannya semua itu tidak terlaksana di lapangan
Lagi-lagi perbaikan birokrasi menjadi tantangan bagi pemerintah. Hal itu menjadi keharusan, apalagi keputusan menaikkan harga BBM jelas memberatkan kehidupan masyarakat. Kepala Bappenas Sri Mulyani Indrawati sudah memprediksikan bahwa tingkat inflasi tahun 2005 bisa mencapai 12 persen. Pemerintah jelas tidak bisa membiarkan masyarakat untuk hidup lebih tertekan lagi. Sebanyak 14 juta keluarga miskin jelas bukan jumlah yang sedikit. Pemberian subsidi langsung menjadi tidak ada artinya apabila
(51)
pemerintah tidak mampu menjadikan keputusan yang mereka buat menjadi kredibel dan efektif. (Kompas, 5 Oktober 2005).
H. Studi Peristiwa (Event Study)
1. Pengertian Event Study
Event Study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat suatu peristiwa tertentu (Marwan dan Faizal Arief, 1998: 141). Menurut Jogiyanto, (1998: 392) studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Sementara Kritzman (1984), dikutip dari (Marwal dan Faizal Arief, 1998: 142) menyebutkan bahwa event study bertujuan untuk mengukur hubungan antara peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan pendapatan dari surat berharga.
Event Study juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien (efficient market hypotheses) pada bentuk setengah kuat (semi strong form). Hasil studi tersebut digunakan untuk melihat reaksi pasar modal dengan melihat perubahan harga dari sekuritas bersangkutan terhadap suatu peristiwa tertentu (Jogiyanto 2000: 392)
2. Sejarah Event Study
Berdasarkan sejarahnya, event study pertama kali dilakukan oleh Dolley pada tahun 1930 saat meneliti pengaruh stock split terhadap
(52)
kekayaan pemegang saham. Pada tahun 1969, Fama, et.all memperbaiki metodologi event study dan dipergunakan oleh beberapa penulis dalam mengukur pengaruh suatu kejadian terhadap hal tertentu.
Walaupun event study memiliki jangkauan yang luas namun sebagian besar dari peneliti-peneliti yang ada meneliti kaitan yang ada antara pergerakan harga saham dengan peristiwa-peristiwa ekonomi seperti pengumuman deviden, merger, stock split,dll.
Beberapa isu di luar ekonomi yang telah diteliti diantaranya adalah isu lingkungan kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl, Uni Sovyet yang dilakukan oleh Klara, Hendrson Jr, dan Rames (1993), event pelarangan terbang pesawat DC-10 oleh Mansur, Cochan, dan Froiro (1989) atau mengenai politik (tentang pengunduran diri tokoh politik Perdana Menteri Jepang Noburu Takeshita yang diteliti oleh Asri, 1996). Indikasi makin banyaknya penelitian yang berbasis pada event study yang mengambil kaitan antara perubahan harga saham dengan berbagai peristiwa atau informasi yang tidak berkaitan langsung dengan aktivitas ekonomi, menunjukkan semakin terintegrasinya peran pasar modal dalam kehidupan sosial masyarakat dunia (Marwan Asri dan Faizal Arief, 1998).
3. Menentukan Periode Kejadian (event)
Event (kejadian) yang diamati adalah peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005. Peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM ini tentu akan mempengaruhi perilaku
(53)
masyarakat secara umum, hal ini tentu juga akan memberikan dampak yang sangat besar bagi industri dalam negeri.
Mengadopsi dari studi sebelumnya yang dilakukan oleh Marwan Asri (1996) dengan peristiwa yang dipilih adalah pengumuman rencana pengunduran diri Perdana Menteri Jepang Noburu Takeshita yang diberikan oleh Wall Street Journal pada tanggal 25 Juli 1989, maka studi ini mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan periode estimasi dan kejadian
Periode estimasi yang digunakan dalam studi ini adalah 30 hari, dari t-65 sampai dengan t-36, sedang periode kejadian t-35 sampai t+15. Apabila dalam periode estimasi maupun kejadian terdapat hari libur atau hari bursa yang dinyatakan sebagai hari libur bursa, maka data yang diambil adalah data berikutnya dan terus berlaku untuk hari-hari berikutnya.
Keterangan :
A : Periode estimasi awal B : Periode estimasi akhir C : Periode kejadian awal
D : Periode kejadian (event date) E : Periode kejadian akhir
(54)
b. Menentukan periode kejadian
Tanggal kejadian dalam studi ini adalah pada waktu peristiwa kenaikan harga BBM yaitu tanggal 1 Oktober 2005. Karena tanggal 1 Oktober 2005 jatuh pada hari Sabtu (yang bukan hari bursa), maka hari Senin, 3 Oktober 2005 diasumsikan sebagai event date.
I. Telaah Studi Terdahulu
Penelitian Hanafi (1997) yang mengambil sampel sebanyak 94 perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan triwulanan dan laporan keuangan tahunan, menunjukkan bahwa trading volume activity berbeda hasilnya antara periode sebelum dan periode sesudah pengumuman laporan keuangan.
Indrastanti (1998) meneliti dampak pengaruh laporan keuangan interim terhadap volume perdagangan saham dan variabilitas tingkat keuntungan pada sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan interim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume perdagangan saham dan variabilitas tingkat keuntungan tidak berbeda pada sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan interim.
Nugraha (1999) meneliti reaksi pasar dari sidang istimewa MPR-RI 1998 terhadap pergerakan harga saham aktivitas volume perdagangan saham.
Dengan menggunakan event study yang mengambil sampel 27 buah
(55)
return pada hari kedua di dalam periode peristiwa dan dengan menggunakan uji beda rata-rata abnormal return variabel harga saham secara cepat menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi, sehingga secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa. Sedangkan aktivitas perdagangan secara signifikan berbeda antara sebelum dan sesudah peristiwa.
P. Irawan (2002), meneliti reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa pengeboman di Legian Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 terhadap harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham. Penelitian dilakukan terhadap 50 perusahaan yang termasuk dalam kategori The 50 Biggest Market Capitalization. Hasil penelitian menemukan adanya perbedaan rata-rata
Abnormal Return (AR) pada 7 hari periode jendela, sedangkan pada 9 hari dan 10 hari peride jendela sebelum dan sesudah peristiwa pengeboman tidak berbeda. Dan ada perbedaan rata-rata TVA yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah peristiwa pengeboman.
J. Hipotesis Penelitian
Dengan adanya pencabutan subsidi untuk BBM maka pemerintah memutuskan mengumumkan adanya rencana kenaikan harga BBM. Pengumuman rencana kenaikan harga BBM tersebut langsung direspon oleh masyarakat dan dunia usaha. Di berbagai daerah harga-harga kebutuhan pokok mulai naik, tarif angkutan naik, BBM mulai langka dan sulit didapatkan dan banyak terjadi unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM, baik oleh
(56)
masyarakat umum maupun para mahasiswa. Padahal kenaikan harga BBM belum terjadi, pemerintah hanya sebatas baru mengumumkan adanya rencana kenaikan harga BBM.
Oleh karena itu, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut
1. H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata TVA sebelum dan sesudah
peristiwa kenaikan harga BBM
HA : Ada perbedaan rata-rata TVA sebelum dan sesudah
peristiwa kenaikan harga BBM
2. H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata AR sebelum dan sesudah
peristiwa kenaikan harga BBM
HA : Ada perbedaan rata-rata AR sebelum dan sesudah peristiwa
(57)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah penelitian empiris dengan menggunakan metodologi studi peristiwa (event study) yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) tertentu yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman, dengan menggunakan uji beda rata-rata. Peristiwa yang mengandung informasi yang dimaksud adalah peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah pihak yang berkepentingan dalam memberikan informasi mengenai data-data yang dibutuhkan. Adapun pihak yang berkepentingan adalah pengelola pojok BEJ USD.
