Unsur-Unsur Nutrisi yang Diperlukan Tumbuhan
sedang unsur-unsur seperti Zn, Mn, Cu, B, Mo ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur-unsur lainnya seperti Si, Al, Cl pun sering
kedapatan di dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur-unsur C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg ada kedapatan di dalam jumlah agak besar dan oleh
karenanya kesembilan unsur-unsur ini disebut makro-elemen, sedang sisanya disebut mikro-elemen Dwijoseputro, 1992.
Unsur Hara Makro Esensial 1.
Nitrogen N Unsur N di dalam tanah dijumpai dalam bentuk anorganik atau
organik yang bergabung dengan C, H, O dan terkadang dengan S untuk membentuk asam-asam amino, enzim-enzim amino, asam
nukleat, klorofil, alkaloid dan basa purin. Meskipun N-an-organik dapat berakumulasi membentuk nitrat, N-organik dominan dalam
bentuk protein berbobot-molekul tinggi Jones et al., 1991. Menurut Mengel dan Kirkby 1978, unsur N sangat berhubungan dengan
perkembangan jaringan meristem, sehingga sangat menentukan pertumbuhan tanaman.
Unsur N berperan sebagai penyusun semua protein, klorofil dan asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan
koenzim. Di dalam sel-sel tanaman, N-nitrat yang diserap mengalami serangkai proses reduksi:
a. Nitrat direduksi menjadi nitrit NO
2
¯ , lalu b.
Nitrit direduksi menjadi ammonia NH
3
identik dengan nitrifikasi dalam tanah Kemas, 2004.
Kekurangan nitrogen mengakibatkan daun tidak tampak hijau segar, melainkan kekuning-kuningan. Jika kekurangan nitrogen cukup
banyak dan terus-menerus, maka daun-daun yang berada di bawah tanaman menjadi kuning dan akhirnya gugur. Tanaman tomat menjadi
ungu atau
kemerah-merahan apabila
kekurangan nitrogen.
Pembentukan klorofil terganggu dan sebaliknya terjadi pembentukan antioksidan.
Tumbuhan Leguminosae mengambil nitrogen dalam bentuk NO
3
ˉ atau NH
4 +
dari tanah. Jika ketrsediaan N
2
melimpah, maka daun- daun tanaman menjadi tebal dan berwarna hijau-tua, sedang batang
terlihat agak lemah, meskipun pertumbuhannya subur. Penanganan tanah yang kekurangan nitrogen adalah memberikan pupuk hjau atau
pupuk buatan yang mengandung N Dwijoseputro, 1992. 2.
Fosfor P Unsur P diambil tanaman dalam bentuk ion orthofosfat primer
dan sekunder H
2
PO
4 2-
. Tingkat penyerapan kedua ion ini dipengaruhi oleh pH area perakaran tanaman:
a. Pada pH lebih rendah, tanaman lebih banyak menyerap ion
orthofosfat primer, tetapi
b. Pada pH yang lebih tinggi ion orthofosfat sekunder yang lebih
banyak diserap tanaman. Pemanfaatan fosfat dalam sel-sel tanaman terjadi melalui 3
fase, yaitu: a.
P-anorganik diserap akar dan diinkorporasikan digabung ke molekul-molekul organik atau dengan P-radikal lainnya;
b. Transfosforilasi, proses transfer gugus fosforil dari senyawa-
senyawa P {dari tahap 1} ke molekul-molekul lain. Senyawa ini di
sebut “senyawa antara-terfosforilasi” the phosphorilated intermediate
, dan kemudian c.
Proses pelepasan energi kimiawi melalui hidrolisis senyawa 2 ini yang melepaskan fosfat atau pirofosfat dan energi kimiawi, atau
melalui proses substitusi P-radikal pada molekul-molekul organik. Energi yang digunakan dalam perubahan fosfat ini terutama
berasal dari energi potensial oksidasi – reduksi hasil metabolisme
oksidatif Kemas, 2004. Gejala-gejala kekurangan pospor tidak tampak jelas seperti
kekurangan nitrogen. Pertumbuhan terhambat, daun menjadi hijau tua, kadang-kadang terlihat terbentuk antioksidan. Pada lembaran dan
tangkai daun tampak bagian-bagian yang mati dan akhirnya daun rontok Dwijoseputro, 1992.
3. Kalium Potassium K
Secara fisiologis, unsur ini berfungsi dalam:
a. Metabolisme karbohidrat seperti pada pembentukan, pemecahan,
dan translokasi pati; b.
Metabolisme nitrogen dan sintesis protein; c.
Pengaturan pemanfaatan berbagai unsur hara utama; d.
Netralisasi asam-amino organik penting; e.
Aktivasi berbagai enzim; f.
Percepatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem pucuk, tunas; dan
g. Pengaturan buka-tutup stomata dan hal-hal yang terkait dengan
penggunaan air. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur K mudah terlihat
dengan: a.
Melemahnya turgor batang, sehingga mudah patah atau tanaman mudah rebah;
b. Kerentanan terhadap serangan penyakit, seperti Powdery-mildew
pada tanaman gandum, kerusakan batang, busuk akar dan winter- killed
pada alfalfa; c.
Rendahnya kualitas produksi bebuahan dan sesayuran; d.
Secara fisiologis menyebabkan terganggunya aktivitas enzim invertase, diastase, peptase
, dan katalase pada tebu, dan piruvik kinase
pada beberapa tanaman lain;
e. Proses fotosintesis terhambat tetapi respirasi meningkat, sehingga
menghambat transportasi karbohidrat seperti gula pada tebu dan secara keseluruhan menghambat pertumbuhan;
f. Terhambatnya sintesis protein pada tebu akibat terakumulasinya
N-non protein di dedaunan; g.
Pada barley, terjadi akumulasi asam amino bebas di dedaunan dan menurutnya kadar asam-asam bebas dibanding kadar amida; dan
h. Pada rerumputan terjadi penurunan produksi N-amida dan
konversinya menjadi protein. Salah satu faktor spesifik unsur K adalah sebagai pengimbang
atau penetral efek kelebihan N yang menyebabkan tanaman menjadi lebih sukulen awet muda sehingga lebih mudah terserang hama-
penyakit, rapuh dan mudah rontoknya bungabuahdauncabang. Hal ini karena unsur K berfungsi meningkatkan sintesis dan translokasi
karbohidrat, sehingga mempercepat penebalan dinding-dinding sel dan ketegaran tangkai bungabuahcabang.
4. Kalsium Ca dan Magnesium Mg
a. Peranan dan fungsi fisiologis Ca
Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca
2+
, berperan sebagai komponen dinding sel, dalam pembentukan struktur dan
permeabilitas membran sel. Kalsium rata-rata menyusun 0,5 tubuh tanaman, banyak terdapat dalam daun dan pada beberapa
tanaman mengendap sebagai Ca-oksalat dalam sel-sel. Kekurangan
unsur ini dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan tanaman akibat terganggunya pembentukan pucuk tanaman dan ujung-ujung
akar titk-titik tumbuh, serta jaringan penyimpanan. Hal ini sebagai akibat rusaknya jaringan meristematik karena rusaknya
permeabilitas dan struktur membran sel. Unsur Ca bagi tanaman berperan penting dalam:
1 Mempertahankan integritas sel-sel, karena peranannya dalam
sintesis Ca-pektat yang menyusun lamela tengah sel-sel; 2
Mempertahankan permeabilitas membran, karena Ca banyak terdapat pada daerah batas antara sitoplasma dan dinding sel
atas dari plasmalema; 3
Pembentukan dan peningkatan kandungan protein mitokondria. Mitokondria ini berperan penting dalam respirasi aerobik yang
mempengaruhi penyerapan garam, sehingga menyebabkan adanya hubungan langsung antara kadar Ca dan ion-ion yang
diserap tanaman; 4
Berperan dalam menghambat pengguguran atau proses penuaan daun;
Jones 1991 juga melaporkan peran Ca dalam: 5
Merangsang penyerbukan dan pertumbuhan tanaman; 6
Mengaktifkan sejumlah enzim yang berfungsi dalam mitosis, divisi dan elongasi sel-sel;
7 Dalam pembelahan sel ini, Ca berperan secara spesifik pada
organisasi benang kromatin atau spindle; 8
Berperan langsung dalam pemantapan dan sebagai penyusun kromosom;
