Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
Teks Serat Wulang Reh Putri yang telah disunting dengan lengkap oleh Sutji Hartiningsih dalam karya tesisnya, akan mempermudah peneliti
untuk memahami isi nasihat yang terkandung dalam Serat Wulang Reh Putri tersebut. Peneliti tidak bertujuan untuk meneliti teks Serat Wulang
Reh berdasarkan keseluruhan naskah, tetapi teks Serat Wulang Reh yang memiliki nasihat tentang feminisme aristokrat yang akan digunakan
sebagai nasihat dalam praktek wawancara. Serat Wulang Reh Putri merupakan bagian dari Serat Wulang Reh secara keseluruhan. Ada empat
4 tembang macapat yang mengandung nasihat tetapi dikemas dalam Serat Wulang Reh Putri. Tembang yang telah ditulis dalam Serat Wulang
Reh Putri tersebut merupakan tembang yang memiliki watak tersendiri menurut Budaya Jawa dan patut untuk dilestarikan. Masing-masing
tembang yang memiliki watak yaitu Mijil yang digunakan untuk melahirkan perasaan, menguraikan nasihat, tetapi dapat juga digubah
untuk orang yang sedang mabuk asmara. Selanjutnya Asmarandana digunakan untuk menceritakan cerita asmara, memikat hati bahkan
kesedihan karena asmara. Dhandhanggula berwatak halus, lemas. Umumnya digunakan untuk melahirkan suatu ajaran, berkasih-kasihan,
dan untuk penutup suatu tembang. Kinanthi memiliki watak senang, kasih, cinta, untuk menguraikan ajaran, filsafat, cerita yang bersuasana asmara,
keadaan mabuk cinta. Dari sekian banyak nasihat yang terdapat dalam Serat Wulang Reh,
penulis hanya mengambil beberapa nasihat yang sesuai dengan pokok
pembahasan dalam peneleitian ini. Nasihat yang dipilih adalah nasihat tentang bagaimana perempuan Jawa bersikap dan bertindak sebagai
seorang istri. Dalam penelitian ini, kedua model nasihat tersebut digunakan
sesuai dengan kebutuhan peneliti. Nasihat dalam Serat Wulang Reh dikemas dalam bentuk tembang. Nasihat yang hanya berisi informasi tidak
digunakan. Nasihat
yang terdapat
dalam Serat
Wulang Reh
diklasifikasikan dalam beberapa topik pembahasan yaitu
budi pekertimoral, kerumah tanggan dan feminisme.
Serat Wulang Reh terdiri dari beberapa tembang, antara lain Mijil, Asmarandana, Dandang Gula, dan Kinanthi. Masing-masing tembang
diberi kode dengan huruf depannya. Setiap nasihat yang terdapat dalam masing-masing tembang diberi nomor. Pemberian kode dan nomor ini
dimaksudkan untuk mempermudah dalam memilih, mengklasifikasi dan mengidentifikasi nasihat mana yang digunakan dalam penelitian dan
nasihat mana yang tidak digunakan. Berikut penulis paparkan teks Serat Wulang Reh Putri yang
diberikan kepada subyek 9 dan 10 sebagai nasihat dalam penelitian ini : Tabel 1 : Serat Wulang Reh Putri dan Terjemahannya Suntingan Sutji
Hartiningsih
Teks Wulang Reh Putri Terjemahan
Mijil M10
10. Amung bala wenang ngapureki polahe
kang awon beda lawan rabi ing lekase
pan mangkono nini Hanya
prajurit yang,
bertingkah laku
salah, berbeda dengan istri yang
tidak bisa
dimaafkan, memberi maaf itu keliru,anak