2. Objek penelitian adalah elemen penelitian yang mendukung penyelesaian masalah yang telah dirumuskan. Objek penelitian ini adalah harga saham dan volume transaksi perdagangan saham perusahaan yang listing di BEJ.
(58)
C. Periode Penelitian
a. Periode estimasi dan kejadian
Periode estimasi yang digunakan dalam studi ini adalah 30 hari, dari t-65 sampai dengan t-36, sedang periode kejadian t-35 sampai t+15. Apabila dalam periode estimasi maupun kejadian terdapat hari libur atau hari bursa yang dinyatakan sebagai hari libur bursa, maka data yang diambil adalah data berikutnya dan terus berlaku untuk hari-hari berikutnya.
Keterangan :
A : Periode estimasi awal B : Periode estimasi akhir C : Periode kejadian awal
D : Periode kejadian (event date) E : Periode kejadian akhir
b. Menentukan periode kejadian
Tanggal kejadian dalam studi ini adalah pada waktu peristiwa kenaikan harga BBM yaitu tanggal 1 Oktober 2005. Karena tanggal 1 Oktober 2005 jatuh pada hari Sabtu (yang bukan hari bursa), maka hari Senin, 3 Oktober 2005 diasumsikan sebagai event date.
(59)
D. Data yang Dibutuhkan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Nama perusahaan yang dijadikan sampel
2. Harga saham harian perusahaan yang dijadikan sampel selama periode penelitian.
3. Indeks harga saham gabungan (IHSG) selama periode penelitian
4. Volume transaksi perdagangan saham harian perusahaan yang dijadikan sampel selama periode penelitian
5. Total jumlah lembar saham perusahaan yang dijadikan sampel yang beredar selama perode penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik dokumentasi, yaitu dengan mencatat data sekunder yang dipublikasikan oleh BEJ melalui media massa seperti koran Bisnis Indonesia, Kompas maupun website www.jsx.com.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah faktor yang akan diuji dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel terkait, yaitu :
a. Trading Volume Activity (TVA) adalah jumlah lembar saham tertentu yang diperjualbelikan di pasar saham dalm kurun waktu, misalnya: 1
(60)
hari, 1 bulan, ½ tahun (Halim dan Sarwoko, 1995: 8). Adapun perhitungan TVA dapat disajikan sebagai berikut:
b. Abnormal Return (AR) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2003: 433-434). Adapun perhitungannya dapat disajikan sebagai berikut:
[ ]
it itit R E R
AR = −
Keterangan:
ARit = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Rit = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t
E[Rit] = Return ekspektasi sekuritas ke-I untuk periode peristiwa ke-t
c. Variabel kontrol yaitu kenaikan harga BBM
G. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik sama. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili keseluruhan dari populasi (Dajan, 1984: 100).