9 Sintesis protein dan transfer karbohidrat; serta
10 Detoksifikasi logam-logam berat bagi tanaman.
b. Peranan dan fungsi fisiologis Mg
Magnesium diambil tanaman dalam bentuk ion Mg
2+
, berperan dalam penyusun klorofil satu-satunya mineral, tanpa
klorofil foto sintesis tanaman tidak akan berlangsung, dan sebagai aktivator enzim. Secara umum rata-rata menyusun 0,2 bagian
tanaman, sebagian besar terdapat di daun tetapi seringkali dijumpai dalam proporsi cukup banyak pada biji padi, jagung, sorgum,
kedelai dan kacang tanah. Defisiensi Mg ditandai gejala klorosis di anatara
pertulangan daun tua yang berwarna hijau, kemudian menguning atau lembayung kemerahan pada kapas, kemudian menjadi coklat
dan nekrotik. Unsur ini dibutuhkan dalam: 1
Aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, terutama dalam Siklus Asam Sitrat yang berperan
vital dalam respirasi sel; 2
Metabolisme N, sebagai katalisator pada reaksi fosforilasinya;
3 Proses fotosintesis lainnya, sebagai kofaktor untuk hampir
seluruh enzim yang terlibat, yaitu sebagai pembentuk jembatan antara struktur pirofosfat ATPADP dengan molekul enzim,
sehingga terlibat dalam proses transfer energi pada fotosintesis, glikolisis, siklus asam trikarboksilat dan respirasi;
4 Berperan dalam seluruh proses metabolism lainnya;
5 Sintesis protein, sehingga jika defisit Mg terjadi penurunan
kadar N-protein dan peningkatan kadar N-non protein yang mencerminkan terhambatnya sintesis protein. Hambatan ini
bukan disebabkan terhambatnya sintesis asam amino seperti akibat defisiensi belerang S, tetapi akibat terjadinya
pengurain protein dalam ribosom menjadi unit-unit yang lebih kecil; sehingga
6 Unsur Mg juga berfungsi mempertahankan partikel-partikel
ribosom dalam suatu bentuk yang diperlukan dalam sintesis protein; serta
7 Mengaktifkan transfer asam-asam amino dari t-RNA menjadi
rantai-rantai polipeptida. 5.
Sulfur S Gejala defisiensi unsur S mirip dengan unsur N, sehingga dapat
menimbulkan keracunan. Perbedaannya terletak pada sifat unsur S yang immobil, seangkan unsur N bersifat mobil, sehingga gejala awal
defisiensi S terjadi pada daun muda, sedangkan gejala defisiensi N
dimulai pada daun tua. Defisiensi S menyebabkan tanaman tumbuh terhambat dan kerdil dengan batang yang pendek dan kecil, serta
klorotik. Di dalam jaringan dan cairan tanaman dijumpai ion-ion sulfat
SO
4 2-
utuh dalam jumlah besar. Unsur ini berperan penting dalam: a.
Sintesis protein, ion sulfat ini direduksi menjadi bentuk –S-S dan – SH;
b. Pembentukan ikatan disulfida di antara rantai-rantai polopeptida.
Pembentukan ikatan disulfida dari gugus –SH dalam sintesis
dipeptida sistin. c.
Sebagai salah satu unsur penting pada koenzim A KoA dan pada vitamin seperti biotin dan thiamin. Di dalam KoA situs aktif dari
molekulnya adalah gugus –SH, yang dapat bereaksi dengan gugus
OH. d.
S merupakan komponen biotin yang terkait dengan fiksasi CO
2
dan reaksi-reaksi dekarboksilasi, meskipun bukan sebagai gugus
postetik dari enzim-enzim yang memfiksasi CO
2
tersebut; e.
Merupakan unsur esensial pada cincin tiazol, yang merupakan komponen vitamin thiamin vitamin B1;
f. Sebagai senyawa volatil mudah menguap yang menjadi bau khas
pada bebrapa tanaman, seperti sulfoksida, pemedas mata pada bawang merah dan bau pengar pada bawang putih;
g. Sebagai komponen Glucosinolat atau Glukosida minyak mustard
pada famili Cruciferae, yang jika dihidrolisis akan menghasilkan isothonat, glukosa dan sulfat. Minyak mustard pada tanaman Cenil
Nasturtius officinale disebut Gluconasturtius. Unsur Hara Makro Esensial
Bentuk dan peranan umum unsur hara mikro tertera pada Tabel 2.3. Dari Tabel ini terlihat bahwa hampir semua unsur kecuali B dan Cl
ini berperan dalam reaksi enzimatik; yang berperan dalam: 1.
Sintesis klorofil adalah Fe, Mn, Cu dan Cl; 2.
Fotosintesis adalah Fe, Mn, Cu dan Cl; 3.
Sistem respirasi adalah B, Fe dan Cu; 4.
Metabolisme karbohidrat adalah Fe dan Cu; 5.
Fiksasi dan asimilasi N adalah Fe, Cu, Mo dan Co; serta 6.
Aktivitas selulermembran meliputi B dan Cl. Tabel 2.3. Bentuk dan Peran Hara Mikro bagi Tanaman
Ion Hara Peranan Hara
B: BO
3¯ ,
HBO
3
Diperkirakan penting dalam translokasi gula, metabolisme karbohidrat, proses sintesis asam
nukleat {yaitu satu basa dari RNA uracil} dan berfungsi pada membran; Berperan dalam aktivitas
seluler divisi, differensiasi, maturasi, respirasi, pertumbuhan, dll; terkait dengan germinasi madu,
pertumbuhan dan stabilitas tabung-tabung madu. Relatif immobil dan transportasi utamanya lewat
xylem.
Fe: Fe
2+
Dalam sintesis klorofil sebagai katalisator atau bagian sistem enzimatik dan bagian dari enzim-
enzim tertentu,
seperti cytochrom
oksidase Transport elektron dan cytochrom tahap respirasi
terminal pada fotosintesis dan respirasi, juga dalam proses fiksasi N; sebagai komponen protein
ferredoksin yang dibutuhkan dalam reduksi nitrat dan sulfat, assimilasi N
2
dan produksi energi NADP; juga terlibat dalam sintesis protein dan
pertumbuhan ujung akar meristem. Mn: Mn
2+
Katalisator beberapa proses oksidasi-reduksi, seperti dalam sistem transport elektron fotosintetik; Esensial
dalam fotosistem II pada fotolisis karena berfungsi sebagai jembatan ATP dengan enzim kompleks
fosfokinase dan fosfotransferase, dan aktivator beberapa enzim, seperti IAA oksidase; stimulator
pemecah molekul air pada fotosintesis produksi O
2
, dan sebagai komponen struktural pada sistem
membran kloroplas. Cu: Cu
2+
Sebagai bagian enzim sitokrom oksidase dalam respirasi pada mitokondria, asam ascorbic oksidase
dan polifenol oksidase, yang ketiganya mereduksi kedua atom dari molekul O
2
; salah satu penyusun plastosianin protein kloroplas yang bertindak
sebagai bagian dari sistem transport elektron yang menghubungkan fotosistem I dan II; Berperan dalam
metabolisme protein dan karbohidrat, serta dalam fiksasi N
2
; Juga terlibat dalam desaturasi dan hidroksilasi asam-asam lemak.
Zn: Zn
2+
Aktivator enzim yang mengatur bermacam-macam aktivitas metabolik = fungsi Mn dan Mg, dan
aktivator spesifik terhadap karbonik anhidrase. Berperan
dalam pembentukan
klorofil dan
pencegahan kerusakan molekul-molekulnya. Mo: MoO
4 2-
Konstituen enzim nitrogenase yang terlibat dalam konversi nitrat ke ammonium juga dalam proses
fiksasi N dan nitrat reduktase yang mengubah nitrat menjadi nitrit, sehingga kebutuhan Mo jauh
berkurang dengan ketersediaan dan pemupukan NH
4 +
. Co: Co
2+
Penting dalam sistem enzim nitrogenase pada fiksasi N-simbiotik oleh Rhyzobium.
Cl: Cl¯ Aktivator sistem evolusi O
2
pemecahan molekul air pada fotosintesis fotosistem II dan dalam
proses pembelahan sel; Juga meningkatkan tekanan osmotik sel dan hidrasi jaringan tanaman, serta
memengaruhi regulasi stomata; Terkait dengan pengurangan penyakit spot daun pada gandum.
