Ruang Marya Latar Tempat Sempit A. Rumah Yowi

tempat Malom dan Irewa tinggal. Malom tadinya tidak punya pikiran untuk pindah rumah. Tapi, mendengar hal itu, ia jadi tertarik. Ia berpikir, kalau saja ia pindah ke pusat “kota” distrik, maka ia tak harus pulang ke rumahnya yang jauh itu. Ia akan bisa lebih sering berada di dekat teman- temannya. Kebutuhan hidupnya untuk minum-minum dan kesenangan lain juga lebih tersedia di Distrik Yar. Maka, Malom lalu menjual rumahnya ke orang yang membutuhkan itu. Ia lalu emmbeli sebuah rumah baru di “kota” distrik. Tak perlu rumah bagus. Cukup kecil saja. Asal dia bisa tidur. Yang lebih penting, ia bisa memegang uang sisa yang banyak. Malom menyimpan sisanya utnuk dirinya sendiri Herliany, 2015:184 Di Disyark, Irewa mendapat pekerjaan baru karena Irewa diajak oleh camat perempuan baru di Disyark, yaitu Ibu Selvi. Mulanya, Irewa merasa tidak percaya dengan pekerjaan baru yang didapatkannya, setidaknya dapat membantunya untuk membiayai anak-anaknya yang masih sekolah. Irewa menjadi perempuan yang dapat membawa perubahan positif untuk perempuan Papua. 87 Ruang Marya adalah nama ruang yang baru diabngun di akntor distrik. Ibu Selvi dan Irewa memberi nama itu setelah lama tak menemukan nama yang dirasa cocok... Herliany, 2015:193 88 Ruang Marya juga dipakai untuk kegiatan lainnya. Tempat baru bagi para perempuan untuk berbicara satu sama lain. Juga tukar-menukar informasi. Irewa yang diminta mengatur semua itu. Ditetapkan kegiatan berkumpul dilakukan pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sore hari mulai pukul empat sampai pukul enam, setelah para perempuan selesai mengurus rumah tangga masing-masing Herliany, 2015:194

H. Ruang Marya

Irewa bertemu dengan Ibu Selvi, camat Distrik Yar. Mereka berdua pun mendirikan Rumah Marya, sebut tempat yang dibangun di kantor distrik. Di Ruang Marya, Irewa dan Ibu Selvi mengajak perempuan Papua untuk belajar bersama. Berbagai kegiatan juga di adakan di Ruang Marya guna memperbaiki keadaan perempuan di Papua. Mereka mengadakan perkumpulan lalu saling bertukar informasi. Serta membuat kerajinan noken. Dari Ruang Marya inilah, Irewa dan Ibu Selvi berjuang bersama perempuan Papua lainnya untuk kehidupan yang lebih baik. 89 Distrik Yar punya camat atau kepala distrik baru. Camat lama baru saja diganti karena terbukti melakukan korupsi dana pinjaman daerah. Penggantinya seorang perempuan, Ibu Selvi Warobay. Dari seorang warganya, Ibu Selvi mendengar tentang kegiatan yang dilakukan Irewa. Ibu Slevi juga merasa cemas dengan adanya penyakit ini di wilayah yang menjadi tempat kerjanya. Suatu hari ia memanggil Irewa. Dua perempuan ini saling berbicara antar perempuan. Pembicaraan hati antara dua orang ibu dari anak-anak Papua Herliany, 2015:185 90 Ruang Marya adalah nama ruang yang abu dibangun di kantor distrik. Ibu Selvi dan Irewa yang memberi nama itu setelah lama tak menemukan nama yang dirasa cocok. Mara dalam bahasa daerah berarti busur. Mereka berdua ingin agar ruang itu menjadi busur dan panahnya adalah para perempuan Herliany, 2015:193 91 Ruang Maryajuga dipakai untuk kegiatan lainnya. Tempat baru bagi para perempuan untuk berbicara satu sama lain. Juga tukar-menukar informasi. Irewa diminta mengatur semua itu. Ditetapkan kegiatan berkumpul dilakukan pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sore hari mulai pukul empat sampai pukul enam, setelah para perempuan selesai mengurus rumah tangga asing-masing. Teman-teman Ibu Selvi di kelompok lama ada yang datang ke situ. Mereka mengajak mama-mama di kampung datang ke Ruang Marya untuk mengajari para remaja membuat noken Herliany, 2015:194 2.4.2 Latar Waktu 2.4.2.1 Latar Waktu Luas