4.1.2 Sejarah Bursa Efek Indonesia
Perkembangan Bursa di Indonesia dimulai dari pendirian Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM sebagai pengelola Bursa pada tahun 1977. Pada saat itu
merupakan masa paling sulit bagi BAPEPAM untuk memperkenalkan dan mengembangkan Bursa di Indonesia. Dengan usaha yang begitu besar baik dari
tenaga SDM maupun dari dana yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui BAPEPAM, untuk pengembangan Bursa di Indonesia nilainya cukup besar yang
tidak mungkin dilakukan oleh pihak swastaSRO seperti dewasa ini. Pengembangan Bursa membutuhkan waktu kurang lebih 15 tahun untuk
dapat menghasilkan 162 emiten. Baru setelah BAPEPAM berhasil mengembangkan Bursa di Indonesia dan Bursa sudah menjadi kebutuhan
masyarakat Indonesia khususnya emiten dan investor, kemudian Bursa diswastanisasikan tahun 1992.
Dalam perjalanan penswastanisasian Bursa, untuk mendorong pencatatan emiten dan perdagangan saham di Indonesia khususnya di wilayah timur,
Pemerintah melalui BAPEPAM mempelopori pendirian BES pada tahun 1989. BES merupakan Bursa swasta pertama kali didirikan di Indonesia pada tanggal 16
Juni 1989, dan kemudian dilanjutkan dengan pendirian BEJ pada tanggal 13 Juli 1992. Pendirian BEJ adalah seiring dengan penswastanisasian Bursa Efek
Indonesia. Pada tahun 1992, Pemerintah mengalihkan peran BAPEPAM sebagai penyelenggara Bursa kepada BEJ melalui swastanisasi Bursa. Selanjutnya, pada
tahun 1993 Pemerintah melalui Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek PPUE
mendirikan Bursa Paralel Indonesia BPI untuk mengakomodasi transaksi diluar Bursa over the counter. Perkembangan berikutnya, pada tahun 1995 BPI
digabungkan dengan BES dan setelah penggabungan BES telah mampu mengembangkan fasilitas pencatatan dan perdagangan bagi perusahaan menengah
kecil serta obligasisurat utang. Setelah Bursa Efek Indonesia diswastanisasikan menjadi BEJ dan BPI
digabungkan dengan BES, perkembangan percepatan emiten saham, emiten obligasi mengalami kenaikan. Namun, lima tahun terakhir sejak 2002 hingga
sekarang emiten saham dan obligasi mengalami perlambatan, dan di bidang instrument lainnya seperti derivative dapat dikatakan belum mengalami kemajuan
berarti. Kondisi ini mendorong perlunya perhatian Pemerintah, dalam hal ini BAPEPAM dan LK, SRO dan pelaku pasar, untuk melakukan sesuatu yang
strategis untuk mencapai percepatan pertumbuhan jumlah emiten saham dan obligasi serta perkembangan produk-produk yang diperdagangkan di Bursa. Salah
satu pendekatan yang direncanakan oleh Pemerintah sebagaimana dituangkan dalam Master Plan Pasar Modal 2005-2006 yaitu penggabungan BES dan BEJ.
Penggabungan kedua Bursa ini diyakini dapat menghasilkan sinergi sehingga efisiensi pasar modal dapat tercapai. Bursa Efek Indonesia BEI didirikan oleh
pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Desember 2007 yang merupakan penggabungan antara Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES.
4.1.3 Visi dan Misi PT Bursa Efek Indonesia.