Kemas, 2004 Suatu tanaman yang kekurangan salah satu elemen pokok yang
sangat diperlukan biasanya memperlihatkan tanda-tanda yang segera dapat di lihat dengan mudah. Ada kalanya tanda-tanda itu tidak tampak jelas,
tetapi dengan menggunakan alat-alat yang lebih teliti gejala-gejala itu dapat diketahui juga. Salah satu gejala yang sangat menyolok apabila
tanaman kekurangan suatu elemen ialah pertumbuhan yang terganggu.
1. Pospor
Pada umumnya diambil oleh tanaman di dalam bentuk H
2
PO
4
ˉ. Elemen ini diperlukan sekali untuk pembentukan pospolipida,
nukleoprotein . Terdapat pengaruh timbal-balik antara pengambilan
pospor dan nitrogen. Jika pospat yang ada tersedia di dalam tanah itu tidak cukup banyak, maka nitrogen ada berkurang. Pospat lebih
mudah diserap akar, jika nitrogen tersedia di dalam bentuk zat- organik, misalnya urea. Banyak pospor menyebabkan lekas
dewasanya tanaman. 2.
Kalium Terdapat di dalam tubuh tanaman sebagai garam anorganik.
Pada bagian-bagian tanaman yang melangsungkan pertumbuhan mengadung lebih banyak kalium daripada di dalam daun yang sudah
tua. Unsur ini diduga mempunyai peranan penting sebagai katalisator, terutama di dalam pengubahan protein dan asam-amino. Jika
kekurangan kalium, maka protein yang terdapat dalam tanaman sedikit, sedang prosentase asam-amino cukup tinggi. Sebaliknya, jika
terdapat kalium yang cukup, prosentase asam-amino turun dan banyaknya protein bertambah, menunjukkan bahwa kalium membantu
dalam pembentukan protein. Dalam penyusunan dan pembongkaran karbohidrat, kalium mempunyai peranan penting. Kekurangan kalium
berakibat terhambatnya
fotosintesis dan
bertambah giatnya
pernapasan.
3. Kalsium Ca
Diambil dari tanah sebagai kation. Kekurangan Ca menyebabkan desintegrasi pada ujung-ujung batang maupun ujung-
ujung akar. Daun-daun yang paling muda menjadi abnormal bentuknya. Kekurangan unsur kalsium di dalam tanah menyebabkan
pengambilan unsur magnesium secara berlebihan sehingga tanaman menunjukkan tanda-tanda keracunan. Itulah sebabnya maka tanaman
yang kekurangan kalsium perlu tambahan pupuk yang mengandug kalsium untuk memperoleh keseimbangan pengambilan unsur-unsur
Ca dan Mg. Kalsium berguna untuk menguatkan dinding sel lamel tengah
dan di dalam banyak tanaman, unsur ini terdapat sebagai kristal-kristal kalsium-oksalat. Kalsium mempergiat pembelahan sel-sel di
meristem, membantu pengambilan nitrat dan mengaktifkan berbagai- bagai enzim. Di dalam daun yang tua ada terdapat lebih banyak
kalsium daripada di dalam daun-daun yang muda. Jika suatu tanaman- percobaan tiba-tiba dipindahkan ke suatu larutan yang tidak
mengandung kalsium, maka daun-daun yang terbentuk kemudian tidak mendapatkan distribusi kalsium dari daun-daun yang sudah tua.
Ini berarti bahwa unsur-unsur kalsium tersebut dalam keadaan immobil tidak pindah di dalam tanaman Dwijoseputro, 1992.
4. Magnesium Mg
Merupakan faktor untuk pembentukan klorofil. Kekurangan Mg mengakibatkan klorosis yang dimulaikan dari batang bagian
bawah, kerap kali diikuti dengan matinya bagian-bagian atau daun seluruhnya. Menguningnya daun tidak dimulai dari pangkal,
melainkan dari ujung, sedang tulang-tulang daun tetap beerwarna hijau.
Magnesium memegang peranan di dalam pertukaran zat pospat, ikut serta mempengaruhi proses pernapasan dan pula
mengaktifkan enzim-enzim transposporilase, dehidrogenase dan karboksilase. Magnesium yang berlebihan menimbulkan gejala-gejala
keracunan, akan tetapi hal ini dapat dihindari dengan memberikan kalsium yang cukup.