(61)
Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah keseluruhan saham yang listing di BEJ. Per 1 Oktober 2005 jumlah perusahaan yang listing di BEJ adalah 340 perusahaan, dan terbagi menjadi 9 sektor usaha, yaitu:
a. Pertanian = 10 perusahaan
b. Pertambangan = 10 perusahaan
c. Industri dasar dan kimia = 54 perusahaan
d. Aneka industri = 52 perusahaan
e. Industri barang konsumsi = 38 perusahaan
f. Properti dan real estat = 35 perusahaan
g. Infrastruktur, utilitas, dan transportasi = 18 perusahaan
h. Keuangan = 60 perusahaan
i. Perdagangan, jasa, dan investasi = 63 perusahaan Total populasi = 340 perusahaan
Sedangkan untuk menentukan besarnya jumlah sampel yang harus diambil agar representatif, penulis menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Isaac
dan Michael (Sugiyono, 1999: 79), yaitu:
(
N)
PQ d Q P N S . . 1 . . . 2 2 λ λ + − = Keterangan: λ2dengan dk = 1, tingkat kesalahan 1%, 5%, 10% P = Q = 0,5
(62)
S = jumlah sampel
Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael, dengan tingkat kesalahan 10 % (Sugiyono, 1999: 81), maka penulis akan mengambil sampel sebanyak 151 perusahaan dari total 340 perusahaan yang listing di BEJ. Dan selanjutnya sampel tersebut akan dibagi secara proporsional per sektor usahanya, adapun pembagian secara proporsional per sektor usahanya adalah sebagai berikut:
1. Pertanian = 10/340 X 151 = 4 perusahaan
2. Pertambangan = 10/340 X 151 = 4 perusahaan
3. Industri dasar dan kimia = 54/340 X 151 = 24 perusahaan
4. Aneka industri = 52/340 X 151 = 23 perusahaan
5. Industri barang konsumsi = 38/340 X 151 = 17 perusahaan
6. Properti dan real estat = 35/340X 151 = 16 perusahaan
7. Infrastruktur, utilitas, dan transportasi = 18/340 X 151 = 8 perusahaan
8. Keuangan = 60/340 X 151 = 27 perusahaan
9. Perdagangan, jasa, dan investasi = 63/340 X 151 = 28 perusahaan
Total sampel = 151 perusahaan Sebagai langkah terakhir, penulis akan mengambil sampel tersebut secara acak per sektor usahanya. Adapun caranya adalah dengan menulis daftar nama-nama perusahaan sebanyak populasi yaitu sebanyak 340 perusahaan pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil, kemudian dipisah-pisahkan atau dikelompokkan per sektor usahanya. Setelah itu dilinting, diambil secara acak
(63)
dengan mata tertutup per sektor usahanya. Setelah diperoleh sebanyak proporsi masing-masing sektor usahanya kemudian didaftar.
H. Tempat dan waktu Penelitian
Tempat: penelitian ini dilaksanakan di pojok BEJ USD dan Perpustakaan USD. Waktu: penelitian ini dilakukan pada bulan September - Oktober 2006.
I. Teknik Analisis Data.
Dalam menganalisis data penulis menggunakan beberapa langkah sebagai berikut :
1) Pengujian Hipotesis Pertama
a) Dalam melakukan pengujian hipotesis pertama terlebih dahulu di hitung aktivitas volume perdagangan saham i pada hari t.
b) Menghitung rata-rata aktivitas volume perdagangan seluruh saham pada waktu tertentu ( sub rata-rata ).
n TVA TVAi,t = ∑ i,t
Dimana :
TVAi,t = TVA sesungguhnya pada saat t
(64)
n = jumlah saham yang diamati
c) Menghitung rata-rata aktivitas volume perdagangan seluruh saham yang dijadikan sampel sebelum dan sesudah peristiwa.
N TVA
TVAbefore before
∑ =
N TVA
TVAafter after
∑ =
keterangan:
before
TVA = rata-rata TVA sebelum peristiwa kenaikan harga BBM
after
TVA = rata-rata TVA sesudah peristiwa kenaikan harga BBM
= TVA sesungguhnya sebelum peristiwa kenaikan
harga BBM before
TVA
= TVA sesungguhnya sesudah peristiwa kenaikan harga BBM
after
TVA
N = jumlah hari yang diamati
d) Menghitung deviasi standar rata-rata aktivitas volume perdagangan sebelum dan sesudah peristiwa.
1 ) ( 2 1 35 − − =
∑
− = − = N TVATVAbefore before
t
t before
(65)
1 ) ( 15 1 2 − − =
∑
+ + N TVA TVA t t after after after σ keterangan: beforeσ = standar deviasi rata-rata TVA sebelum peristiwa kenaikan harga BBM
after
σ = standar deviasi rata-rata TVA sesudah peristiwa kenaikan harga BBM
TVA before = TVA sesungguhnya saham i sebelum peristiwa
kenaikan harga BBM.
