Tokoh Tambahan Tritagonis: Ibu Selvi

mencium bibir Meage. Setelah ciuman itu terjadi, Jingi kaget dan seperti baru sadar. Meage diam saja... Herliany, 2015:204 54 “Menikahlah kau dengannya, Jingi,” kata Irewa dalam suratnya ke Jingi. Tulus. Irewa menyayangi keduanya. Ia memang mencintai Meage. Tapi statusnya sebagai istri Malom tak bisa diubah lagi. Malom tetap adalah suaminya Herliany, 2015:205 55 Kadang desir dan degup itu masih datang. Jingi mengusirnya jauh-jauh. Ia merasa itu menyakiti Irewa. Jingi sayang sekali padanya. Sedangkan kalau ingat soal ciuman, Jingi marah pada dirinya sendiri. Itu hal memalukan yang seharusnya tidak ia lakukan. Ia lalu menyalahkan karnaval. Orang- orang mabuk senang. Ia kini jadi merasa tak punya muka berhadapan dengan Meage. Ia ingin peristiwa itu jadi tak ada. Ingin menghapus bahwa itu pernah terjadi.... Herliany, 2015:206 Berdasarkan penjelasan di atas yang disertakan bukti kutipan-kutipan dapat disimpulkan bahwa Jingi memiliki paras yang sangat cantik, pintar, dan mandiri. Jingi tampak begitu tulus merawat saudara kembarnya. Jingi dikatakan mandiri, karena ia ingin memperdalam ilmunya menggunakan biaya sendiri hasil dari ia menjadi dokter keliling dan membantu suster merawat pasien-pasien di rumah sakit. Kehidupannya berbeda dengan saudara kembarnya, Irewa. Ia adalah seorang dokter dan belum menikah, sedangkan Irewa adalah ibu rumah tangga.

2.3.2.5 Tokoh Tambahan Tritagonis: Ibu Selvi

Selvi Warobay adalah rekan kerja Irewa di salah satu kantor di Distrik Yar. Semenjak bertemu Ibu Selvi, kehidupan ekonomi Irewa pelan-pelan mulai terbantu. Ibu Selvi adalah camat baru atau kepala distrik baru. Ibu Selvi begitu mengkhawatirkan penyakit yang sedang menyebar di daerah tempat kerjanya. Mendengar beberapa kegiatan kecil yang dijalankan oleh Irewa. Ibu Selvi mengajak Irewa untuk bekerja sama dengannya untuk membimbing perempuan- perempuan Papua mengikuti kegiatan positif. Berikut bukti kutipannya. 56 Distrik Yar punya camat atau kepala distrik baru. Camat lama baru saja diganti karena terbukti melakukan korupsi dana pinjaman daerah. Penggantinya seorang perempuan, Ibu Selvi Warobay. Dari seorang warganya, Ibu Selvi mendengar tentang kegiatan yang dilakukan Irewa. Ibu Selvi juga merasa cemas dengan adanya penyakit ini di wilayah yang menjadi tempat kerjanya. Suatu hari ia memanggil Irewa. Dua perempuan ini saling bicara antar perempuan. Pembicaraan hati antara dua orang ibu dari anak Papua Herliany, 2015:185 Pembicaraan Ibu Selvi dan Irewa semakin berlanjut. Wabah penyakit HIV dan AIDS semakin menyebar bahkan sampai ke anak-anak kecil dari bayi sampai umur dua tahunan. Akhirnya, Ibu Selvi menawarkan kerja sama bersama Irewa dan Irewa menerimanya. Irewa diminta menjadi seorang guru. Namun, Irewa merasa kata”guru” begitu asing, karena pengetahuan Irewa memang terbatas. Tetapi, dalam hal ini Irewa sadar kalau tujuan Ibu Selvi adalah menolong para perempuan Papua. Berikut kutipannya. 57 “Irewa, kalau sa saya membangun sebuah ruang di kantor di distrik ini untuk kegiatan perempuan, apakah kau mau menjadi guru bagi mereka?” Herliany, 2015:187 Irewa memang belum terlalu paham apa yang seharusnya dilakukan ketika menjadi seorang guru. Ia hanya ingin melaksanakan pesan Jingi kepadanya, ditambah lagi Irewa dan Ibu Selvi ingin membebaskan masalah penyakit kelamin yang menyebar dengan cara menyampaikan info pentingnya menjaga kesehatan. Ibu Selvi baru saja kehilangan suaminya. Ia memiliki dua anak yang sudah besar dan sedang menempuh pendidikan. Ibu Selvi mempunyai beberapa kegiatan yang tentunya berkaitan dengan para perempuan. 58 Ibu Selvi adalah dua anak yang sudah besar-besar. Yang pertama, alki- laki, kuliah di sebuah universitas di Kota Anjaya. Yang kedua, perempuan, sudah kelas tiga SMA. Suaminya baru saja meninggal. Sebelum menjadi kepala distrik, Ibu Selvi punya kegiatan dengan para perempuan lain di kelompok kerja. Kegiatan mereka antara lain mengumpulkan noken dari mama-mama di kampung dan membantu menjualkannya. Noken ini adalah noken khusus yang terbuat dari kulit tali kayu yang susah didapat. Juga kalung dari manik-manik dan mata kalungnya dari buah di hutan. Jadi Ibu Selvi memang sudah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan perempuan sejak lama Herliany, 2015:189 Pada bukti-bukti kutipan di atas menjelaskan bahwa Ibu Selvi merupakan tokoh tambahan tritagonis. Secara penokohan ia digambarkan sebagai perempuan yang memiliki sifat keibuan dan sangat peduli dengan perempuan. Meskipun pada awalnya dia belum menjadi kepala distrik dan memimpin di wilayah sekarang, tetapi ia sudah memiliki kegiatan-kegiatan positif yang berhubungan dengan perempuan. Ibu Selvi menjadi rekan kerja yang juga mempengaruhi konstruksi gender pada tokoh Irewa.

2.4 Latar