Hal
41
sedangkan bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa digunakan lagi dan tidak akan habis keberadaannya di alam, misalnya tenaga
matahari.
b. Bahan bakar padat
Untuk menentukan kualitas bahan bakar umumnya dilakukan melalui 2 metode pengujian, yaitu pengujian proximat dan pengujian nilai kalor.
a Pengujian Proximat Pengujian proksimat merupakan pengujian yang meliputi pengujian kadar air
moisture content , kadar asap volatile matter, kadar abu ash content dan
kadar Fixed Carbon
karbon terikat. .
1 Kadar Air Arang dapat menyerap 16 air tergantung dari jenis larutannya. Sifat
higroskopis menurun dengan meningkatnya suhu karbonisasi. Kadar kering udara arang berkisar antara 5 - 7 . Kadar air dipengaruhi oleh proses
karbonisasi, yaitu jumlah udara, suhu maupun lamanya pengarangan dan tidak dipengaruhi oleh berat jenis bahan baku. Penentuan kadar air adalah dengan
cara dikeringkan dalam oven pada suhu 105 -110
o
C selama lebih kurang 2 jam.
Dengan BB= berat basah
BK= berat kering
2 Kadar Abu
Kadar abu adalah persentasi abu residu yang terjadi dari pembakaran sempurna arang. Kadar abu dipengaruhi proses karbonisasi terutama suhu
maksimum dan lamanya pengarangan. Kadar abu bervariasi antara 1 - 4 tetapi pada arang dari kulit kayu dapat lebih dari 4 . Kadar abu ditentukan dengan
cara menimbang residu sisa pembakaran sempurna, kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu 750
o
C selama 2 jam.
Hal
42
3 Kadar asap Kadar asap disebut juga kadar zat mudah menguap volatile matter, yaitu
persen zat yang terbuang dalam bentuk gas pada saat pembakaran arang. Asap atau juga dikenal sebagai zat terbang terdiri dari gas – gas mudah terbakar
seperti H
2
, CO, metan dan uap – uap yang mengembun seperti tar, juga gas CO
2
dan H
2
O. Penentuan kadar asap atau zat terbang adalah dengan cara dipanaskan dalam tanur listrik pada suhu 950 derajat celcius selama 5 menit
kemudian didinginkan dalam eksikator.
Dengan, M = berat sampel
N = berat sampel setelah dipanaskan 4 Kadar
Fixed Carbon karbon terikat Kadar fixed carbon yang tinggi
diperoleh pada proses karbonisasi yang lambat dengan suhu yang tinggi. Kadar Fixed Carbon
ditentukan dengan persamaan berikut: Pengujian nilai kalor
Nilai kalor heating value suatu bahan bakar arang diperoleh dengan menggunakan
bomb calorimeter . Nilai kalor yang diperoleh melalui
bomb calorimeter
adalah nilai kalor atas atau highest heating value HHV dan nilai kalor bawah atau lowest heating value LHV.
Heating value yang
memperhitungkan terlepasnya kembali panas laten uap air , biasa dikenal sebagai
Higher Heating Value
. Sedangkan
Lower Heating Value
tidak memasukkan energi panas laten yang dilepaskan oleh terkondensasinya uap air
tersebut ke dalam nilai heating value
. Dengan kata lain, HHV mengasumsikan bahwa uap air hasil proses pembakaran akan terkondensasi dan melepaskan
panas latennya di akhir proses, sedangkan LHV mengasumsikan bahwa uap air akan tetap sebagai uap air hingga akhir proses pembakaran. Dari pengujian