Unsur-Unsur Nutrisi yang Diperlukan Tumbuhan

sedang unsur-unsur seperti Zn, Mn, Cu, B, Mo ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur-unsur lainnya seperti Si, Al, Cl pun sering kedapatan di dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur-unsur C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg ada kedapatan di dalam jumlah agak besar dan oleh karenanya kesembilan unsur-unsur ini disebut makro-elemen, sedang sisanya disebut mikro-elemen Dwijoseputro, 1992. Unsur Hara Makro Esensial 1. Nitrogen N Unsur N di dalam tanah dijumpai dalam bentuk anorganik atau organik yang bergabung dengan C, H, O dan terkadang dengan S untuk membentuk asam-asam amino, enzim-enzim amino, asam nukleat, klorofil, alkaloid dan basa purin. Meskipun N-an-organik dapat berakumulasi membentuk nitrat, N-organik dominan dalam bentuk protein berbobot-molekul tinggi Jones et al., 1991. Menurut Mengel dan Kirkby 1978, unsur N sangat berhubungan dengan perkembangan jaringan meristem, sehingga sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Unsur N berperan sebagai penyusun semua protein, klorofil dan asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan koenzim. Di dalam sel-sel tanaman, N-nitrat yang diserap mengalami serangkai proses reduksi: a. Nitrat direduksi menjadi nitrit NO 2 ¯ , lalu b. Nitrit direduksi menjadi ammonia NH 3 identik dengan nitrifikasi dalam tanah Kemas, 2004. Kekurangan nitrogen mengakibatkan daun tidak tampak hijau segar, melainkan kekuning-kuningan. Jika kekurangan nitrogen cukup banyak dan terus-menerus, maka daun-daun yang berada di bawah tanaman menjadi kuning dan akhirnya gugur. Tanaman tomat menjadi ungu atau kemerah-merahan apabila kekurangan nitrogen. Pembentukan klorofil terganggu dan sebaliknya terjadi pembentukan antioksidan. Tumbuhan Leguminosae mengambil nitrogen dalam bentuk NO 3 ˉ atau NH 4 + dari tanah. Jika ketrsediaan N 2 melimpah, maka daun- daun tanaman menjadi tebal dan berwarna hijau-tua, sedang batang terlihat agak lemah, meskipun pertumbuhannya subur. Penanganan tanah yang kekurangan nitrogen adalah memberikan pupuk hjau atau pupuk buatan yang mengandung N Dwijoseputro, 1992. 2. Fosfor P Unsur P diambil tanaman dalam bentuk ion orthofosfat primer dan sekunder H 2 PO 4 2- . Tingkat penyerapan kedua ion ini dipengaruhi oleh pH area perakaran tanaman: a. Pada pH lebih rendah, tanaman lebih banyak menyerap ion orthofosfat primer, tetapi b. Pada pH yang lebih tinggi ion orthofosfat sekunder yang lebih banyak diserap tanaman. Pemanfaatan fosfat dalam sel-sel tanaman terjadi melalui 3 fase, yaitu: a. P-anorganik diserap akar dan diinkorporasikan digabung ke molekul-molekul organik atau dengan P-radikal lainnya; b. Transfosforilasi, proses transfer gugus fosforil dari senyawa- senyawa P {dari tahap 1} ke molekul-molekul lain. Senyawa ini di sebut “senyawa antara-terfosforilasi” the phosphorilated intermediate , dan kemudian c. Proses pelepasan energi kimiawi melalui hidrolisis senyawa 2 ini yang melepaskan fosfat atau pirofosfat dan energi kimiawi, atau melalui proses substitusi P-radikal pada molekul-molekul organik. Energi yang digunakan dalam perubahan fosfat ini terutama berasal dari energi potensial oksidasi – reduksi hasil metabolisme oksidatif Kemas, 2004. Gejala-gejala kekurangan pospor tidak tampak jelas seperti kekurangan nitrogen. Pertumbuhan terhambat, daun menjadi hijau tua, kadang-kadang terlihat terbentuk antioksidan. Pada lembaran dan tangkai daun tampak bagian-bagian yang mati dan akhirnya daun rontok Dwijoseputro, 1992. 3. Kalium Potassium K Secara fisiologis, unsur ini berfungsi dalam: a. Metabolisme karbohidrat seperti pada pembentukan, pemecahan, dan translokasi pati; b. Metabolisme nitrogen dan sintesis protein; c. Pengaturan pemanfaatan berbagai unsur hara utama; d. Netralisasi asam-amino organik penting; e. Aktivasi berbagai enzim; f. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem pucuk, tunas; dan g. Pengaturan buka-tutup stomata dan hal-hal yang terkait dengan penggunaan air. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur K mudah terlihat dengan: a. Melemahnya turgor batang, sehingga mudah patah atau tanaman mudah rebah; b. Kerentanan terhadap serangan penyakit, seperti Powdery-mildew pada tanaman gandum, kerusakan batang, busuk akar dan winter- killed pada alfalfa; c. Rendahnya kualitas produksi bebuahan dan sesayuran; d. Secara fisiologis menyebabkan terganggunya aktivitas enzim invertase, diastase, peptase , dan katalase pada tebu, dan piruvik kinase pada beberapa tanaman lain; e. Proses fotosintesis terhambat tetapi respirasi meningkat, sehingga menghambat transportasi karbohidrat seperti gula pada tebu dan secara keseluruhan menghambat pertumbuhan; f. Terhambatnya sintesis protein pada tebu akibat terakumulasinya N-non protein di dedaunan; g. Pada barley, terjadi akumulasi asam amino bebas di dedaunan dan menurutnya kadar asam-asam bebas dibanding kadar amida; dan h. Pada rerumputan terjadi penurunan produksi N-amida dan konversinya menjadi protein. Salah satu faktor spesifik unsur K adalah sebagai pengimbang atau penetral efek kelebihan N yang menyebabkan tanaman menjadi lebih sukulen awet muda sehingga lebih mudah terserang hama- penyakit, rapuh dan mudah rontoknya bungabuahdauncabang. Hal ini karena unsur K berfungsi meningkatkan sintesis dan translokasi karbohidrat, sehingga mempercepat penebalan dinding-dinding sel dan ketegaran tangkai bungabuahcabang. 4. Kalsium Ca dan Magnesium Mg a. Peranan dan fungsi fisiologis Ca Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca 2+ , berperan sebagai komponen dinding sel, dalam pembentukan struktur dan permeabilitas membran sel. Kalsium rata-rata menyusun 0,5 tubuh tanaman, banyak terdapat dalam daun dan pada beberapa tanaman mengendap sebagai Ca-oksalat dalam sel-sel. Kekurangan unsur ini dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan tanaman akibat terganggunya pembentukan pucuk tanaman dan ujung-ujung akar titk-titik tumbuh, serta jaringan penyimpanan. Hal ini sebagai akibat rusaknya jaringan meristematik karena rusaknya permeabilitas dan struktur membran sel. Unsur Ca bagi tanaman berperan penting dalam: 1 Mempertahankan integritas sel-sel, karena peranannya dalam sintesis Ca-pektat yang menyusun lamela tengah sel-sel; 2 Mempertahankan permeabilitas membran, karena Ca banyak terdapat pada daerah batas antara sitoplasma dan dinding sel atas dari plasmalema; 3 Pembentukan dan peningkatan kandungan protein mitokondria. Mitokondria ini berperan penting dalam respirasi aerobik yang mempengaruhi penyerapan garam, sehingga menyebabkan adanya hubungan langsung antara kadar Ca dan ion-ion yang diserap tanaman; 4 Berperan dalam menghambat pengguguran atau proses penuaan daun; Jones 1991 juga melaporkan peran Ca dalam: 5 Merangsang penyerbukan dan pertumbuhan tanaman; 6 Mengaktifkan sejumlah enzim yang berfungsi dalam mitosis, divisi dan elongasi sel-sel; 7 Dalam pembelahan sel ini, Ca berperan secara spesifik pada organisasi benang kromatin atau spindle; 8 Berperan langsung dalam pemantapan dan sebagai penyusun kromosom; 9 Sintesis protein dan transfer karbohidrat; serta 10 Detoksifikasi logam-logam berat bagi tanaman. b. Peranan dan fungsi fisiologis Mg Magnesium diambil tanaman dalam bentuk ion Mg 2+ , berperan dalam penyusun klorofil satu-satunya mineral, tanpa klorofil foto sintesis tanaman tidak akan berlangsung, dan sebagai