Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur Permukiman

6 Ekonomi dan Wisata 6. Pasar desakelurahan 3 Unit Baik 7. Pos pemasaran industri rumah tangga 3 Unit Baik 8. Tempat Rekreasi 1 Unit Baik Sumber: Hasil Observasi Agustus 2016 Sanitasi berbasis masyarakat Uraian Jml Unit Fungsi Pengguna KK Iuran adatdk Kelompok Pengelola SPAL Perpipaan Komunal  SPAL Komunal Bantuan APBNPusat - - - - - -  Sanimas - - - - - -  SLBM - - - - - -  USRI - - - - - -  SPAL Komunal Bantuan sumber lain - - - - - - MCK SPAN non perpipaan  SPAL Komunal Bantuan sumber lain - - - - - -  SPAL Komunal Bantuan sumber lain - - - - - - Pengelolaan Sampah  Tempat pembuangan sampah sementara 1 Bak Baik Seluruh KK - DKP Karangasem Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara Agustus 2016 Akses Masyarakat Terhadap Sanitasi Jumlah Rumah Jumlah Rumah Yang Memiliki Jamban Pribadi Perkiraan Jumlah KK yang BAB Sembarangan  Banjar Triwangsa 115 55  Banjar Tengah 213 162  Banjar Telugtug 237 3  Banjar Telaga 248 4  Banjar Pengawan 177 200 7  Banjar Kreteg 190 8  Banjar Brahmana 41 8  Banjar Kutabali 123 44  Banjar Dukuh 86 69  Banjar Karanganyar 193 51 Total 1793 379 Sumber: Kelian Banjar Dinas Desa Sibetan Bangunan Rumah Nama Dusun Jumlah Yang dilengkapi IMB Jumlah Rumah Tidak Layak Huni Jumlah Rumah Beresiko Terhadap Bencana  Banjar Triwangsa  Banjar Tengah  Banjar Telugtug  Banjar Telaga  Banjar Pengawan  Banjar Kreteg  Banjar Brahmana  Banjar Kutabali  Banjar Dukuh  Banjar Karanganyar Total Sumber: - Bangunan Sarana SosialIbadah Nama Bangunan Jumlah Yang dilengkapi IMB Jumlah Bangunan Sosial Yang Beresiko Terhadap Bencana  Masjid - - -  Moshula - - -  Gereja - - -  Pura 3 - -  Vihara - - -  Rumah Adat - - - Total 3 - - Sumber: Hasil Observasi Agustus 2016 8 Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan Jumlah Lokasi Puskesmas 1 Br. Karanganyar Puskesmas pembantu 1 Br. Tengah Pos Bersalin 1 Br. Karanganyar Posyandu 10 Setiap Banjar Praktek Dokter Umum 1 Br. Telaga Sumber: Hasil Observasi Agustus 2016 Fasilitas Pendidikan Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi Laki-laki Perempuan Jumlah Jamban Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah SD Negeri 1 Sibetan 82 90 172 5 1 12 SD Negeri 2 Sibetan 68 59 127 4 4 6 SD Negeri 3 Sibetan 91 90 181 6 6 7 SD Negeri 4 Sibetan 30 33 63 6 5 2 SD Negeri 5 Sibetan 48 41 89 4 9 6 SD Negeri 6 Sibetan 34 23 57 4 4 15 SD Negeri 7 Sibetan 30 32 62 2 - 16 Sumber: Observasi, Wawancara, dan Data Administrasi Sekolah Agustus 2016

2.2 Permasalahan Infrastruktur Permukiman

 Permahasalah Umum Desa Sibetan merupakan daerah penghasil buah salak terbesar di Bali. Wilayah desanya didominasi oleh persawahan dan perkebunan khususnya kebun salak, sebagian masyarakatnya mendapatkan peghasilan dari hasil perkebunan, dimulai dari pemilik kebun ataupun buruhnya. Sebagai desa yang mempunyai banyak kebun sudah sewajarnya akan menghasilkan banyak sampah organik yang seharusnya bisa diolah namun sayangnya masyarakat Sibetan belum bisa merealisasikannya karena kendala pengetahuan dan peralatan. 9 Masyarakat Sibetan mayoritas bersekolah sampai tingkat SMA sehingga membutuhkan pelatihan khusus untuk merealisasikan pengelolaan sampah organik. Selain sampah organik yang menjadi permasalahan kebersihan lingkungan desa, ada sampah anorganik yang banyak berserakan di sekitaran masyarakat misalnya di pemandian umum, pasar, pinggir jalan, dll. Beberapa sampah anorganik ini seharusnya bisa menambah penghasilan warga dengan cara menukarkannya di bank sampah namun pada kenyataannya warga belum memanfaatkan dengan baik potensi tersebut. Selain akan menambah penghasilan, pengolahan sampah organik dan anorganik akan mengurangi pencemaran alam. Selain permasalahan banyaknya sampah yang berserakan, tingkat pendidikan dan tingkat perekonomian warga rupanya mempengaruhi perilakunya dalam menjaga kebersihan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, masyarakat Sibetan masih membuang sampah di sungai, pekarangan rumah, saluran air dll, padahal DKP telah menyediakan sebuah tempat sampah yang nantinya akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir. Namun masyarakat sibetan belum memanfaatkan dengan baik fasilitas yang disediakan karena kendala jarak tempat sampah tersebut dengan permukiman warga yang cukup jauh. Setelah dilakukan survey di Desa Sibetan ternyata banyak ditemukan tempat sampah pribadi yang dibangun di atas tanah milik pribadi. Hal ini menyebabkan banyaknya sampah yang tersebar di lingkungan warga. Jika dilihat sekilas, sampah-sampah tersebut sangat mengganggu pemandangan dan dapat menambah potensi terjadinya penyakit misalnya Deman Berdarah. Untuk itu diperlukan kesadaran dari masyarakat agar dapat memilah dan mengolah sampah dengan baik sehingga tingkat kesehatan di Desa Sibetan juga dapat diperbaiki dan ditigkatkan. Desa Sibetan masih banyak memiliki lahan kosong yang seharusnya bisa dibangun sebuah Tempat Pembuangan Sementara yang nantinya masyarakat Sibetan dapat bergotong royong serta bahu-menbahu dalam pembanguanan, pengangkutan, dan pengelolaannya. Karena, jika warga hanya mengandalkan fasilitas yang disediakan pemerintah saja tidak akan ada perubahan sampai kapan pun. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan kerja sama masyarakat sibetan dalam menjaga kebersihan sehingga dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakatnya.  Permasalahan Air Minum Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia, jika tidak ada air maka mustahil manusia bisa melanjutkan kehidupan. Selain digunakan untuk kebersihan, air sangat penting untuk memenuhi kebutuhan perut umat manusia. Tentunya air yang diharapkan