Permasalahan Infrastruktur Permukiman HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

9 Masyarakat Sibetan mayoritas bersekolah sampai tingkat SMA sehingga membutuhkan pelatihan khusus untuk merealisasikan pengelolaan sampah organik. Selain sampah organik yang menjadi permasalahan kebersihan lingkungan desa, ada sampah anorganik yang banyak berserakan di sekitaran masyarakat misalnya di pemandian umum, pasar, pinggir jalan, dll. Beberapa sampah anorganik ini seharusnya bisa menambah penghasilan warga dengan cara menukarkannya di bank sampah namun pada kenyataannya warga belum memanfaatkan dengan baik potensi tersebut. Selain akan menambah penghasilan, pengolahan sampah organik dan anorganik akan mengurangi pencemaran alam. Selain permasalahan banyaknya sampah yang berserakan, tingkat pendidikan dan tingkat perekonomian warga rupanya mempengaruhi perilakunya dalam menjaga kebersihan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, masyarakat Sibetan masih membuang sampah di sungai, pekarangan rumah, saluran air dll, padahal DKP telah menyediakan sebuah tempat sampah yang nantinya akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir. Namun masyarakat sibetan belum memanfaatkan dengan baik fasilitas yang disediakan karena kendala jarak tempat sampah tersebut dengan permukiman warga yang cukup jauh. Setelah dilakukan survey di Desa Sibetan ternyata banyak ditemukan tempat sampah pribadi yang dibangun di atas tanah milik pribadi. Hal ini menyebabkan banyaknya sampah yang tersebar di lingkungan warga. Jika dilihat sekilas, sampah-sampah tersebut sangat mengganggu pemandangan dan dapat menambah potensi terjadinya penyakit misalnya Deman Berdarah. Untuk itu diperlukan kesadaran dari masyarakat agar dapat memilah dan mengolah sampah dengan baik sehingga tingkat kesehatan di Desa Sibetan juga dapat diperbaiki dan ditigkatkan. Desa Sibetan masih banyak memiliki lahan kosong yang seharusnya bisa dibangun sebuah Tempat Pembuangan Sementara yang nantinya masyarakat Sibetan dapat bergotong royong serta bahu-menbahu dalam pembanguanan, pengangkutan, dan pengelolaannya. Karena, jika warga hanya mengandalkan fasilitas yang disediakan pemerintah saja tidak akan ada perubahan sampai kapan pun. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan kerja sama masyarakat sibetan dalam menjaga kebersihan sehingga dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakatnya.  Permasalahan Air Minum Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia, jika tidak ada air maka mustahil manusia bisa melanjutkan kehidupan. Selain digunakan untuk kebersihan, air sangat penting untuk memenuhi kebutuhan perut umat manusia. Tentunya air yang diharapkan 10 adalah air yang bersih dan sehat. Berdasarkan survey dan wawancara dengan masyarakat sibetan, Desa Sibetan memiliki banyak mata air yang masih sangat deras mengeluarkan air bersih bahkan ditemukan banyak air yang terbuang karna pipa-pipa air tidak ditutup. Warga yang membutuhkan air dapat mengambil langsung dari mata airnya. Kendalanya adalah tidak semua warga tinggal di dekat mata air sehinga ada beberapa perumahan yang tidak dapat mengakses air tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, aparat desa telah mengupayakan adanya pipa-pipa yang dapat mengalirkan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun tidak semua rumah warga terjangkau oleh pipa-pipa tersebut selain itu, ukuran pipa yang relative kecil mengakibatkan aliran air sering mengalami kemacetan sehingga seringkali masyarakat kewalahan dalam menjalankan aktifitasnya. Dilihat dari permasalahan tersebut seharusnya bisa dipecahkan dengan cara membangun sebuah pompa besar yang mampu mengalirkan air dari mata air terdekat ke permukiman warga. Namun hal ini akan membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merealisasikannya. Masalah Faktor Penyebab Aspek Teknis  Keterbatasan jumlah pipa sehingga beberapa permukiman tidak mendapatkan pasokan air bersih  Pipa terlalu kecil sehingga aliran air sering mengalami kemacetan  Kendala jarak permukiman warga dengan mata air sehingga pipa-pipa yang ada tidak dapat menjangkau perumahan warga. Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, masalah tersebut disebabkan oleh keterbatasan fasilitas yang disediakan pemerintah dan minimnya kesadaran masyarakat dalam bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan pribadi masing-masing. Selain itu, keterbatasan lainnya dapat dilihat dari faktor sumber mata air dan kondisi pemukiman yang berada di dataran tinggi. Aspek Sosial  Kurangnya kesadaran masyarakat dalam gotong royong untuk memenuhi kebutuhan pribadi  Kurangnya partisipasi masyarakat dalam merawat dan menjaga kebersihan fasilitas Berdasarkan pengamatan, masalah tersebut disebabkan oleh kurangnya ajakan dan himbauan aktif dari tokoh masyarakat untuk bersama-sama dalam menjaga fasilitas umum. 11 pemerintah khusunya pipa-pipa air sehingga beberapa pipa tersumbat. Aspek Kelembagaan - - Aspek Keuangan - - Aspek Lingkungan - -  Permasalahan Sanitasi Masalah Faktor Penyebab Aspek Teknis  Beberapa jamban milik warga belum memenuhi standar karena masih banyak terdapat lubang terbuka di jamban- jamban pribadi yang seharusnya tertutup.  Beberapa warga masih Buang Air Besar di sungai karena merasa tidak urgent memiliki jamban dan mengandalkan pemandian umum. Berdasarkan survey dan wawancara dengan warga sibetan, masalah tersebut disebabkan oleh tingkat perekonmian warga yang masih terbatas sehingga pendapatan warga tidak mencukupi untuk memperbaiki jamban pribadi. Sedangkan bebarapa kepala keluarga yang belum memiliki jamban beranggapan bahwa BAB hanya perlu di sungai atau pekarangan rumah karena merasa tidak urgent memilikinya. Aspek Sosial  Kurangnya kesadaran warga dalam menjaga kebersihan sehingga masih banyak warga yang BAB disembarang tempat seperti sungai dan pekarangan rumah.  Kurangnya kesadaran masyarakat dalam merawat dan menjaga jamban pribadi sehingga tidak terlalu mementingkan perbaikan jamban.  Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengelola sampah organik dan anorganik sehingga banyak Sosialisasi antar masyarakat utuk berbagi informasi tentang kebersihan dan kesehatan masih sangat minim. Selain itu, keterbatasan pendidikan serta perekonimian menjadi kendala dalam pengelolaan sampah secara langsung. 12 sampah yang berserakan. Aspek Kelembagaan  Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengelola sampah organik dan anorganik sehingga banyak sampah yang berserakan. Masalah tersebut disebabkan oleh kurangnya penyuluhan secara aktif dari dinas terkait dan dari tokoh masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sehingga warga minim informasi dalam hal demikian. Aspek Keuangan  Perekonomin warga yang terbatas menjadi kendala dalam pembanguan jamban pribadi misalnya warga yang hanya berprofesi sebagai buruh lepas dan tidak mempunyai pendapatan tetap. Kurangnya lapangan pekerjaan tetap bagi warga yang berpendidikan rendah sehingga sulit mendapatkan pendapatan yang tetap. Aspek Lingkungan  Air sungai yang digunakan oleh beberapa warga untuk mencuci pakaian menjadi tercemar oleh kotoran manusia dan sampah-sampah yang berada di saluran air Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga alam sehingga masih banyak sampah dan kotoran yang terdapat di saluran air jernih.  Permasalahan Penataan Kawasan Permukiman Infrastruktur dasar di Desa Sibetan masih mengalami kendala di beberapa sektor. Sektor yang utama adalah pada kondisi pengelolaan sampah yang masih belum ditangani dengan baik. Sampah menjadi sektor yang utama karena kesehatan masyarakat dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal masyarakat. Kesehatan merupakan pondasi untuk menggerakan aktivitas masyarakat sehari-hari, semakin bagus tingkat kesehatan masyarakat, maka akan membuat desa juga semakin maju dan produktif. Kurangnya fasilitas penampungan sampah TPS dan kurang baiknya sistem pengelolaan sampah menjadi faktor utama dalam penanganan sampah di Desa Sibetan. Selain kedua masalah tersebut, kesadaran masyarakat dalam menghadapi masalah sampah merupakan poin penting dan sangat mendasar. Menjawab permasalahan tersebut, dibutuhkan koordinasi masyarakat, pemerintahan desa dan kabupaten untuk bersama-sama 13 menyelesaikan masalah sampah ini. Hal yang paling utama yang harus segera dilakukan adalah penambahan titik pengangkutan sampah di Desa Sibetan atau setidaknya dibuatkan bak-bak sampah di beberapa titik yang dapat diangkut ke pusat pengangkutan oleh DKP Karangasem. Sektor lain yang juga menjadi masalah adalah beberapa akses jalan desa yang masih kurang baik untuk dilalui, sehingga transportasi masih agak sulit untuk masuk ke pelosok- pelosok desa. Mengenai permasalahan ini, diharapkan adanya perbaikan jalan sehingga transportasi ke daerah pelosok desa dapat dilalui dengan baik, apalagi Desa Sibetan dikenal karena perkebunan salaknya memperoleh manfaat untuk mendistribusikan hasil panen dari para petani salak. 2.3 Peluang dan Potensi Desa Sibetan memiliki luas wilayah 11,25 km2 dan didominasi oleh lahan perkebunan yang hijau. Dari lahan tersbut seharusnya bisa menyediakan beberapa hektar tanah dipinggir jalan untuk dibangun tempat pembuangan sampah sementara sehingga masalah pembuangan sampah sembarangan dapat dikurangi. Selain itu, dari tanah yang luas dan mata air yang berlimpah juga dapat dibangun WC umum untuk mengatasi masalah BAB sembarangan guna mewujudkan Indonesia bersih dan sehat. Namun, jika dikaitkan dengan pembangunan dan tanah pasti berhubungan erat dengan pendanaan dan lahan. Jika masyarakat hanya mengandalkan dana dari pemerintah dan tidak mau melepaskan tanah untuk pembangunan infrastruktur, maka akan mengalami banyak kesulitan dalam pembangunan tersebut. Untuk itu diperlukan kekompakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan utama. Kekompakan tersebut bisa dimulai dari masing-masing banjar untuk membangun Desa Sibetan yang bersih dan sehat. Potensi yang dimiliki oleh Desa Sibetan seperti perkebunan salak dapat dimanfaatkan sebagai agrowisata oleh beberapa pihak desa guna mendukung pembangunan sanitasi desa dan pengelolaan sampah desa. Oleh karena itu dibutuhkan juga pembangunan jalan-jalan kecil dan beberapa ruang di kebun salak untuk memberi kenyamanan dan kemudahan bagi para wisatawan. Pembangunan jalan-jalan ini juga diharapkan dapat selaras dengan kebutuhan masyarakat Desa Sibetan. 14

BAB III RENCANA KERJA MASYARAKAT

3.1. RANCANGAN RINCI KEGIATAN PELATIHAN DI TINGKAT MASYARAKAT

3.1.1. Jenis Pelatihan

Belum ada pelatihan yang bisa direalisasikan. Pelatihan input data profil desa yang telah direncanakan sebelumnya tidak dapat terealisasi karena kendala dana yang belum cukup untuk menyediakan akses internet di desa. Jenis pelatihan Tujuan Total Peserta Peserta Pelaksana Narasumber Waktu Tempat Keterangan Kaya Menengah Miskin L P L P L P - - - - - - - - - - - - - 3.1.2. Rencana Biaya Belum ada. 3.1.3. Rencana Pelaksanaan Belum ada.

3.2. RANCANGAN RINCI KEGIATAN REHABITILITASI SARANA AIR MINUM

DI MASYARAKAT PERDESAAN 3.2.1. Sistem Penyediaan Air Minum yang Direncanakan Belum ada.

3.2.2. Rencana Jenis Pelayanan Air Minum yang akan direhabilitasi di Masyarakat

Lokasi Dusun Akses Saat Ini Rencana Perbaikan Akses SPAM Rencana Perbaikan SAM Kay a Me n en g ah Misk in Ju m lah Kay a Me n en g ah Misk in Ju m lah Jenis Sarana Air Minum yang direncanakan Jumlah Sarana yang direncanakan - - - - - - - - - - - 15

3.2.3. Rencana Rehabilitasi Sarana Air Minum yang akan Dibangun di Sekolah

Belum ada. Nama Sekolah Jenis sarana air minum yang direncanakan Jumlah sarana air minum yang direncanakan SD Negeri 1 Sibetan - - SD Negeri 2 Sibetan - - SD Negeri 3 Sibetan - - SD Negeri 4 Sibetan - - SD Negeri 5 Sibetan - - SD Negeri 6 Sibetan - - SD Negeri 7 Sibetan - - Jumlah - - 3.2.4. Detailed Engineering Design Rincian Desain Teknis danatau Gambar Sketsa Belum ada. 3.2.5. Rencana Biaya Belum ada. 3.2.6. Rencana Pelaksanaan Belum ada.

3.3. RANCANGAN RINCI KEGIATAN REHABILITASI SARANA SANITASI

KOMUNAL DI MASYARAKAT PERI URBAN 3.3.1. Rehabilitasi Sarana Sanitasi Komunal yang Direncanakan Belum ada.

3.3.2. Rencana Jenis Sarana Sanitasi Komunal yang akan direhabilitasi di Masyarakat

Lokasi Dusun Rumah Tangga Tanpa Akses Saat Ini Rencana Rehabilitasi Akses dari KKN TEMATIK Rencana Rehabilitasi Sarana Sanitasi Komunal Kay a Me n en g a h Misk in Ju m lah Kay a Me n en g a h Misk in Ju m lah Jenis Sarana Sanitasi Komunal yang direncanakan Jumlah Sarana Sanitasi Komunal yang direncanakan - - - - - - - - - - - 3.3.3. Detailed Engineering Design Rincian Desain Teknis danatau Gambar Sketsa Belum ada. 3.3.4. Rencana Biaya Belum ada.