d = Nilai rata-rata perbedaan return saham perusahaan akusitor dan
non akuisitor setelah pengumuman akuisisi. Dengan menggunakan derajat kebebasan n-
1 dan α = 5 serta uji dua sisi kemungkinan terdapat atau tidak terdapat perbedaan maka hasil perhitungan
t
test
dibandingkan dengan t
tabel
1. Hipotesis diterima apabila nilai t
dimana :
test
t
tabel
artinya H
o
ditolak dan H
a
2. Hipotesis ditolak apabila nilai t
diterima
test
t
tabel
artinya H
o
diterima dan H
a
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam pennelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan pada
penelitian adalah : ditolak
1. Harga saham emiten yang merupakan harga penutupan harian closing
price . 2.
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG selama periode 2004 – 2009. 3.
Data tanggal pengumuman akuisisi yang dilakukan secara resmi melalui pengumuman dari Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004– 2009.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut berasal dari Indonesian Capital Market Directory dan data laporan
keuangan perusahaan go publik yang melakukan akuisisi dan telah listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2009.
3.4.3 Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi Nazir, 1988 yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara mempelajari dan menganalisa dokumentasi laporan keuangan perusahaan go publik yang pernah melakukan akuisisi dan telah listing di Bursa
Efek Indonesia.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Pasar Modal di Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut: