Pengujian Karakterisasi Gel HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini digunakan pelarut etanol. Pelarut ini dipilih karena telah memenuhi dua persyaratan pelarut menurut Harbone 1987 yaitu pelarut tersebut harus merupakan pelarut yang terbaik untuk bahan yang diekstraksi dan pelarut tersebut harus terpisah dengan cepat setelah pengocokkan. Kekurangan metode ekstraksi maserasi yaitu proses ekstrasi cukup lama karena membutuhkan waktu beberapa hari dan hasil penyarian tidak sempurna karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sedikit. Pada penelitian ini hasil rendemen ekstral kental lidah buaya yang didapatkan adalah 8,62 bb.

B. Pengujian Karakterisasi Gel

Gel yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan beberapa pengujian yaitu uji organoleptis, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas dan fokus uji penelitian ini adalah uji efektifitas anti luka pada tikus jantan galur Wistar. 1. Uji Organoleptis Tujuan dari uji organoleptis adalah untuk melihat karakterisasi gel kitosan yang terbuat dari limbah kulit udang windu serta gel kitosan dengan penambahan ekstrak Aloe vera secara kasat mata atau dengan mata tanpa menggunakan alat bantuan apapun seperti mikroskop dan lain-lain, serta menggunakan alat indera yang ada seperti indra peraba, penciuman, dan perasa. Pada uji organoleptis ini, seluruh kelompok gel uji yang telah jadi dilihat warnanya, dan bau yang dihasilkan. Hasil pengamatan uji organoleptis sediaan ditunjukkan dalam tabel VII. Tabel VII. Organoleptis gel kelompok uji Kriteria Positif Negatif Ekstrak Kombinasi I Kombinasi II Kombinasi III Bentuk Cair, kental Cair, kental Cair, kental Cair, kental Cair, kental Cair, kental Warna Putih bening Putih keruh Hijau keruh Hijau Keruh Hijau Keruh Hijau Keruh Bau Tidak berbau Tidak berbau Bau Khas Ringan Bau Khas Ringan Bau Khas Ringan Bau Khas Ringan Keterangan: Positif : Gel Bioplacenton® Negatif : Gel dengan kitosan 2 Ekstrak : Gel dengan Ekstrak Aloe vera 3 Kombinasi I : Gel dengan kitosan 2 dan Ekstrak Aloe vera 1 Kombinasi II : Gel dengan kitosan 2 dan Ekstrak Aloe vera 2 Kombinasi III : Gel dengan kitosan 2 dan Ekstrak Aloe vera 3 Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa bentuk dari gel kombinasi tetap berupa cairan kental atau tidak mengubah bentuk dari gel kitosan dan ekstrak Aloe vera 3. Warna yang ditimbulkan oleh ekstrak lidah buaya adalah hijau. Kepekatan warna gel bertambah seiring dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak lidah buaya yang dicampurkan ke dalam gel. Gel dapat dikatakan memenuhi aspek acceptability bila warna yang dihasilkan tidak berubah dari awal pengamatan hingga akhir pengamatan, homogen atau tidak tergantung pada zat aktif yang digunakan, dan bebas dari cemaran. Dengan hasil ini, gel kitosan 2 yang dicampurkan dengan ekstrak Aloe vera dapat memenuhi aspek acceptability secara organoleptis. 2. Uji Daya Sebar Gel Tujuan uji daya sebar gel untuk mengetahui kemampuan penyebaran gel pada permukaan kulit. Daya sebar gel dipengaruhi oleh konsistensi dari sediaan gel. Apabila konsistensi gel semakin lunak, maka daya sebar akan lebih luas sehingga akan lebih mudah diabsorbsi dan mudah dioleskan. Sediaan harus bersifat mudah diabsorbsi supaya bahan obat dapat masuk ke dalam kulit dan menimbulkan efek, apabila sulit diabsorbsi maka efek yang ditimbulkan oleh sediaan akan membutuhkan waktu yang lama atau dapat tidak menimbulkan efek sama sekali. Hasil pengujian daya sebar gel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel VIII. Tabel VIII. Daya sebar kelompok uji Beban g Positif Negatif Ekstrak Kombinasi I Kombinasi II Kombinasi III 4,05±0,05 3,55±0,06 4,03±0,05 3,98±0,05 4,03±0,05 4,05±0,06 50 4,55±0,13 4,05±0,10 4,65±0,06 4,68±0,15 4,70±0,12 4,55±0,10 100 5,08±0,10 4,40±0,08 5,20±0,08 4,95±0,06 5,05±0,15 4,98±0,17 150 5,70±0,80 4,75±0,13 5,83±0,18 5,58±0,17 5,68±0,22 5,75±0,14 200 6,13±0,10 5,13±0,13 6,33±0,10 5,88±0,10 6,00±0,14 6,10±0,18 Keterangan: Positif : Gel Bioplacenton® Negatif : Gel dengan kitosan 2 Ekstrak : Gel dengan Ekstrak Aloe vera 3 Kombinasi I : Gel dengan kitosan 2 dan Ekstrak Aloe vera 1 Kombinasi II : Gel dengan kitosan 2 dan Ekstrak Aloe vera 2 Kombinasi III : Gel dengan kitosan 2 dan Ekstrak Aloe vera 3 Pada tabel VIII. dapat dibandingkan daya sebar antara gel dengan kitosan saja dan keberadaan ekstrak Aloe vera pada gel kitosan tersebut. Dapat dilihat terjadi kenaikan daya sebar pada gel kitosan yang telah ditambahkan ekstrak Aloe vera baik kombinasi I, II, maupun III pada semua beban. Perbandingan daya sebar antara ekstrak Aloe vera 3 dengan kombinasi III menunjukkan pengaruh keberadaan kitosan yang telah dijadikan gel pada ekstrak Aloe vera 3 terhadap daya sebar sediaan. Hasil yang dapat dilihat pada tabel VIII menunjukkan penurunan daya sebar pada kombinasi III, sehingga dapat disimpulkan keberadaan kitosan dalam ekstrak Aloe vera 3 menurunkan daya sebar sediaan. Pada pengujian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil daya sebar gel dengan urutan dari tinggi ke rendah yaitu gel ekstrak bioplasenton® kombinasi III kombinasi II kombinasi I gel kontrol negatif. Hasil tersebut menunjukkan ekstrak Aloe vera yang diberikan menaikkan daya sebar dari gel seiring dengan peningkatan konsentrasi dan keberadaan kitosan menurunkan daya sebar dari gel. Hal ini berpengaruh karena viskositas masing-masing formula. Semakin tinggi viskositas maka akan menurunkan daya sebar dari gel, sedangkan semakin rendah viskositas maka akan meningkatkan daya sebar dari gel. 3. Uji pH Tujuan dari uji pH adalah untuk mengetahui derajat keasaman dari sediaan gel yang dibuat oleh peneliti. Pengujian dilakukan dengan mengambil sedikit sampel dari tiap gel yang dibuat ada kaca arloji kemudian dilarutkan pada sedikit air. Larutan gel tersebut kemudian dioleskan pada kertas pH universal. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan yang ada pada kemasan. Uji pH dilakukan pada semua sediaan gel kitosan 2 dan ekstrak lidah buaya yang dihasilkan setelah pembuatan menggunakan indikator kertas pH universal. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan yang dihasilkan memiliki pH yang acceptable untuk diaplikasikan pada kulit. pH sediaan yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah pH netral yaitu 6,5 – 7,5. Hal ini didasarkan pada kenyamanan penggunaan sediaan, di mana apabila pH sediaan terlalu rendah maka dimungkinkan akan mengiritasi kulit. Tabel dibawah ini merupakan tabel hasil pengamatan uji pH sediaan yang dihasilkan pada 48 jam setelah pembuatan. Tabel IX. Hasil pH formula gel yang dibuat. Formula pH Gel Bioplacenton® 7 Gel kitosan 2 7 Gel ekstrak Aloe vera 3 7 Gel kitosan kombinasi 2 + Aloe vera 1 7 Gel kitosan kombinasi 2 + Aloe vera 2 7 Gel kitosan kombinasi 2 + Aloe vera 3 7 Hasil pH kelompok gel yang diujikan dengan pH universal menunjukkan hasil yang seragam yaitu berada pada pH 7 untuk seluruh kelompok uji. Hal ini menunjukkan penambahan Aloe vera dengan berbagai konsentrasi 1, 2, dan 3 tidak merubah pH pada sediaan gel kitosan. Hasil pengujian pH ini juga menunjukkan bahwa gel kitosan yang dikombinasikan dengan ekstrak lidah buaya acceptable atau aman digunakan pada kriteria pH sediaan. 4. Uji viskositas Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui viskositas atau kekentalan dari sediaan atau gel yang dibuat peneliti. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat viscometer untuk pengujian viskositas sediaan gel kitosan. Prosedur ini diulangi sebanyak 3 kali untuk replikasi dengan memberi jeda kurang lebih 1-2 menit. Hasil uji viskositas dapat dilihat dalam diagram yang tertera pada gambar 8. Gambar 8. Diagram hasil uji viskositas Tabel X. Hasil uji viskositas Formula Viskositas rata-rata Kontrol positif 240 ± 0 Kontrol negatif 250 ± 0 Kontrol ekstrak saja 220 ± 0 Kitosan + ekstrak 1 250 ± 0 Kitosan + ekstrak 2 240 ± 0 Kitosan + ekstrak 3 240 ± 0 Dari pengujian yang dilakukan peneliti diperoleh hasil viskositas dari kontrol positif sebesar 240 dPas, kontrol negatif sebesar 250 dPas, gel esktrak saja sebesar 220 dPas, gel kitosan + ekstrak konsentrasi 1 sebesar 250 dPas dan gel 205 210 215 220 225 230 235 240 245 250 255 Kontrol positif Kontrol Negatif Kontrol Ekstrak saja Kitosan + Ekstrak 1 Kitosan + Ekstrak 2 Kitosan + Ekstrak 3 Viskositas dPaS kitosan + ekstrak 2 dan 3 sebesar 230 dPas. Ekstrak lidah buaya memiliki viskositas paling rendah, sedangkan gel tanpa lidah buaya memiliki viskositas paling tinggi. Perbandingan antara viskositas gel kitosan 2 dengan kombinasi I tidak menunjukkan perbedaan viskositas, namun bila gel kitosan 2 dibandingkan dengan kombinasi II dan III menunjukkan adanya penurunan viskositas sebesar 10 dPaS. Hal ini menunjukkan pada konsentrasi Aloe vera yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan viskositas namun pada konsentrasi rendah yaitu 1 tidak ada perbedaan viskositas setelah ditambahkan ekstrak Aloe vera maupun tidak menggunakan ekstrak Aloe vera. Bila ekstrak Aloe vera dibandingkan dengan gel kombinasi III, menunjukkan peningkatan viskositas sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian gel kitosan dalam ekstrak Aloe vera menaikkan viskositas sediaan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya ikatan matriks yang hancur dengan keberadaan ekstrak Aloe vera. Ikatan matriks tersebut akan melemah dan menyebabkan viskositas sediaan menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi Aloe vera.

C. Uji Efektivitas Anti Luka

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Studi Pembuatan Kitosan Dari Kulit Udang (Penaeus Monodon)

7 124 63

Pemanfaatan Kitosan Dari Kulit Udang (Penaeus Monodon) Dan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas), Untuk Menurunkan Kadar Ni, Cr Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 54 141

PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe Vera Linn) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus Norvegicus)

4 35 20

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb) DENGAN GELLING AGENT KITOSAN FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb) DENGAN GELLING AGENT KITOSAN DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR.

0 1 15

Pengaruh pemberian sediaan gel penyembuh luka pada tikus jantan galur wistar dengan kombinasi zat aktif kitosan dari limbah kulit udang windu (Peneaus monodon) dan ekstrak kulit manggis.

1 9 133

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri acetobacter xylinum dari limbah ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.) dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan.

1 1 136

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri Acetobacter xylinum dari limbah air cucian beras dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan.

0 2 133

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri acetobacter xylinum dari limbah ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.) dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan

0 0 134

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri Acetobacter xylinum dari limbah air cucian beras dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan - USD Repository

0 0 131