TVA after = TVA sesungguhnya saham i sesudah peristiwa
kenaikan harga BBM. before
TVA = rata-rata TVA sesungguhnya sebelum peristiwa kenaikan harga BBM
after
TVA = rata-rata TVA sesungguhnya sesudah peristiwa kenaikan harga BBM
N = jumlah hari yang diamati
e) Membuat uji hipotesis
H0 :TVAbefore =TVAafter : Tidak ada perbedaan rata-rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM.
(66)
HA : TVAbefore ≠TVAafter: Ada perbedaan rata-rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM.
f) Membuat kriteria pengujian hipotesis
Jika : −Ztabel ≤Zhitung ≤+Ztabel, maka H0 diterima
Jika : −Zhitung <−Ztabel atau Zhitung >Ztabel maka H0 ditolak
g) Menghitung uji statistik pada tingkat signifikan α = 5%
2 2
1 2
N after N
before A V T A
V T
Zhitung before after
σ
σ +
− =
h) Dengan menggunakan pengujian dua sisi ( two tailed test ) pada level signifikansi 5 % maka hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut :
Apabila Zhitung terletak diantara - Zα/2 dan +Zα/2maka H0 diterima.
Apabila Zhitung lebih kecil dari – Zα/2atau Zhitung lebih besar dari
+Zα/2 maka H0 ditolak.
Ho diterima
Ho ditolak Ho ditolak
(67)
2) Pengujian Hipotesis Kedua
a) Dalam melakukan pengujian hipotesis kedua, terlebih dahulu dihitung variabel Abnormal Return (AR) :
) ( it it
it R E R
AR = −
Dimana :
= abnormalreturn saham i pada hari t it
AR
it
R = return saham i sesungguhnya pada hari t E(Rit) = return saham i yang diharapkan pada hari ke-t Abnormal Return digunakan untuk melihat apakah pemodal memperoleh return tidak normal (AR) positif maupun negatif dengan adanya informasi yang dipublikasikan berupa peristiwa kenaikan harga BBM.
AR dihitung dengan mengurangi return yang sesungguhnya dengan return ekspektasi yang dihitung dengan menggunakan model pasar yang dalam studi ini digunakan yaitu Model Indeks Tunggal (Single Index Model) yang secara formal dinyatakan sebagai berikut:
Rit = αi + βi Rm + E(ei)
Keterangan:
Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t
(68)
αi : Nilai pengharapan dari bagian tingkat keuntungan saham I
yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar Rm : Tingkat keuntungan indeks pasar
Ei : Elemen acak dari bagian return saham yang tidak dipengaruhi
oleh perubahan pasar. Diasumsikan E (ei) = 0 Langkah-langkah dalam penghitungan Single Index Model:
1) Menghitung return saham individual sesungguhnya pada saat t
1 1 , ) ( − − − = t t t t i p P P R
Dimana :
= return saham individual sesungguhnya pada hari t t
R
= harga saham individual pada hari t t
P
= harga saham individual pada t-1
1
−
t
P
2) Menghitung return Indeks pasar harian selama periode estimasi 1 , 1 , , , ) ( − − − = t m t m t m t m IHSG IHSG IHSG R
Dimana :
Rm,t = return pasar pada hari t = IHSG pada hari t t
m
IHSG ,
= IHSG pada hari t-1
1 ,t− m
(69)