aktivator enzim. Secara umum rata-rata menyusun 0,2 bagian tanaman, sebagian besar terdapat di daun tetapi seringkali dijumpai dalam proporsi cukup banyak pada biji padi, jagung, sorgum, kedelai dan kacang tanah. Defisiensi Mg ditandai gejala klorosis di anatara pertulangan daun tua yang berwarna hijau, kemudian menguning atau lembayung kemerahan pada kapas, kemudian menjadi coklat dan nekrotik. Unsur ini dibutuhkan dalam: 1 Aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, terutama dalam Siklus Asam Sitrat yang berperan vital dalam respirasi sel; 2 Metabolisme N, sebagai katalisator pada reaksi fosforilasinya; 3 Proses fotosintesis lainnya, sebagai kofaktor untuk hampir seluruh enzim yang terlibat, yaitu sebagai pembentuk jembatan antara struktur pirofosfat ATPADP dengan molekul enzim, sehingga terlibat dalam proses transfer energi pada fotosintesis, glikolisis, siklus asam trikarboksilat dan respirasi; 4 Berperan dalam seluruh proses metabolism lainnya; 5 Sintesis protein, sehingga jika defisit Mg terjadi penurunan kadar N-protein dan peningkatan kadar N-non protein yang mencerminkan terhambatnya sintesis protein. Hambatan ini bukan disebabkan terhambatnya sintesis asam amino seperti akibat defisiensi belerang S, tetapi akibat terjadinya pengurain protein dalam ribosom menjadi unit-unit yang lebih kecil; sehingga 6 Unsur Mg juga berfungsi mempertahankan partikel-partikel ribosom dalam suatu bentuk yang diperlukan dalam sintesis protein; serta 7 Mengaktifkan transfer asam-asam amino dari t-RNA menjadi rantai-rantai polipeptida. 5. Sulfur S Gejala defisiensi unsur S mirip dengan unsur N, sehingga dapat menimbulkan keracunan. Perbedaannya terletak pada sifat unsur S yang immobil, seangkan unsur N bersifat mobil, sehingga gejala awal defisiensi S terjadi pada daun muda, sedangkan gejala defisiensi N dimulai pada daun tua. Defisiensi S menyebabkan tanaman tumbuh terhambat dan kerdil dengan batang yang pendek dan kecil, serta klorotik. Di dalam jaringan dan cairan tanaman dijumpai ion-ion sulfat SO 4 2- utuh dalam jumlah besar. Unsur ini berperan penting dalam: a. Sintesis protein, ion sulfat ini direduksi menjadi bentuk –S-S dan – SH; b. Pembentukan ikatan disulfida di antara rantai-rantai polopeptida. Pembentukan ikatan disulfida dari gugus –SH dalam sintesis dipeptida sistin. c. Sebagai salah satu unsur penting pada koenzim A KoA dan pada vitamin seperti biotin dan thiamin. Di dalam KoA situs aktif dari molekulnya adalah gugus –SH, yang dapat bereaksi dengan gugus OH. d. S merupakan komponen biotin yang terkait dengan fiksasi CO 2 dan reaksi-reaksi dekarboksilasi, meskipun bukan sebagai gugus postetik dari enzim-enzim yang memfiksasi CO 2 tersebut; e. Merupakan unsur esensial pada cincin tiazol, yang merupakan komponen vitamin thiamin vitamin B1; f. Sebagai senyawa volatil mudah menguap yang menjadi bau khas pada bebrapa tanaman, seperti sulfoksida, pemedas mata pada bawang merah dan bau pengar pada bawang putih; g. Sebagai komponen Glucosinolat atau Glukosida minyak mustard pada famili Cruciferae, yang jika dihidrolisis akan menghasilkan isothonat, glukosa dan sulfat. Minyak mustard pada tanaman Cenil Nasturtius officinale disebut Gluconasturtius. Unsur Hara Makro Esensial Bentuk dan peranan umum unsur hara mikro tertera pada Tabel 2.3. Dari Tabel ini terlihat bahwa hampir semua unsur kecuali B dan Cl ini berperan dalam reaksi enzimatik; yang berperan dalam: 1. Sintesis klorofil adalah Fe, Mn, Cu dan Cl; 2. Fotosintesis adalah Fe, Mn, Cu dan Cl; 3. Sistem respirasi adalah B, Fe dan Cu; 4. Metabolisme karbohidrat adalah Fe dan Cu; 5. Fiksasi dan asimilasi N adalah Fe, Cu, Mo dan Co; serta 6. Aktivitas selulermembran meliputi B dan Cl. Tabel 2.3. Bentuk dan Peran Hara Mikro bagi Tanaman Ion Hara Peranan Hara B: BO 3¯ , HBO 3 Diperkirakan penting dalam translokasi gula, metabolisme karbohidrat, proses sintesis asam nukleat {yaitu satu basa dari RNA uracil} dan berfungsi pada membran; Berperan dalam aktivitas seluler divisi, differensiasi, maturasi, respirasi, pertumbuhan, dll; terkait dengan germinasi madu, pertumbuhan dan stabilitas tabung-tabung madu. Relatif immobil dan transportasi utamanya lewat xylem. Fe: Fe 2+ Dalam sintesis klorofil sebagai katalisator atau bagian sistem enzimatik dan bagian dari enzim- enzim tertentu, seperti cytochrom oksidase Transport elektron dan cytochrom tahap respirasi terminal pada fotosintesis dan respirasi, juga dalam proses fiksasi N; sebagai komponen protein ferredoksin yang dibutuhkan dalam reduksi nitrat dan sulfat, assimilasi N 2 dan produksi energi NADP; juga terlibat dalam sintesis protein dan pertumbuhan ujung akar meristem. Mn: Mn 2+ Katalisator beberapa proses oksidasi-reduksi, seperti dalam sistem transport elektron fotosintetik; Esensial dalam fotosistem II pada fotolisis karena berfungsi sebagai jembatan ATP dengan enzim kompleks fosfokinase dan fosfotransferase, dan aktivator beberapa enzim, seperti IAA oksidase; stimulator pemecah molekul air pada fotosintesis produksi O 2 , dan sebagai komponen struktural pada sistem membran kloroplas. Cu: Cu 2+ Sebagai bagian enzim sitokrom oksidase dalam respirasi pada mitokondria, asam ascorbic oksidase dan polifenol oksidase, yang ketiganya mereduksi kedua atom dari molekul O 2 ; salah satu penyusun plastosianin protein kloroplas yang bertindak sebagai bagian dari sistem transport elektron yang menghubungkan fotosistem I dan II; Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, serta dalam fiksasi N 2 ; Juga terlibat dalam desaturasi dan hidroksilasi asam-asam lemak. Zn: Zn 2+ Aktivator enzim yang mengatur bermacam-macam aktivitas metabolik = fungsi Mn dan Mg, dan aktivator spesifik terhadap karbonik anhidrase. Berperan dalam pembentukan klorofil dan pencegahan kerusakan molekul-molekulnya. Mo: MoO 4 2- Konstituen enzim nitrogenase yang terlibat dalam konversi nitrat ke ammonium juga dalam proses fiksasi N dan nitrat reduktase yang mengubah nitrat menjadi nitrit, sehingga kebutuhan Mo jauh berkurang dengan ketersediaan dan pemupukan NH 4 + . Co: Co 2+ Penting dalam sistem enzim nitrogenase pada fiksasi N-simbiotik oleh Rhyzobium. Cl: Cl¯ Aktivator sistem evolusi O 2 pemecahan molekul air pada fotosintesis fotosistem II dan dalam proses pembelahan sel; Juga meningkatkan tekanan osmotik sel dan hidrasi jaringan tanaman, serta memengaruhi regulasi stomata; Terkait dengan pengurangan penyakit spot daun pada gandum. Kemas, 2004 Suatu tanaman yang kekurangan salah satu elemen pokok yang sangat diperlukan biasanya memperlihatkan tanda-tanda yang segera dapat di lihat dengan mudah. Ada kalanya tanda-tanda itu tidak tampak jelas, tetapi dengan menggunakan alat-alat yang lebih teliti gejala-gejala itu dapat diketahui juga. Salah satu gejala yang sangat menyolok apabila tanaman kekurangan suatu elemen ialah pertumbuhan yang terganggu. 1. Pospor Pada umumnya diambil oleh tanaman di dalam bentuk H 2 PO 4 ˉ. Elemen ini diperlukan sekali untuk pembentukan pospolipida, nukleoprotein . Terdapat pengaruh timbal-balik antara pengambilan pospor dan nitrogen. Jika pospat yang ada tersedia di dalam tanah itu tidak cukup banyak, maka nitrogen ada berkurang. Pospat lebih mudah diserap akar, jika nitrogen tersedia di dalam bentuk zat- organik, misalnya urea. Banyak pospor menyebabkan lekas dewasanya tanaman. 