Tokoh Tambahan Tritagonis: Jingi Pigay

dilakukan Malom dalam bukti kutipan di atas dengan jelas menunjukkan sikap Malom yang tidak berperikemanusiaan. Malom tidak menjadi suami yang memberi panutan baik kepada istri dna anak-anaknya, tetapi Malom menjadi suami yang sangat kasar. Dalam novel Isinga, Malom merupakan tokoh utama antagonis. Secara penokohan Malom digambarkan sebagai suami yang bersikap kasar terhadap Irewa. Setiap kali keinginan Malom tidak terpenuhi, ia tidak segan-segan menampar Irewa. Ditambah ketika Irewa mencoba menjelaskan, Malom justru semakin menjadi perlakuan kasarnya. Segala bentuk kekesalan yang tidak disukai Malom kepada Irewa selalu diakhiri dengan memberi perlakuan kasar kepada Irewa. Selajutnya, kutipan-kutipan di atas juga menunjukkan sikap Malom yang tidak berubah, ia tetap pergi ke “kota” Distrik Yar untuk mewujudkan kesenangannya sendiri. Malom menjual segala harta miliknya demi memuaskan kesenangannya sendiri tanpa memikirkan nasib anak-anak dan istrinya.

2.3.2.4 Tokoh Tambahan Tritagonis: Jingi Pigay

Jingi adalah saudara kembar Irewa dan ia yang sehat berisi, penampilannya bersih, serta selalu senyum. Namun, Jingi tidak tinggal bersama Irewa. Oleh sebab itu, Irewa dan Jingi mendapat pengalaman yang berbeda. Jingi dirawat oleh suster yang membantu persalinan ibu mereka berdua. Menurut kepercayaan masyarakar Aitubu, anak kembar adalah hasil selingkuhan dari suami dengan perempuan lain saat istrinya sedang hamil dan apabila ada anak kembar dan salah satunya tampak lemas harus dibunuh atau dibuang dengan cara dialirkan ke sungai. Pernyataan di atas dapat dibuktikan pada kutipan di bawah ini. 45 Mama Kame kaget. Tak menyangka sama sekali. Perempuan muda dan cantik ini adalah anaknya sendiri. kembaran Irewa. Dia tampak lebih bersih dan lebih segar Herliany, 2015: 87 46 Jingi tampak sehat dan lebih berisi. Penampilannya juga tampak lebih bersih dan senyum selalu mengembang. Hidupnya ringan. Tak ada kesusahan yang ia alami. Jingi hidup bahagia sejak kecil.... Herliany, 2015:89 Jingi Pigay adalah nama yang diberikan oleh suster yang merawatnya sejak bayi. Jingi dianggap lemah saat lahir ternyata sekarang lebih kuat. Jingi sedang menempuh pendidikan pada salah satu perguruan tinggi, sekolah dokter di Manado. Jingi selalu ke rumah sakit untuk membantu suster menolong orang sakit termasuk saat saudara kembarnya sakit. Berikut bukti kutipannya. 47 Diterangkan lagi, sekarang Jingi masih sedang belajar di perguruan tinggi. Sekolah dokter Manado Herliany, 2015:87 48 Jingi beberapa tahun ini sudah menjadi dokter penuh. Ia ingin memperdalam ilmu yang sudah dimilikinya ke Belanda. Mama Karolin yang sudah tambah tua memberi tahu Jingi, Belanda adalah tempat yang baik kalau Jingi ingin memperdalam ilmu pengetahuannya. Ia senang kalau Jingi bisa tinggal bersamanya. Jingi ingin pergi dengan biaya sendiri. ia lalu bekerja lebih banyak. rumah sakit tempat ia bekerja membutuhkan dokter keliling. Jingi tak masalah bertugas menjadi dokter keliling Herliany, 2015:134 49 Jingi memeriksa kondisi tubuh Irewa. Juga bagian kelaminnya. Ada bisul di vaginanya. Bernanah. Ada bintik-bintik merah di seluruh telapak tangan dan kakinya. Bintik merah yang lebih lebar juga ada dipunggungnya. Ditanya Jingi, Irewa mengatakan penyakit ini sudah beberapa minggu dirasakannya. Jingi menjelaskan Irewa terkena sakit kelamin. Itu penyakit berbahaya.... Herliany, 2015:135 50 Tapi untunglah, hal itu belum terlambat untuk diobati. Begitu yang dikatakan Jingi ke Irewa. Irewa nanti bisa sembuh. Jingi lalu memberikan suntikan penisilin. Lalu Irewa diberi obat yang harus diminum sampai habis. Irewa berjanji untuk menuruti hal itu. Irewa juga disarankan untuk tidak melakukan hubungan badan dengan Malom sampai sakitnya sembuh Herliany, 2015:135 Jingi ingin memperdalam lagi ilmu kedokterannya di Belanda. Jingi banyak membaca dan mendengar cerita dari dosennya bahwa lulusan kedokteran terbaik merupakan lulusan dari salah satu universitas di Belanda. Berikut kutipannya. 51 Jingi sudah tiba di Belanda. Mama Karolin tinggal di Maastricht, sebuah kota kecil yang berbatasan dengan negeri Jerman dan Belgia. Jingi mantap memperdalam ilmu kedokteran karena dari dosennya di Manado dan bacaan sejarah, ia tahu banyak tokoh Indonesia adalah lulusan sekolah kedokteran Belanda... Herliany, 2015:191 52 Hari-hari awal kuliah dilalui Jingi dengan cukup baik. Jingi sibuk. Kuliah cukup berat Herliany, 2015:193 Jingi dan Irewa saling mengirimkan e-mail sejak mereka berpisah. Jingi merasa ada hal yang membuatnya terikat dengan Irewa dan harus selalu berkomunikasi dengan Irewa. Waktu terus berjalan, Jingi dan Irewa hampir setiap hari mengirimkan email. Mereka berdua saling memberi kabar, Jingi menceritakan perkuliahannya dan Irewa mengabarkan kegiatannya di Ruang Marya. Namun, entah kenapa Irewa meminta Jingi menikah dengan Meage. Jingi merasa ada yang aneh dan merasa berkhianat dengan saudara kembarnya itu, karena sebelum Irewa meminta Jingi menikah dengan Meage, Jingi sudah mencium bibir Meage. Kejadian inilah yang membuat Jingi marah karena ia menganggap menyakiti Irewa. Berikut bukti kutipannya. 53 Malam gelap. Musik keras. Dunia anak-anak muda. Ada yang bergoyang- goyang dan mengikuti irama musik. Segelas bir di tangan. Jingi juga ikut menggerak-gerakkan badannya.... .....Jingi mengangkat dua tangannya ke leher Meage. Musik masih mengalun syahdu. Jingi menatap mata Meage. Tiba-tiba Jingi lalu mencium bibir Meage. Setelah ciuman itu terjadi, Jingi kaget dan seperti baru sadar. Meage diam saja... Herliany, 2015:204 54 “Menikahlah kau dengannya, Jingi,” kata Irewa dalam suratnya ke Jingi. Tulus. Irewa menyayangi keduanya. Ia memang mencintai Meage. Tapi statusnya sebagai istri Malom tak bisa diubah lagi. Malom tetap adalah suaminya Herliany, 2015:205 55 Kadang desir dan degup itu masih datang. Jingi mengusirnya jauh-jauh. Ia merasa itu menyakiti Irewa. Jingi sayang sekali padanya. Sedangkan kalau ingat soal ciuman, Jingi marah pada dirinya sendiri. Itu hal memalukan yang seharusnya tidak ia lakukan. Ia lalu menyalahkan karnaval. Orang- orang mabuk senang. Ia kini jadi merasa tak punya muka berhadapan dengan Meage. Ia ingin peristiwa itu jadi tak ada. Ingin menghapus bahwa itu pernah terjadi.... Herliany, 2015:206 Berdasarkan penjelasan di atas yang disertakan bukti kutipan-kutipan dapat disimpulkan bahwa Jingi memiliki paras yang sangat cantik, pintar, dan mandiri. Jingi tampak begitu tulus merawat saudara kembarnya. Jingi dikatakan mandiri, karena ia ingin memperdalam ilmunya menggunakan biaya sendiri hasil dari ia menjadi dokter keliling dan membantu suster merawat pasien-pasien di rumah sakit. Kehidupannya berbeda dengan saudara kembarnya, Irewa. Ia adalah seorang dokter dan belum menikah, sedangkan Irewa adalah ibu rumah tangga.

2.3.2.5 Tokoh Tambahan Tritagonis: Ibu Selvi