Kesehatan Tempat Ibadah Aspek Pelayanan Umum

mendominasi struktur umur di Kota Bogor memperoleh pendidikan yang layak. Selain jumlah penduduk yang besar, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pendidikan adalah relatif besarnya disparitasketidakmerataan ketersediaan sarana pendidikan. Pembangunan bidang pendidikan mampu meningkatkan Angka Partisipasi Murni APM SD Sederajat pada tahun 2010 mencapai 99,28 meningkat 6,59 dibanding tahun 2009 sebesar 92,69 dan melebihi target RPJMD sebesar 94. APM SMP Sederajat mencapai 74,27 meningkat sebesar 2,31 dibanding tahun 2009 sebesar 71,95, melebihi target RPJMD sebesar 74. APM SMA Sederajat mencapai 83,09 meningkat sebesar 3,09 dibanding tahun 2009 sebesar 70, melebihi target RPJMD sebesar 73. Adapun Angka Putus Sekolah APS SD sederajat sebesar 0,05, belum dapat ditekan sesuai target RPJMD 0,03, Angka Putus Sekolah APS SMP sederajat sebesar 0,13, belum dapat ditekan sesuai target RPJMD 0,07., Angka Putus Sekolah APS SMA sederajat sebesar 0,36, melebihi target RPJMD 0,80., Angka Kelulusan SD sederajat sebesar 97,84, belum dapat tercapai sesuai target RPJMD 100, Angka Kelulusan SMP sederajat sebesar 99,54, melebihi target RPJMD sebesar 99., Angka Kelulusan SMA sederajat sebesar 100, melebihi target RPJMD sebesar 99. dan guru yang telah memiliki sertifikat pendidik mencapai 4.127 guru meningkat dari tahun 2009 yaitu 3.226. Hal ini menunjukan bahwa 40 guru Kota Bogor telah tersertifikasi. Jumlah sarana pendidikan SD sederajat sebanyak 341 unit, SMPsederajat sebanyak 146 unit, dan jumlah sarana SMASMKMA sederajat sebanyak 126 unit, sedangkan jumlah tenaga pengajar Guru SD sederajat sebanyak 4.867, Guru SMP sederajat sebanyak 3.473, dan jumlah guru SMASMKMA sederajat sebanyak 4.084 orang.

2. Kesehatan

Status kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor dan diantaranya adalah layanan kesehatan. Efektifitas layanan kesehatan secara makro ditentukan, antara lain: 17 1 Aksesibilitas sarana kesehatan, seperti: rumah sakit, puskemas dan balai pengobatan; 2 Aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti: dokter, perawat, bidang dan apoteker; dan 3 Luas wilayah layanan serta jumlah yang harus dilayani. Semakin luas wilayah layanan, maka semakin berat upaya yang harus dilakukan untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat. Semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin besar beban tugas yang harus dilakukan. Pada tahun 2010, jumlah rumah sakit di Kota Bogor sebanyak 9 unit, puskesmas sebanyak 24 unit, puskesmas pembantu 27 unit dan Puskesmas keliling sebanyak 3 unit, Pemberi layanan kesehatan, terdiri dari tenaga medis spesialis sebanyak 2 orang, dokter gigi sebanyak 26 orang, perawatbidan sebanyak 220 orang, dan tenaga medis sebanyak 136 orang, tenaga farmasi sebanyak 23 orang, teknisi medis sebanyak 23 orang, tenaga sanitasi sebanyak 29 orang tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 24 orang. Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk pelayanan kesehatan dasar terutama pelayanan rawat jalan, sedangkan RS disamping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani kunjungan rawat jalan.

3. Tempat Ibadah

Ketersediaan tempat ibadah merupakah salah satu dari pelayanan sarana dan prasarana umum yang disediakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Tempat ibadah yang terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 735 buah mesjid, 566 buah mushola, 90 buah gereja protestan dan 2 gereja katolik dan 9 buah ViharaCetyaKlenteng pada tahun 2010. 18

4. Jaringan Listrik