jangka waktu yang lama. Untuk mencapai keinginan tersebut dilakukan berbagai upaya antara lain dengan mengadakan penilaian terhadap bonafiditas calon
pemborong yang akan melaksanakan pekerjaan. Perjanjian pengadaan barangjasa sebagai suatu perjanjian yang
mengandung risiko tinggi dan memerlukan penanganan yang baik dan untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab dari
masing-masing pihak, baik dari pihak pemborong maupun dari pihak yang memborongkan. Untuk itu perlu diadakan seleksi atas keadaan setiap pemborong
dan apabila pemborong melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan perjanjian pengadaan barangjasa atau bestekrencana kerjabisa dijadikan alasan bahwa
pemborong telah wanprestasi. Berdasarkan hal tersebut di atas, sebagai pelaksana dari pembangunan
suatu proyek maka tanggung jawab pemborong sangat dibutuhkan terhadap suatu pekerjaan. Untuk itu pemborong harus dapat melaksanakan pekerjaan
pemborongan bangunan tersebut dengan baik dan tentunya juga tepat waktu.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaturan pengadaan barangjasa pemerintah menurut Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa pemerintah ? 2.
Bagaimana bentuk-bentuk kontrak dalam perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah ?
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana tanggung jawab hukum pemborong terhadap pemerintah dalam
kontrak pengadaan barangjasa pemerintah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara dan untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu dengan memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman kepada pembaca
yang berminat mengenai perjanjian kerja. Namun berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaturan pengadaan barangjasa pemerintah menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa
pemerintah. 2.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk kontrak dalam perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah.
3. Untuk mengetahui tanggung jawab hukum pemborong terhadap pemerintah
dalam kontrak pengadaan barangjasa pemerintah Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah :
1. Secara teoritis dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi
pemikiran bagi pengembangan studi hukum khususnya mengenai perjanjian kerja borongan.
Universitas Sumatera Utara
2. Secara praktis yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
gambaran tentang tanggung jawab pemborong terhadap pemerintah dalam perjanjian kerja.
Di samping itu juga, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pemikiran pada praktisi hukum sesuai yang diinginkan oleh masyarakat,
pemerintah dan aparat penegak hukum di Indonesia.
D. Keaslian Penulisan
Menurut yang penulis ketahui, belum ada tulisan yang mengangkat mengenai Tanggung jawab Pemborong Terhadap Pemerintah Dalam Perjanjian
Kerja Studi Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Penulisan ini diangkat karena ingin mengetahui lebih
lanjut tentang tanggung jawab pemborong terhadap pemerintah dalam perjanjian kerja tersebut.
E. Tinjauan Kepustakaan