5. Belerang S
Merupakan penyusun macam-macam asam-amino, tiamin, biotin; kedua zat yang terakhir ini sangat penting sebagai vitamin.
Bawang merah dan bawang putih memerlukan unsur ini di dalam jumlah yang cukup besar. Belerang biasanya diserap akar sebagai ion-
ion SO
4
ˉ, akan tetapi dapat juga masuk melalui daun berupa SO
2
. Kekurangan belerang hampir serupa gejalanya seperti
kekurangan nitrogen, yaitu daun-daun yang muda menjadi kuning, sedang daun-daun yang tua pun berubah menjadi pucat, apabila
kekurangannya belerang terus-menerus. Belerang tersusun dari zat
organik yang dapat diubah menjadi belerang yang anorganik untuk diedarkan ke jaringan tumbuhan untuk pembentukan zat organik. Hal
ini terjadi di dalam daun, dimana belerang dilepaskan untuk didistribusikan ke buah dan biji yang akan dewasa. Jadi belerang
bersifat mobil dapat pindah ke lain tempat. 6.
Besi Fe Diperlukan tanaman untuk pembentukan klorofil. Kekurangan
besi dalam bentuk ion-ion Fe
2+
menyebabkan klorosis. Defisiensi kekurangan besi adalah daun menjadi kuning atau pucat, tetapi urat-
urat daun tetap berwarna hijau. Besi berperanan sebagai ko-enzim dalam berbagai proses pernapasan, selain itu merupakan bagian dari
enzim katalase, peroksidase, sitokrom. Tanah yang terlampau banyak mengandung kapur, pula tanah yang
netral atau sedikit basa itu pada umumnya kekurangan zat besi. Besi yang ada di dalam tanaman tidak mudah lagi didistribusikan ke bagian
lain yang membutuhkannya, dengan kata lain, besi merupakan unsur yang immobil di dalam tubuh tanaman. Daun-daun yang tua tidak
dapat memberikan persediaan besi kepada daun-daun yang muda yang memerlukan elemen tersebut.
7. Borium B
Seperti besi juga merupakan mikro-elemen yang penting, akan tetapi fungsinya di dalam tubuh tanaman belum diketahui jelas. Hanya
gejala kekurangan borium adalah cepat matinya bagian-bagian yang
mengalami pertumbuhan seperti “penyakit pucuk” top sickness pada tembakau, menguningnya kobis, menggulungnya daun kentang
Dwijoseputro, 1992. 8.
Mangan Mn Mikro-elemen yang mengaktifkan beberapa enzim seperti
dehidrogenase dan karboksilase. Kekuranagn Mn mempunyai efek yang sama seperti kekurangan besi atau kekurangan Mg, yaitu
klorosis. Ada beberapa penyakit defisiensi tertentu yang disebabkan oleh kekurangan unsur ini. Tanah yang cukup basa kurang
mengandung Mn. 9.
Tembaga Cu Suatu mikro-elemen yang mempunyai peranan dalam proses-
proses oksidasi-reduksi. Terlalu banyak Cu menyebabkan racun. Akibat kekurangan unsur ini adalah menyusutnya ujung daun, yang
akhirnya mengakibatkan gugurnya seluruh daun. 10.
Seng Zn Suatu mikro-elemen yang penting dalam mengaktifkan
beberapa enzim, diperlukan di dalam pembentukan asam indol-asetat. Kekurangan Zn mengakibatkan kerdil pada ujung akar dan
menghambat pertumbuhan seluruhnya.
11. Molybdenum Mo
Mikro elemen yang paling sedikit dibutuhkan, penting di dalam mereduksikan nitrat. Kekurangan Mo mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan tanaman. Terlalu banyak Mo mengakibatkan racun. 12.
Aluminium Al Mikro-elemen banyak terdapat di tanaman. Unsur ini
sebenarnya tidak termasuk unsur yang esensial, tetapi diperlukan kebanyakan tanaman. Unsur Al banyak terdapat di dalam tanah yang
sedikit asam. 13.
Silisium Si Diperlukan oleh ganggang Diatomeae, suku Gramineae dan
beberapa suku lainnya, tetapi untuk banyak suku yang lain unsur ini tidak esensial Dwijoseputro, 1992.