D. Wanprestasi Dalam Kontrak Pengadaan BarangJasa
Sebagaimana diketahui bahwa perjanjian atau kontrak merupakan suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya pada satu
orang atau lebih lainnya. Suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut
sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
26
Apabila salah satu pihak lalai atau tidak menepati prestasi sebagaimana yang telah diperjanjikan dinamakan melakukan wanprestasi. Wujud dari
wanprestasi tersebut meliputi :
27
1. Tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan untuk dilaksanakan.
2. Melaksanakan apa yang diperjanjikan tetapi tidak sama dengan isi
perjanjian. 3.
Terlambat dalam melakukan kewajiban perjanjian. 4.
Melakukan sesuatu yang diperjanjikan untuk tidak dilakukan. Ada empat akibat adanya wanprestasi, yaitu sebagai berikut :
1. Perikatan tetap ada.
Kreditur masih dapat menuntut kepada debitur pelaksanaan prestasi, apabila ia terlambat memenuhi prestasi. Disamping itu, kreditur berhak menuntut ganti
rugi akibat keterlambatan melaksanakan prestasinya. Hal ini disebabkan
26
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Cetakan Kedua, Bandung : Alumni, 1986, hlm. 56.
27
Wirjono R. Prodjodikoro, Azas-azas Hukum Perjanjian, Bandung : Sumur, 1981, hlm. 61.
Universitas Sumatera Utara
kreditur akan mendapat keuntungan apabila debitur melaksanakan prestasi tepat pada waktu.
2. Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur Pasal 1243 KUHPerdata.
3. Beban risiko beralih untuk kerugian debitur, jika halangan itu timbul setelah
debitur wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar dari pihak kreditur. Oleh karena itu, debitur tidak dibenarkan untuk berpegang
pada keadaan memaksa. 4.
Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat membebaskan diri dari kewajibannya memberikan kontra prestasi dengan menggunakan
Pasal 1266 KUHPerdata. Selanjutnya kreditur dapat menuntut kepada debitur yang telah melakukan
wanprestasi hal-hal sebagai berikut :
28
1. Kreditur dapat meminta pemenuhan prestasi saja dari debitur.
2. Kreditur dapat menuntut prestasi disertai ganti rugi kepada debitur Pasal 1267
KUHPerdata. 3.
Kreditur dapat menuntut dan meminta ganti rugi, hanya mungkin kerugian karena keterlambatan.
4. Kreditur dapat menuntut pembatalan perjanjian.
5. Kreditur dapat menuntut pembatalan disertai ganti rugi kepada debitur. Ganti
rugi itu berupa pembayaran uang denda. Di dalam hukum kontrak Amerika, sanksi utama terhadap breach of
contract adalah pembayaran compensation ganti rugi, yang terdiri atas costs
28
Wirjono R. Prodjodikoro, Op.Cit, hlm. 62.
Universitas Sumatera Utara
biaya dan damages ganti rugi, serta tuntutan pembatalan perjanjian rescission.
Akibat kelalaian kreditur yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu : 1.
Debitur berada dalam keadaan memaksa. 2.
Beban risiko beralih untuk kerugian kreditur, dan dengan demikian debitur hanya bertangungjawab atas wanprestasi dalam hal ada kesengajaan atau
kesalahan besar lainnya. 3.
Kreditur tetap diwajibkan memberi prestasi balasan Pasal 1602 KUHPerdata.
29
29
Salim, H.S., Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta : Sinar Grafika, 2006, hlm. 100.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV TANGGUNGJAWAB HUKUM PEMBORONG TERHADAP
PEMERINTAH DALAM KONTRAK PENGADAAN BARANGJASA PEMERINTAH
A. Hak dan Kewajiban Pemborong
Telah sama-sama diketahui bahwa manusia
adalah membawamenyandang hak dan kewajiban di dalam hubungan hukum. Memang
bukan manusia saja yang menyandang subyek hukum melainkan badan hukum pun dapat dikatakan sebagai penyandang hak dan kewajiban.
Tujuan hukum membawa manusia ke arah suasana yang serba berkeadilan, berketenangan di dalam interaksi sosial dalam masyarakat seperti
pepatah latin mengatakan “Ubi Sosiates, Ibi Ius” atau dengan kata lain “masyarakat dan hukum itu tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan”. Oleh karena
itu dalam suatu perjanjian para pihak masing-masing memiliki hak dan kewajiban seperti halnya perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah.
1.Hak Pemborong
Dalam hal ini yang menjadi hak dari pemborong adalah menerima uang atas pembayaran secara tepat waktu dan tepat jumlah yang harus dijamin oleh
pemberi kerjapengembang Dalam hal pembayaran pada umumnya dipergunakan berupa uang
tetapi berkat kemajuan tekhnologi dan dilihat dari praktisnya pembayaran dapat dilakukan dengan surat berharga, misalnya cek, wesel ataupun bilyet
Universitas Sumatera Utara