3) Menghitung nilai beta (βi) dan alpha (αi) 2 2 ) ( ) ( ) )( ( ) ( x x n y x xy n i Σ − Σ Σ Σ − Σ = β ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ = N x N y i β α
Dimana :
βi = variabel yang dipengaruhi oleh adanya pengumuman
informasi kenaikan harga BBM
αi = variabel yang tidak dipengaruhi oleh adanya
pengumuman informasi kenaikan harga BBM
4) Menghitung besarnya return yang diharapkan E(Ri) untuk setiap saham yang diamati, dengan menggunakan
E(Ri) = αi + βi.(Rm)
5) Menghitung besarnya abnormal return (AR) untuk tiap-tiap saham yang diamati
) ( it it
it R E R
AR = −
Dimana :
= abnormalreturn saham i pada hari t it
AR
it
R = return saham i sesungguhnya pada hari t E(Rit) = return saham i yang diharapkan pada hari ke-t
(1)
TMPO ASGR INDX KOPI LMAS MLPL BNBR LPLI SUM
AR AR AR AR AR AR AR AR
-0.107715 -0.010012 0 -0.024176 0.0040659 -0.065901 -0.030882 -1.92E-06 -0.169431354 0.016264 -0.007148 0 -0.016545 0.0055386 -0.019024 0.0082343 -0.01358 -0.371947961 0.0431876 -0.009209 0 -0.084097 -0.035819 -0.031515 -0.014337 -0.039764 -2.4296809 0.0048786 0.0020251 0 -0.030266 0.0028908 -0.000181 0.0021171 -0.000567 0.190433566 0.0164837 -0.00772 0 -0.01628 0.0055897 -0.047158 0.0468139 0.0007302 -1.584274888 0.0151717 -0.055473 0 -0.017861 -0.144715 -0.078499 -0.140501 -0.060022 -2.167542027 0.0143781 0.0233081 0 -0.018818 0.0051 0.0347504 0.007221 0.0004949 -1.589849086 0.0127733 -0.043319 0 -0.020752 0.0047268 0.0036654 0.0063588 0.0325737 -1.009042476 0.0400817 -0.015351 0 -0.098952 0.0110775 -0.071263 -0.022447 -0.059133 -4.022808394 0.0963173 0.0352376 4.5 0.1692439 -0.065675 0.0439209 -0.020392 -0.005248 8.180974237 0.0165884 -0.026183 0.2727273 -0.116154 0.005614 -0.024779 0.0084086 0.0674086 -0.57055562 0.0725378 -0.052815 -0.142857 -0.282059 -0.106375 -0.092213 -0.097894 -0.086756 -6.690405778 -0.065141 0.0833833 0.0833333 0.2186817 0.058036 0.0371289 0.0171281 -0.025632 3.728138039 -0.014813 -0.024786 0 -0.053998 -0.001689 -0.009777 -0.058463 0.014777 1.273710342 0.0139229 -0.028668 -0.076923 -0.144366 -0.061673 0.0042255 -0.045655 0.0521682 -2.077892283 -0.231504 0.0014963 0 -0.031577 0.0740664 -0.034045 0.0570881 -0.049868 -0.608547047 0.0546021 -0.011193 0.0833333 -0.063046 -0.003435 -0.013435 -0.012497 -0.003606 0.145513969 -0.011299 -0.005837 0 -0.049763 -0.000871 -0.008064 -0.006575 0.0321086 0.489494011 0.1138134 0.0946313 0.0769231 0.071709 0.0616687 0.1212204 0.0365227 -0.021024 2.318801726 -0.024462 0.0041603 0.1428571 -0.065626 -0.003932 0.0158249 0.0363528 0.0131042 0.296448441 -0.010093 -0.005251 -0.0625 -0.04831 0.0619091 -0.036888 -0.005927 0.0477606 0.707826303 0.0248215 -0.004413 0 -0.131232 0.0075286 -0.020767 -0.034787 -0.06183 0.140882555 0.0347212 -0.032653 -0.066667 0.1485565 0.245125 -0.01689 0.0181511 0.002768 -0.424483968 0.0095901 0.0043146 0 -0.024588 -0.091252 0.0021143 -0.045352 -4.01E-05 -0.465299719 -0.196147 -0.021789 0 -0.046567 0.052377 0.025486 0.0474815 -0.019027 -0.110931853 0.0628789 -0.007171 0 -0.178071 -0.05151 -0.040652 -0.10805 -0.002681 -2.029588609 0.0138821 -0.028687 0 -0.019415 0.0049846 -0.06031 0.06251 0.0004395 -1.51296499 -0.128102 -0.011357 0 -0.018363 0.0051877 0.0046311 -0.045208 -0.016704 -0.293940208 -0.046948 0.0173358 0 -0.135153 -0.042414 -0.019312 0.0746005 -0.067222 -2.022573332 0.1865037 0.0204498 0 -0.030499 -0.05271 -0.000276 0.0020133 -0.000588 0.918128559 -0.031274 -0.015543 0.1428571 -0.073836 -0.005517 -0.017797 -0.017307 -0.004606 0.257562938 0.0719585 -0.02094 0.25 -0.208795 0.0006018 0.0307366 0.0494601 -0.020534 0.358964288 -0.058855 -0.012754 -0.05 0.1790076 0.0046803 0.003568 -0.043749 0.019524 -1.055701733 -0.029003 0.0421641 -0.052632 -0.237765 -0.004988 -0.016691 0.0365447 -0.060956 -0.045711541 0.0341542 -0.021129 0.0555556 -0.087689 0.1094573 0.0110843 -0.023483 0.0741094 2.501574853 -0.220512 -0.003372 -0.052632 -0.04365 -0.052323 -0.038926 -0.05385 -0.001807 -0.421303232 -0.024064 -0.01204 0 -0.065147 0.0517157 0.0201986 0.0918298 0.0702736 0.462490724 0.0864043 -0.020392 0.0555556 -0.041575 0.0007087 0.0285797 -0.050544 -0.001615 0.584536781 0.0091095 0.0040811 0 -0.025167 -0.048757 -0.062636 0.0543902 -0.034577 -0.3128434 0.001459 0.0367269 -0.052632 0.1656127 -0.05346 0.0671178 0.0002798 -0.036663 -0.198067755 -0.011329 0.0116927 0.0555556 -0.049799 0.0579452 0.0564372 -0.006591 -0.002378 0.543628495 -0.004448 -0.002507 0 -0.041506 -0.054834 -0.004726 0.0447252 -0.001609 -0.727955066 0.0026294 -0.016309 0 -0.199643 0.0023678 0.0290256 -0.044546 0.0177007 -0.205477496 0.0985938 -0.010474 0 -0.017754 0.0053052 -0.024534 0.0553141 0.0187753 -0.509850967 -0.008816 -0.00463 0 -0.04677 0.0585297 -0.006854 0.0856683 -0.037811 0.760930452 0.0077942 0.0034419 0 -0.026752 -0.051987 0.0012392 0.0453503 0.0182778 0.218722378 -0.085238 -0.004386 0 0.153834 -0.000177 -0.036913 0.0350286 -0.020223 -0.449232908
(2)
0.0251123 -0.005999 0 -0.005881 0.0075963 -0.052822 -0.025473 0.0016943 1.305796332 0.0832325 -0.000395 0 -0.036267 0.0605564 -0.002608 -0.040558 -0.019641 -0.036939526 -0.001517 -0.001083 0 -0.037974 0.0014034 0.0300354 -0.001319 -0.001281 2.429408125 0.0030284 0.001126 -0.052632 -0.032496 0.0024606 -0.001083 0.001123 -0.019641 0.288415916
(3)
SUB AVERAGE AVERAGE STANDAR DEVIASI -0.001122062
-0.002463232 -0.016090602 0.001261149 -0.010491887 -0.014354583 -0.010528802 -0.006682401 -0.026641115 0.054178637 -0.003778514 -0.044307323 0.024689656 0.008435168 -0.013760876 -0.004030113 0.000963669
0.003241682 -0.001843845 0.01558129 0.015356303
0.001963235 0.004687591 0.000932997 -0.002811152 -0.003081455 -0.000734648 -0.013440984 -0.010019636 -0.001946624 -0.013394525 0.006080322 0.001705715 0.002377247 -0.006991402 -0.000302725 0.016566721 -0.002790088 0.003062852 0.003871105 -0.002071811 -0.001311707 0.003600189 -0.004820894 -0.001360778
-0.003376496 0.001833802 0.005365731 0.005039275
0.001448493 -0.002975052
(4)
0.008647658 -0.000244633 0.016088796 0.001910039
(5)
Gambar 5.2: Tingkat Abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM
Tingkat keuntungan tidak normal (AR) sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM
-0.05 -0.045 -0.04 -0.035 -0.03 -0.025 -0.02 -0.015 -0.01 -0.005 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.05 0.055 0.06
-36 -35 -34 -33 -32 -31 -30 -29 -28 -27 -26 -25 -24 -23 -22 -21 -20 -19 -18 -17 -16 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Hari
ke-Abn
or
m
al
Re
tu
rn
(6)
-34 0.014592942 7.7278139
signifikan
-33 -0.013203374 -8.7609491
signifikan
-32 0.001258459 0.6953389
tidak signifikan
-31 -0.009619119 -4.2360834
signifikan
-30 -0.013580794 -6.8412246
signifikan
-29 -0.009814879 -7.5239853
signifikan
-28 -0.006089537 -2.0792271
signifikan
-27 -0.023988191 -17.5164489
signifikan
-26 0.051015546 3.2687979
signifikan
-25 -0.002897849 1.5570785
tidak signifikan
-24 -0.039206003 -29.3013709
signifikan
-23 0.019404886 17.5529689
signifikan
-22 0.006946968 6.5920496
signifikan
-21 -0.013081289 -8.5671026
signifikan
-20 -0.004114878 0.9945805
tidak signifikan
-19 -0.001090875 -0.8249889
tidak signifikan
-18 0.002018599 2.5325945
signifikan
-17 0.012794616 5.6816058
signifikan
-16 -0.000252815 1.1844608
tidak signifikan
-15 0.003555475 2.9638637
signifikan
-14 0.002434738 0.5327956
tidak signifikan
-13 -0.000562602 -6.2417693
signifikan
-12 -0.002728726 -1.1399858
tidak signifikan
-11 -0.001757673 -0.7720301
tidak signifikan
-10 -0.014871151 -8.2828406
signifikan
-9 -0.009343129 -4.5663331
signifikan
-8 -0.001204256 -2.6917792
signifikan
-7 -0.011020466 -6.8858388
signifikan
-6 0.006063066 4.8980378
signifikan
-5 -0.001024222 -1.9574353
tidak signifikan
-4 0.001632022 -1.2981456
tidak signifikan
-3 -0.006413613 -0.5365933
tidak signifikan
-2 -0.002861319 2.9945403
signifikan
-1 0.012969652 12.5384079
signifikan
0 -0.003630512 -1.5866675
tidak signifikan
1 0.000876827 -2.3920894
signifikan
2 0.003160563 -0.2979949
tidak signifikan
3 -0.001755336 -2.4922167
signifikan
4 -0.001572362 1.0448291
tidak signifikan
5 0.002374833 3.7930292
signifikan
6 -0.005527135 -0.7536175
tidak signifikan
7 -0.001533143 -2.0426905
signifikan
8 -0.002596008 -3.8487908
signifikan
9 0.004003515 0.3840459
tidak signifikan
10 0.001665749 -0.1211798
tidak signifikan
11 -0.003972996 -1.7588131
tidak signifikan
12 0.010171335 -1.3171348
tidak signifikan
13 -0.000622959 -0.9496831
tidak signifikan
14 0.015603615 9.2903528
signifikan
15 0.001767776 1.1556813
tidak signifikan
Sumber : Data sekunder yang telah diolah Ket : signifikan pada α = 0.05 (ttabel ±1,9759)