2. Kalium Terdapat di dalam tubuh tanaman sebagai garam anorganik. Pada bagian-bagian tanaman yang melangsungkan pertumbuhan mengadung lebih banyak kalium daripada di dalam daun yang sudah tua. Unsur ini diduga mempunyai peranan penting sebagai katalisator, terutama di dalam pengubahan protein dan asam-amino. Jika kekurangan kalium, maka protein yang terdapat dalam tanaman sedikit, sedang prosentase asam-amino cukup tinggi. Sebaliknya, jika terdapat kalium yang cukup, prosentase asam-amino turun dan banyaknya protein bertambah, menunjukkan bahwa kalium membantu dalam pembentukan protein. Dalam penyusunan dan pembongkaran karbohidrat, kalium mempunyai peranan penting. Kekurangan kalium berakibat terhambatnya fotosintesis dan bertambah giatnya pernapasan. 3. Kalsium Ca Diambil dari tanah sebagai kation. Kekurangan Ca menyebabkan desintegrasi pada ujung-ujung batang maupun ujung- ujung akar. Daun-daun yang paling muda menjadi abnormal bentuknya. Kekurangan unsur kalsium di dalam tanah menyebabkan pengambilan unsur magnesium secara berlebihan sehingga tanaman menunjukkan tanda-tanda keracunan. Itulah sebabnya maka tanaman yang kekurangan kalsium perlu tambahan pupuk yang mengandug kalsium untuk memperoleh keseimbangan pengambilan unsur-unsur Ca dan Mg. Kalsium berguna untuk menguatkan dinding sel lamel tengah dan di dalam banyak tanaman, unsur ini terdapat sebagai kristal-kristal kalsium-oksalat. Kalsium mempergiat pembelahan sel-sel di meristem, membantu pengambilan nitrat dan mengaktifkan berbagai- bagai enzim. Di dalam daun yang tua ada terdapat lebih banyak kalsium daripada di dalam daun-daun yang muda. Jika suatu tanaman- percobaan tiba-tiba dipindahkan ke suatu larutan yang tidak mengandung kalsium, maka daun-daun yang terbentuk kemudian tidak mendapatkan distribusi kalsium dari daun-daun yang sudah tua. Ini berarti bahwa unsur-unsur kalsium tersebut dalam keadaan immobil tidak pindah di dalam tanaman Dwijoseputro, 1992. 4. Magnesium Mg Merupakan faktor untuk pembentukan klorofil. Kekurangan Mg mengakibatkan klorosis yang dimulaikan dari batang bagian bawah, kerap kali diikuti dengan matinya bagian-bagian atau daun seluruhnya. Menguningnya daun tidak dimulai dari pangkal, melainkan dari ujung, sedang tulang-tulang daun tetap beerwarna hijau. Magnesium memegang peranan di dalam pertukaran zat pospat, ikut serta mempengaruhi proses pernapasan dan pula mengaktifkan enzim-enzim transposporilase, dehidrogenase dan karboksilase. Magnesium yang berlebihan menimbulkan gejala-gejala keracunan, akan tetapi hal ini dapat dihindari dengan memberikan kalsium yang cukup. 5. Belerang S Merupakan penyusun macam-macam asam-amino, tiamin, biotin; kedua zat yang terakhir ini sangat penting sebagai vitamin. Bawang merah dan bawang putih memerlukan unsur ini di dalam jumlah yang cukup besar. Belerang biasanya diserap akar sebagai ion- ion SO 4 ˉ, akan tetapi dapat juga masuk melalui daun berupa SO 2 . Kekurangan belerang hampir serupa gejalanya seperti kekurangan nitrogen, yaitu daun-daun yang muda menjadi kuning, sedang daun-daun yang tua pun berubah menjadi pucat, apabila kekurangannya belerang terus-menerus. Belerang tersusun dari zat organik yang dapat diubah menjadi belerang yang anorganik untuk diedarkan ke jaringan tumbuhan untuk pembentukan zat organik. Hal ini terjadi di dalam daun, dimana belerang dilepaskan untuk didistribusikan ke buah dan biji yang akan dewasa. Jadi belerang bersifat mobil dapat pindah ke lain tempat. 