7 6
Bab 4 Mengabadikan Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia
c. Zaman Perundagian
Pada zaman perundagian, kemampuan manusia dalam kegiatan ekonomi semakin maju. Kegiatan ekonomi makin beraneka ragam diantaranya
pertanian, peternakan, membuat keranjang, membuat gerabah, bepergian ke tempat-tempat lain untuk menukar barang-barang yang tidak dihasilkan
di desa tempat tinggalnya. Kegiatan mereka merupakan permulaan dari kegiatan perdagangan.
Pada masa perundagian, dalam masyarakat timbul golongan-golongan para ahli dalam mengerjakan kegiatan tertentu, misalnya ahli mengatur upacara
keagamaan, ahli pertanian, ahli perdagangan dan ahli membuat barang- barang dari logam dan sebagainya. Pengetahuan dalam berbagai bidang
meningkat. Ilmu tentang perbintangan dan iklim telah dikuasai untuk mengetahui arah angin yang diperlukan dalam pelayaran dan pengaturan
kegiatan-kegiatan dalam pertanian.
C. Kehidupan Budaya Awal Masyarakat Indonesia
Perlu Kalian Ketahui
Menurut penyelidikan seorang ahli purbakala yaitu Dr. Brandes terdapat 10 unsur kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1. Mampu bercocok tanam padi dengan bersawah
2. Mengenal dasar-dasar pertunjukkan wayang
3. Mengenal seni gamelan yang terbuat dari perunggu
4. Pandai membatik dengan lukisan khas
5. Mampu membuat barang-barang dari logam
6. Susunan masyarakatnya telah macapat ditata rapi
7. Mengenal alat tukar dalam perdagangan
8. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pelayaran
9. Mengenal ilmu pengetahuan astronomi
10. Susunan masyarakatnya telah teratur.
a. Zaman Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ternyata telah menghasilkan budaya yang belum ada pada masa sebelumnya, seperti
lukisan-lukisan di dinding di gua-gua tempat tinggal mereka atau di dinding karang. Di luar Indonesia, seni lukis yang berupa lukisan-lukisan di dinding-
dinding karang atau gua-gua ditemukan di Eropa, misalnya di negara Prancis, Afrika, Australia. Di tempat-tempat tersebut seni lukis berasal
dari masa yang lebih tua daripada yang ditemukan di Indonesia. Di Indonesia seni lukis adalah suatu hasil budaya yang baru dicapai pada masa berburu
tingkat lanjut dan ditemukan tersebar di daerah Sulawesi selatan, kepulauan Maluku dan Irian.
Penemuan lukisan dinding gua di daerah Sulawesi selatan untuk pertama kalinya dilakukan oleh C.H.M. Heren-Palm dalam tahun 1950. Di dalam
gua tersebut ditemukan cap-cap tangan dengan jari-jarinya direntangkan dengan ditaburi cat merah. Di gua tersebut Van Heekeren juga menemukan
lukisan seekor babi rusa yang sedang melompat dengan panah di bagian jantungnya. Barangkali lukisan tersebut dimaksudkan sebagai suatu
harapan agar mereka berhasil dalam berburu di hutan. Babi rusa tadi digambarkan dengan garis-garis warna merah.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sejarah SMA Kelas X
7 7
Sumber:
I Wayan Badrika 2002: 28
Gambar: Lukisan pada dinding batu di Papua
Di tempat-tempat lain lukisan pada dinding-dinding karang atau gua-gua juga menggunakan cat warna merah, hitam
atau putih. Sumber inspirasi dari lukisan-lukisan tersebut adalah cara hidup mereka pada masa itu yang tergantung
pada alam sekelilingnya, yaitu berburu dan mengumpulkan makanan. Dengan demikian, lukisan tersebut menggambarkan
kehidupan sosial ekonomik dalam kepercayaan masyarakat waktu itu. Di dalam lukisan-lukisan prasejarah pada dinding-
dinding gua itu mengandung nilai-nilai estetika dan magis yang bertalian dengan totem dan upacara-upacara yang belum
diketahui dengan jelas.
Cap-cap tangan dengan dasar warna merah, mungkin mengandung arti kekuatan atau simbol kekuatan pelindung
untuk mencegah roh-roh jahat. Adapun cap tangan dengan
jari yang tidak lengkap dianggap sebagai tanda adat berkabung. Ada anggapan dari kalangan para ahli bahwa lukisan-lukisan itu juga
mengandung maksud sebagai upacara penghormatan terhadap nenek moyang, upacara kesuburan, untuk meminta hujan dan sebagainya.
Kecuali lukisan-lukisan pada dinding-dinding karang, alam kepercayaan pada masa itu terlihat juga dalam upacara penguburan mayat. Bukti-bukti
tentang penguburan ditemukan di gua Lawa Sampung, di gua Sodong dan di bukit kerang di Sumatera Utara. Di antara mayat-mayat itu ada
yang ditaburi dengan cat-cat merah yang berupa butiran. Diduga bahwa cat-cat merah ini berhubungan dengan suatu upacara penguburan, dengan
maksud memberikan kehidupan baru di alam baka.
b. Zaman Bercocok Tanam
Masyarakat masa bercocok tanam sudah memperhatikan tentang kesenian misalnya ditemukannya kulit kerang yang digunakan sebagai kalung,
gelang-gelang dari batu indah dan manik-manik. Di dalam gua-gua yang menjadi tempat tinggal mereka ditemukan lukisan-lukisan dengan beberapa
warna. Hasrat untuk mengekspresikan keindahan muncul ketika manusia mulai menetap sementara di goa-goa. Ekspresi keindahan itu dituangkan
dalam bentuk seni lukis dengan media dinding-dinding goa atau permukaan batu. Ketika manusia sudah mulai hidup menetap, ekspresi keindahan
bertambah variasinya. Seiring dengan perkembangan teknik tuang logam dan pembuatan gerabah, dalam aspek seni muncul seni lukis dalam bentuk
relief dan seni patung.
Relief sebenarnya merupakan penegasan dari seni lukis dengan media permukaan batu, seni patung diwujudkan dalam bentuk patung menhir
atau patung-patung megalitik batu besar lainnya. Aspek lain yang terkandung dalam seni rupa itu adalah nilai-nilai magis-religius. Oleh karena
itu, gaya penampilan seninya juga dipengaruhi oleh latar belakang kepercayaan senimannya. Hal itu terlihat jelas pada seni rupa masa proto-
sejarah yang kurang memperhatikan segi anatomis dan proporsi. Seni pada waktu itu lebih ditekankan pada segi simbolisnya.
Untuk memperoleh gambaran mengenai seni rupa pada masa proto-sejarah, berikut ini diuraikan hasil-hasil seni rupa seperti seni lukis, seni patung,
dan seni kerajinan. Kegiatan seni melukis berupa lukisan di dinding-dinding goa atau dinding-dinding karang sudah dilakukan oleh manusia sejak masa
berburu dan meramu. Hal itu terbukti dari temuan-temuan di Prancis, Afrika, India, Thailand, dan Australia. Kegiatan seni lukis di Indonesia
Di unduh dari : Bukupaket.com
7 8
Bab 4 Mengabadikan Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia