Rasio aktivitas X1 terdiri atas:

dibuat oleh Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, dengan rincian sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Todo Sihombing Wakil Presiden Komisaris : Fransiscus Xaverius Boyke Gozali Komisaris : Karel Patipeilohy Direksi: Presiden Direktur : Agoes Soelistyo Santoso Direktur : Patrick Santosa Rendradjaja Direktur : Diana Solaiman Susunan Komite Audit Perusahaan berdasarkan resolusi Rapat Dewan Komisaris pada tanggal 2 Juli 2007 dan penunjukkan Corporate Secretary berdasarkan surat dari Direksi Perusahaan pada tanggal 21 Juli 2004, pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, dan 31 Juli 2009 dengan rincian sebagai berikut: Komite Audit: Ketua : Todo Sihombing Anggota : FX Marchelius Charles Colondam Anggota : Eka Shanti T. Corporate Secretary : Ninawati Gaji dan tunjangan Direksi sejumlah Rp 239.867.712 dan Rp 197.266.570 masing-masing pada 2009 dan 2008 sedangkan Dewan Komisaris tidak mendapatkan gaji dan tunjangan dari Perusahaan.

4.2. Deksripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Hasil Analisis Data

a. Rasio aktivitas X1 terdiri atas:

1 Periode pengumpulan piutang. Yaitu berupa perputaran piutang yang merupakan perbandingan antara total penjualan kredit dengan jumlah piutang perusahaan tiap periode. Hasil perhitungan tampak pada table berikut ini: Table 2: Hasil perhitungan nilai perputaran piutang Periode Perputaran piutang Perubahan Kwr Tahun Naik Turun Kwr 1 20,5305 Kwr 2 2006 18,4812 - -2,05 Kwr 3 30,2058 11,72 Kwr 1 0,0106 - -30,20 Kwr 2 2007 0,0100 0,00 Kwr 3 0,0325 0,02 Kwr 1 0,1008 0,07 Kwr 2 2008 0,0011 - -0,10 Kwr 3 0,0288 0,03 Sumber: Laporan keuangan, diolah Dari table diatas dapat diuraikan sebagai berikut: nilai perputaran piutang pada periode penelitian tahun 2006-2008 dengan metode data kwartalan tampak nilainya sangat bervariasi. Penurunan terbesar terjadi pada periode kwartal ke3 tahun 2006 ke kwartal 1 ketahun 2007 sebesar 30,20, artinya bahwa periode perputaran piutang sangat besar turunnya. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada periode kwartal2 ke kwartal ke 3 tahun 2006 yaitu sebesar 11,72. Tingginya nilai kenaikan perputaran piutang perusahaan menunjukkan arti bahwa penjualan kredit perusahaan mampu menutup piutang perusahaan. 2 Perputaran persediaan Yaitu perputaran persediaan perusahaan yang dapat dinilai dengan membandingkan total harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan perusahaan tiap periode. Hasil perhitungan tampak pada table berikut ini: Table 3: Hasil perhitungan nilai perputaran persediaan Periode Perputaran persediaan Perubahan Kwr Tahun Naik Turun Kwr 1 18,5565 Kwr 2 2006 20,2114 1,65 Kwr 3 18,5021 -1,71 Kwr 1 5,3023 -13,20 Kwr 2 2007 12,4413 7,14 Kwr 3 -7,5170 -19,96 Kwr 1 8,2082 15,73 Kwr 2 2008 21,5795 13,37 Kwr 3 -3,4354 -25,01 Sumber: Laporan keuangan, diolah Dari table diatas dapat diuraikan sebagai berikut: perputaran persediaan terbesar peningkatan terjadi pada periode kwartal k3 tahun 2007 ke kawrtal 1 tahun 2008 dengan nilai sebesar 15,73. Sedangkan penurunan nilai perputaran persediaan tertinggi terjadi pada periode kwartal ke 2 dan kwartal ke 3 tahun 2008 dengan nilai perputaran persediaan sebesar -25,01. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2006-2008 perputaran persediaan terjadi sangat fluktuatif. Tingginya perputaran persediaan yang terjadi menunjukkan arti bahwa kemampuan harga pokok penjualan perusahaan lebih besar dari persediaan perusahaan. b. Financial leverage ratio X2 terdiri atas: 1 Debt ratio Yaitu nilai kemampuan perusahaan membayar hutang dengan menggunakan asset yang dimiliki perusahaan. Dinilai dengan membandingkan total hutang dengan total aktiva tiap periode. Hasil perhitungan tampak pada table berikut ini: Table 4: Hasil perhitungan nilai debt to asset ratio Periode Debt to asset ratio Perubahan Kwr Tahun Naik Turun Kwr 1 5,8297 Kwr 2 2006 4,8581 -0,97 Kwr 3 4,4090 -0,45 Kwr 1 0,0373 -4,37 Kwr 2 2007 0,0668 0,03 Kwr 3 0,0178 -0,05 Kwr 1 0,0183 0,00 Kwr 2 2008 0,0202 0,00 Kwr 3 0,0257 0,01 Sumber: Laporan keuangan, diolah Dari table diatas dapat diuraikan sebagai berikut: kenaikan debt asset ratio terbesar terjadi pada periode kwartal ke1 dan kwartal ke 2 tahun 2007 sebesar 0,03. Sedangkan penurunan debt asset ratio tertinggi terjadi pada kwartal 3 tahun 2006 dan kwartal k1 tahun 2007 sebesar -4,37. Tingginya debt asset ratio menunjukkan bahwa kemampuan asset untuk membayar hutang perusahaan menurun, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada periode tersebut perusahaan mempunyai hutang yang lebih tinggi dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. 2 Debt to equity ratio Yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang dengan menggunakan modal sendiri perusahaan. Dinilai dengan dengan membandingkan total hutang dengan total modal sendiri tiap periode. Hasil perhitungan tampak pada table berikut ini: Table 5: Hasil perhitungan nilai debt to equity ratio Periode Debt to equity ratio Perubahan Kwr Tahun Naik Turun Kwr 1 3,4867 Kwr 2 2006 3,8354 0,35 Kwr 3 2,6655 -1,17 Kwr 1 0,0387 -2,63 Kwr 2 2007 0,0716 0,03 Kwr 3 0,0181 -0,05 Kwr 1 0,0186 0,00 Kwr 2 2008 0,0207 0,00 Kwr 3 0,0257 0,01 Sumber: Laporan keuangan, diolah Dari table diatas dapat diuraikan sebagai berikut: peningkatan nilai debt to equity ratio tertinggi terjadi pada periode kwartal ke 1 dan kwartal ke 2 dengan nilai debt to equity ratio sebesar 0,35. Dan penurunan debt to equity ratio tertinggi terjadi pada periode kwartal ke 3 tahun 2006 dan kwartal ke 1 tahun 2007 sebesar -2,63. Tingginya nilai debt to equity ratio menunjukkan bahwa hutang yang dimiliki oleh perusahaan lebih besar dari modal yang dimiliki oleh perusahaan. c. Rasio Profitabilitas X3 terdiri atas: 1 Net profit margin. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba melalui penjualannya. Dinilai dengan membandingkan total laba bersih setelah pajak dengan total penjualan tiap periode. Hasil perhitungan tampak pada table berikut ini: Table 6: Hasil perhitungan nilai net profit margin Periode Net profit margin Perubahan Kwr Tahun Naik Turun Kwr 1 -18,4932 Kwr 2 2006 -17,8089 -0,68 Kwr 3 -12,2245 -5,58 Kwr 1 -11,2522 -0,97 Kwr 2 2007 -1,0339 -10,22 Kwr 3 -0,0728 -0,96 Kwr 1 2,2290 -2,30 Kwr 2 2008 -0,4352 2,66 Kwr 3 -0,1743 -0,26 Sumber: Laporan keuangan, diolah Dari table diatas dapat diuraikan sebagai berikut: nilai net profit margin terbesar mengalami penurunan adalah kwartal ke 1 dan kwartal ke 2 tahun 2007 dengan nilai net profit margin sebesar - 10,22 dan peningkatan terbesar adalah pada kwartal ke 2 dan kwartal ke 3 tahun 2008 sebesar -0,26. Nilai profit margin pada periode tahun 2006-2008 seluruhnya adalah negative, yang artinya bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi peningkatan net profit margin dalam hal ini menunjukkan peningkatan kearah negative yang artinya bahwa penjualan yang terjadi tidak mampu menghasilkan laba. 2 Return on asset Kemampuan perusahaan menghasilkan laba melalui asset yang dimiliki perusahaan. Dinilai dengan membandingkan total laba bersih setelah pajak dengan total aktiva tiap periode. Hasil perhitungan tampak pada table berikut ini: Table 7: Hasil perhitungan nilai return on asset Periode Return on asset Perubahan Kwr Tahun Naik Turun Kwr 1 -10,6920 Kwr 2 2006 -12,1071 -1,42 Kwr 3 -8,6947 3,41 Kwr 1 -0,0125 8,68 Kwr 2 2007 -0,0316 -0,02 Kwr 3 -0,0040 0,03 Kwr 1 0,0022 0,01 Kwr 2 2008 -0,0165 -0,02 Kwr 3 -0,0151 0,00 Sumber: Laporan keuangan, diolah Dari table diatas dapat diuraikan sebagai berikut: nilai peningkatan terbesar terjadi pada periode kwartal ke 3 tahun 2006 ke kewartal ke 1 tahun 2007 sebesar 8,68. Dan penurunan return on asset tertinggi terjadi pada periode kwartal ke 1 dan kwartal ke 2 tahun 2006 dengan nilai sebesar -1,42. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus dari tahun 2006 – 2008 sehingga tidak mampu membiayai asset perusahaan. 3 Return on equity. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba melalui pengembalian modal yang dimiliki perusahaan. Dinilai dengan membandingkan total laba bersih setelah pajak dengan total modal sendiri tiap periode. Hasil perhitungan tampak pada table berikut ini: Table 8: Hasil perhitungan nilai return on equity Periode Return on equity Perubahan Kwr Tahun Naik Turun Kwr 1 -17,8767 Kwr 2 2006 -15,3354 -2,54 Kwr 3 -14,3818 -0,95 Kwr 1 -0,0120 -14,37 Kwr 2 2007 -0,0295 0,02 Kwr 3 -0,0039 -0,03 Kwr 1 0,0022 -0,01 Kwr 2 2008 -0,0161 0,02 Kwr 3 -0,0151 0,00 Sumber: laporan keuangan, diolah Dari table diatas dapat diuraikan sebagai berikut: nilai peningkatan terbesar terjadi pada periode kwartal ke 1 ke kewartal ke 2 tahun 2007 dan 2008 sebesar 0,02. Dan penurunan return on equity tertinggi terjadi pada periode kwartal ke 3 tahun 2006 dan kwartal ke 1 tahun 2007 dengan nilai sebesar -14,37. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus dari tahun 2006 – 2008 sehingga tidak mampu membiayai modal perusahaan. d. Financial distress Y Yaitu keadaan kesulitan keuangan jangka pendek yang bisa berkembang menjadi kesulitan dan perusahaan bisa dilikuidasi atau direorganisasi Nilai yang diperoleh untuk prediksi financial distress adalah dari nilai laba operasi perusahaan, hasilnya sebagai berikut: Table 9: Nilai financial distress perusahaan Periode Financial Distress Perubahan Kwr Tahun Naik Turun Kwr 1 -193.664.000.000 Kwr 2 2006 -199.360.000.000 5.696.000.000 - Kwr 3 -176.576.000.000 - -22.784.000.000 Kwr 1 -958.281.769 177.534.281.769 - Kwr 2 2007 -2.382.992.023 - -3.341.273.792 Kwr 3 -449.802.223 1.933.189.800 - Kwr 1 252.191.626 701.993.849 - Kwr 2 2008 -1.879.138.382 1.626.946.756 - Kwr 3 -1.764.584.479 - -114.553.903 Sumber: Laporan keuangan, diolah Dari table diatas dapat diuraikan sebagai berikut: perusahaan yang mengalami kerugian dari tahun 2006 – 2008 menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian dan hampir bangkrut.

e. Analisis deskriptif variable penelitian