2.2.4. Financial Distress
Financial distress adalah penurunan pendapatan perusahaan yang mengakibatkan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar bunga dan
principal dari hutangnya A.Brealy dan Myers, 2006 dalam Brahmana http:ppiuk.files.wordpress.com200706jurnal-raye.pdf.. Perusahaan
yang mengalami financial distress memiliki aliran kas yang rendah daripada jumlah pembayaran terhadap hutang jangka panjang. Financial
distress biasanya dipengaruhi oleh tiga hal : struktur modal leverage, manajemen yang kurang baik, perfomance perusahaan yang relatif kurang
bagus dalam rata-rata industri sejenis. Tekanan perekonomian juga dapat menjadi salah satu pemicu yang menyebabkan terpengaruhnya pendapatan
operasional. Menurut penelitian Whitakers 1999 Financial distress
mengakibatkan perusahaan menunda atau bahkan kehilangan kesempatan investasi yang profitable karena ketidakmampuan perusahaan untuk
mengatasi kewajiban lancar current liabilities saat ini. Hal ini pun menandai bahwa perusahaan tidak memiliki tingkat likuiditas yang cukup
untuk membayar kewajibannya. Financial distress adalah arus kas negatif menurut McCue 1991.
Selanjutnya financial distress dapat dididentifikasi dengan melihat jika
beberapa tahun perusahaan mengalami laba bersih operasi negatif
Whitaker, 1999. http:ppiuk.files.wordpress.com200706jurnal- raye.pdf.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa financial distress adalah kesulitan keuangan jangka pendek yang bisa berkembang
menjadi kesulitan “tidak solvable”, dan perusahaan bisa dilikuidasi atau direorganisasi. Likuidasi dipilih apabila nilai likuidasi lebih besar
dibandingkan dengan nilai perusahaan kalau diteruskan. Reorganisasi dipilih apabila nilai perusahaan kalau diteruskan lebih besar dibandingkan
nilai likuidasi. Kegagalan Failure dapat didefinisikan dalam beberapa cara, dan kegagalan tidak harus menyebabkan keruntuhan atau
pembubaran perusahaan. Kegagalan ekonomis berarti bahwa pendapatan perusahaan tidak mampu menutup biayanya sendiri. Sedangkan kegagalan
keuangan berarti jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada waktunya harus dipenuhi, walaupun harta totalnya melebihi kewajiban
totalnya Weston dan Brigham, 2003: 474.
2.2.5. Hubungan Antara Analisa Rasio Keuangan Dengan Kebangkrutan