6. Besi Fe Diperlukan tanaman untuk pembentukan klorofil. Kekurangan besi dalam bentuk ion-ion Fe 2+ menyebabkan klorosis. Defisiensi kekurangan besi adalah daun menjadi kuning atau pucat, tetapi urat- urat daun tetap berwarna hijau. Besi berperanan sebagai ko-enzim dalam berbagai proses pernapasan, selain itu merupakan bagian dari enzim katalase, peroksidase, sitokrom. Tanah yang terlampau banyak mengandung kapur, pula tanah yang netral atau sedikit basa itu pada umumnya kekurangan zat besi. Besi yang ada di dalam tanaman tidak mudah lagi didistribusikan ke bagian lain yang membutuhkannya, dengan kata lain, besi merupakan unsur yang immobil di dalam tubuh tanaman. Daun-daun yang tua tidak dapat memberikan persediaan besi kepada daun-daun yang muda yang memerlukan elemen tersebut. 7. Borium B Seperti besi juga merupakan mikro-elemen yang penting, akan tetapi fungsinya di dalam tubuh tanaman belum diketahui jelas. Hanya gejala kekurangan borium adalah cepat matinya bagian-bagian yang mengalami pertumbuhan seperti “penyakit pucuk” top sickness pada tembakau, menguningnya kobis, menggulungnya daun kentang Dwijoseputro, 1992. 8. Mangan Mn Mikro-elemen yang mengaktifkan beberapa enzim seperti dehidrogenase dan karboksilase. Kekuranagn Mn mempunyai efek yang sama seperti kekurangan besi atau kekurangan Mg, yaitu klorosis. Ada beberapa penyakit defisiensi tertentu yang disebabkan oleh kekurangan unsur ini. Tanah yang cukup basa kurang mengandung Mn. 9. Tembaga Cu Suatu mikro-elemen yang mempunyai peranan dalam proses- proses oksidasi-reduksi. Terlalu banyak Cu menyebabkan racun. Akibat kekurangan unsur ini adalah menyusutnya ujung daun, yang akhirnya mengakibatkan gugurnya seluruh daun. 10. Seng Zn Suatu mikro-elemen yang penting dalam mengaktifkan beberapa enzim, diperlukan di dalam pembentukan asam indol-asetat. Kekurangan Zn mengakibatkan kerdil pada ujung akar dan menghambat pertumbuhan seluruhnya. 11. Molybdenum Mo Mikro elemen yang paling sedikit dibutuhkan, penting di dalam mereduksikan nitrat. Kekurangan Mo mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman. Terlalu banyak Mo mengakibatkan racun. 12. Aluminium Al Mikro-elemen banyak terdapat di tanaman. Unsur ini sebenarnya tidak termasuk unsur yang esensial, tetapi diperlukan kebanyakan tanaman. Unsur Al banyak terdapat di dalam tanah yang sedikit asam. 13. Silisium Si Diperlukan oleh ganggang Diatomeae, suku Gramineae dan beberapa suku lainnya, tetapi untuk banyak suku yang lain unsur ini tidak esensial Dwijoseputro, 1992.

D. Penelitian yang Relefan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari 2008 dengan judul penelitian “Pengaruh Komposisi Media dan Macam Zat Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Tanaman Anthurium hookeri ”, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh komposisi media dan macam zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman Anthurium hookeri. Zat pengatur tumbuh yang paling berpengaruh adalah BPA, dimana zat pengatur tumbuh ini paling unggul dalam pertumbuhan tanaman yang meliputi jumlah daun dan lebar daun. Sedangkan tinggi tanaman paling unggul adalah zat pengatur tumbuh GA3. Berikut adalah tabel rata-rata tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun tanaman Anthurium hookeri pada penelitian ini: Tabel 2.4. Rata-rata tinngi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun tanaman Anthurium hookeri Perlakuan Rata-Rata Pengamatan pada Parameter Tinggi Tanaman cm Lebar Daun cm Jumlah Daun helai IAA 11,30 2,34 6,50 BAP 12,56 2,39 6,67 GA3 13,50 2,24 6,17

E. Hipotesis

1. Hipotesis Alternatif H1 : Ada pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh sintetis Auksin, Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan pertumbuhan sayuran sawi pakcoy Brassica rapa L. Kelompok chinensis 2. Hipotesis Nol H0 : Tidak ada pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh sintetis Auksin, Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan pertumbuhan sayuran sawi pakcoy Brassica rapa L. Kelompok chinensis