Aplikasi Penelitian dalam Proses Pembelajaran

KI.4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar KD: KD.1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. KD.2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelaslaboratorium maupun di luar kelaslaboratorium. KD.3.1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Mahluk Hidup berdasarkan hasil percobaan. KD.4.1. Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar. 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, pengamatan, pengolahan data, dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan pertumbuhan lebar daun, jumlah daun, dan berat basah tanaman sawi pakcoy Brassica chinensis. Sedangkan pemberian zat pengatur tumbuh berpengaruh secara tidak signifikan hanya pada pertumbuhan tinggi tanaman sawi pakcoy Brassica chinensis. 2. Jenis zat pengatur tumbuh sintetik yang paling cepat menumbuhkan tanaman sawi pakcoy Brassica chinensis adalah Sitokinin.

B. Saran

1. Dalam penelitian sebaiknya memperhatikan faktor-faktor pokok terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 2. Untuk menghindari kekurangan nutrisi tanaman sawi pakcoy maka pertumbuhan selalu dipantau dengan memperhatikan morfologi dan fisiologi tanaman agar terdeteksi bila tanaman sawi pakcoy mengalami gejala-gejala defisiensi nutrisi. 3. Dalam pembasmian hama sebaiknya menggunakan pestisida alami dan memperhatikan dosis pemakaian. 4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya pengendalian dilakukan secara mekanik. 5. Bila hama terlalu banyak dan sulit dikendalikan dengan cara mekanik, maka sebaiknya dikendalikan dengan menggunakan pestisida organik sesuai dosis yang telah ditentukan. 6. Budidaya tanaman sawi pakcoy dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bila lahan yang dimiliki sempit, maka budidaya sawi pakcoy dapat dilakukan dengan cara ditanam pada polybag, pot, dan hidroponik yang dapat ditempatkan di pekarangan rumah. Bila lahan yang dimiliki kurang luas atau tidak memiliki lahan, maka dalam pembudidayaan sawi pakcoy dapat menyewa lahan. 7. Untuk pengukuran parameter tinggi tanaman sebaiknya dilakukan pada tanaman yang tidak memiliki susunan daun roset contoh: sawi, nanas, kelapa, dsb.