Hal
6
C. Uraian Materi
KIMIA KARBON
Karbon atau lebih sering dikenal dengan zat arang merupakan salah satu unsur kimia yang biasanya sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata karbon
sendiri berasal dari bahasa Latin
carbo yang berarti batu bara. Batu bara
digunakan sangat baik untuk proses pembakaran, karena kandungan alotrop
karbon yang stabil membuat batu bara yang telah panas dapat bertahan lebih lama untuk dijadikan bahan pembakaran. Selain dalam dunia otomotif karbon
dapat kita jumpai dalam tutup distributor. Pada system pengapian distributor berfungsi sebagai alat pembagi tegangan yang diperoleh dari
ignition coil
Gambar 1. Batang karbon pada tutup distributor mobil
a. Perkembangan Ilmu Kimia Karbon
Pada awal perkembangan ilmu kimia abad-18 yang ditandai oleh adanya pengelompokan senyawa-senyawa kimia menjadi 2 golongan besar,
yaitu
senyawa organik dan senyawa anorganik. Dasar yang digunakan dalam
pengelompokan tersebut adalah asal-usul atau sumber penghasil senyawanya. Senyawa - senyawa yang berasal dari tumbuhan atau hewan dikelompokkan
dalam senyawa organik kata organik berkaitan dengan kata
organisme, yang
Hal
7
artinya makhluk hidup, sedangkan yang dihasilkan oleh mineral bukan makhluk hidup termasuk dalam senyawa anorganik.
Hasil-hasil penyelidikan pada waktu itu menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara senyawa organik dan anorganik, yaitu bahwa
senyawa organik lebih rumit strukturnya dan mempunyai sifat yang lebih mudah terbakar daripada senyawa
anorganik. Seorang ilmuwan Swedia yang bernama Berzelius
tahun 1815
menyatakan bahwa
pembentukan senyawa organik mengikuti hukum-hukum kimia yang berbeda dengan yang berlaku dalam
pembentukan senyawa anorganik. Hal inilah yang melahirkan anggapan bahwa senyawa organik hanya
dapat terjadi bila ada pengaruh dari
daya yang dimiliki oleh makhluk hidup teori vis vitalis. Dengan dasar
anggapan semacam itu maka timbul pandangan bahwa senyawa organik tidak dapat dibuat melalui eksperimen di laboratorium. Pada tahun 1828 seorang
ilmuwan bangsa Jerman bernama Friedrich Wohler berhasil membuat amonium sianat menjadi urea di laboratorium. Berdasarkan pengelompokan yang berlaku,
amonium sianat termasuk senyawa anorganik sedangkan urea termasuk senyawa organik karena terdapat dalam hasil metabolisme tubuh hewan.
Dengan demikian hasil eksperimen Wohler tersebut memberikan bukti bahwa senyawa organik dapat dihasilkan di laboratorium tanpa pengaruh daya yang
dimiliki oleh makhluk hidup. Sintesis urea oleh Wohler merupakan awal dari lahirnya pandangan bahwa sebenarnya dalam senyawa anorganik dan senyawa
organik tidak ada perbedaan mengenai hukum hukum kimia yang diikutinya. Kebenaran pandangan ini diperkuat oleh keberhasilan Kolbe tahun 1845 dalam
sintesis asam asetat dari unsur-unsurnya, dan juga sintesis metana oleh Berthelot tahun 1846. Sejak diperolehnya bukti bahwa di antara senyawa
anorganik dan senyawa organik tidak lagi mempunyai perbedaan yang hakiki sebagai senyawa kimia, maka penggunaan istilah anorganik dan organik
dirasakan tidak perlu.Walaupun demikian, sampai sekarang kedua istilah tersebut tetap dipertahankan penggunaannya namun dengan makna yang
berbeda dari arti semula. Dipertahankannya penggunaan kedua istilah tersebut didasarkan beberapa alasan, yaitu: 1 jumlah senyawa organik jauh lebih besar
Gambar 2. Friedrich Wohler