memahami, saling menerima, dan mengetahui pekerjaan atau kegiatan apa yang dilakukan. Dalam mengatur rumah tangga, menurutnya segala
hal harus dilakukan sejajar antara suami dengan istri sehingga akan tercipta kerjasama yang baik diantara keduanya.
Peneliti:”Tapi kalau sudah jadi istri, sudah membuat pilihan, dikatakan di sini ya kayak prajurit, harus nurut pada suami”.
Delta:”Saya gak mau”.WFGDKi.10KI043 Peneliti:”Kenapa?”
Delta:”Saya menganggap hal paling fatal dalam hubungan itu perselingkuhan, Pak. Jadi kalau misalnya hal-hal kecil, ribut,
cekcok, sebisa mungkin sih kita redam masing-masing. Kalau sudah selingkuh saya gak mau toleransi walaupun saya sendiri
yang
selingkuh ya.
Perjanjiannya kita
udahan aja
gitu”.WFGDKi.10KI045-049 Delta mengungkapkan pandangannya bahwa seorang istri tidak
harus nurut dengan suami. Ia menganggap bahwa kesalahan yang sangat fatal adalah terjadinya perselingkuhan, dan itu merupakan hal yang tidak
bisa dimaafkan. Tetapi lain halnya dengan kejadian yang kecil, misalnya ribut cek-cok, atau terjadi perbedaan pendapat Ia masih bisa
menyelesaikan secara baik-baik. Ada hal yang bisa diterima dan ada hal yang tidak bisa diterima
oleh partisipan tergantung dari seberapa besar kesalahan atau perbuatan yang dilakukan oleh suami. Seperti kutipan wawancara berikut:
Peneliti:”Jadi kalau suami tidak memaafkan kamu terlambat memasak gitu penerimaannya bagaimana?”
Delta:”Ya liat dong kegiatan kita. Misalnya anak kita masih bayi. Itu kan repot banget. Harus nyuci, gantiin popok, trus kita
masaknya telat sedangkan dia baru pulang kerja. Ya ngerti dong
kegiatan kita. Kalau kamu pingin dimasakin, ya kamu cariin aku baby sitter
biar bisa membantu anak, trus aku masakin kamu”. WFGDKi.10KI055-59
Sebagai suami dan istri masing-masing harus mengetahui dan menyadari peran yang dijalani. Ungkapan Delta menunjukkan bahwa Ia
sangat mementingkan kesamaan derajat antara suami dan istri. Dalam keluarga, suami memiliki tanggung jawab sendiri, dan istri juga
demikian. Sikap saling memahami perlu dilakukan supaya terjadi keselarasan pikiran dan tindakan demi terciptanya keluarga yang
harmonis.
b. Nasihat tentang Tata Krama Berumah Tangga
Nasihat tentang tata krama berumah tangga terdiri dari dua 2 nasihat. Nasihat pertama adalah nasihat proses dan nasihat yang kedua
adalah nasihat substansi. Isi dan pembahasan nasihat tersebut adalah sebagai berikut:
1 “Bahwa di dalam ajaran tata krama, orang berumah tangga
hendaknya menurut kepada laki-laki, karena laki-laki dalam ajaran itu dipersamakanlah dengan dewa.”
Pandangan semacam itu dapat dipahami demikian, konsep laki- laki yang dipersamakan dengan dewa berkaitan dengan konsep
kedudukan raja yang dipandang sebagai dewa. Asal mula Serat Wulang Reh ditujukan untuk nasihat bagi keluarga dalam kerajaan. Lambat laun,
nasihat tersebut dituliskan dalam bentuk tembang Jawa yang umum bagi masyarakat Jawa.
Delta: “Selama laki-laki itu gak merugikan wanita, saya masih bisa mengikuti. Tetapi kalau udah mengeksploitasi atau
menyakiti. Saya tidak mau. Tergantung dari perintahnya, kalau
wajar ya masih ok lah.”WKONSKi.10TKB017-020 Pandangan yang disampaikan oleh Delta dapat diterima apabila
kehendak suami tidak merugikan pihak istri. Mekanisme pertahanan diri tentang emansipasi dan kesamaan derajat selalu Ia unggulkan. Sebagai
seorang istri segala sesuatu yang terjadi tidak mau didominasi oleh suami, apalagi sampai istri tersakiti. Tetapi ketika Ia menerima perintah
dari suami yang wajar dan tidak menyakiti, Ia masih bisa menerima sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan ungkapan yang telah disampaikan Delta tersebut, apabila dilihat dengan menggunakan skala yang ada telah terjadi
penolakan yang cukup tinggi. Rentang angka dari 1-10, Delta memilih point 2 sebagai jawabannya. Point 2 merupakan point yang tergolong
dalam penolakan yang tinggi. Seperti yang telah disampaikan dalam uraian diatas bahwa Delta masih menjunjung tinggi emansipasi, sehingga
ia tetap mempertahankan kesetaraan antara pria dan wanita. Meskipun dari pernyataan diatas Delta melakukan penolakan,
tetapi ada hal yang bisa diterima. Hal ini ia ungkapkan lebih rinci dalam data FGD sebagai berikut:
Delta : “Kalau saya sendiri, dia menikah sama saya, dia kan calon
pemimpin. Tetapi gimana calon pemimpin itu. Kalau dia kasar, saya gak mau mengikuti dia. Kalau dia halus, dia membimbing
saya, saya salah dia benerin nglurusin gitu, saya ikuti dia. Tapi kalau saya salah dia malah bentak-bentak, salah-salahin saya,
ungkit-ungkit hal yang sebelum-sebelumnya, biasanya cowok kan gitu. Saya gak mau pemimpin kayak gitu. Harusnya kan
pemimpin , ”ya kamu salah, kamu kok gini”. Jangan terus kalau aku salah dan kamu gak mau maafin trus diem aja. Terserah kamu
mau gimana. Itu pemimpin ya gimana caranya anggotanya jadi
bener, jadi lurus, jadi gak salah lagi.” WFGDKi.10TKB072- 081
Sebagai pemimpin dalam keluarga, suami juga perlu memiliki sifat lemah lembut, pengertian dan sabar. Pemimpin adalah sosok yang
memberi contoh yang baik dan memberi nasihat dengan bijaksana. Tidak melulu pemimpin memiliki sifat yang keras dan menuruti kehendak
sendiri. Bila suami sebagai pemimpin memiliki sifat yang lembut dan bijaksana, tentu istri dapat menerima kehendak dan nasihat suami. Dalam
tata krama berumah tangga berumah tangga, suami dan istri perlu saling menghormati satu sama lain. Disampaikan dengan baik agar dapat
diterima dengan baik juga. Pada dasarnya ia menerima nasihat bahwa istri harus menurut
kepada kehendak suami, tetapi tidak begitu saja menerima. Peneliti: “Gak bisa langsung nurut gitu ya?”
Delta: “Tergantung kamu nyuruhnya ngapain. Enggak. Kalau misal suami nyuruhnya mbentak, dan itu tuh kayaknya hal negatif